BAB 62

1.6K 76 4
                                    

A/n:
Jangan marah kepada Jason dan jangan marah juga kepada Vivian setelah kalian baca Page ini.

Selamat membaca :')

_______________________

Jantung Jason rasanya berhenti sebentar, ia merasa dirinya kaku dan sekilas cuplikan ia lakukan yang sangat menakutkan dan seakan-akan mampu memengaruhi dirinya penuh penyesalan hingga ia tak memperbaikinya bermunculan. Tapi ia memaksa-sangat memaksa pada dirinya agar meskipun itu salah ia punya alasan tidak menghakimi dirinya. Untuk itulah ia mengukirkan senyum hangat menatap kedatangan gadis muda, yang perlahan-lahan menuju padanya.

"Vivian ...." Jason York berkata dengan suara kecil, yang terdengar lemah.

Vivian York melangkah pelan menuju Jason. Gadis itu tampak waspada dan Jason mengerti itu.

Tepat di samping Jason, pelan Vivian meraih kursi dan duduk di sana. Vivian mengalih tatapan menuju meja memajang vas bunga hiasan.

"Aku minta satu buahmu, Dad." Vivian berkata setelah menggapai dan mengambil salah satu buah yang tertata di atas meja.

"Jeruk."

Vivian mengangkat buah jeruk itu dan menunjukkan kepada Jason.

Sekilas, Jason mengerjap.

"Kukira kau tidak menyukai buah jeruk. Sejak kecil kau tidak menyukai buah itu, Viv."

"Itu diriku yang dahulu."

"Sikapmu tampak berubah." Suara Jason mengecil. Namun ia tetap mengukirkan senyum kepada Vivian. "Jasmine tahu diri yang tampak berubah ini?"

Santai, Vivian mengedikkan bahu, seakan-akan membalas Jason.

Ketika Vivian kecil, di usia kanak-kanak, Jason dan Jasmine bersikeras ingin Vivian memakan buah jeruk, satu waktu ketika itu Vivian kekurangan vitamin C. Dokter yang menangani Vivian meminta Vivian untuk mengkonsumsi buah jeruk sehari dua kali. Vivian sangat menolak. Alasan hari itu dikatakan Vivian adalah buah jeruk asam dan sampai dewasa Vivian membenci buah jeruk. Mendengar alasan Vivian hari itu, Jason dan Jasmine tidak menerima alasan sederhana diberikan Vivian, dan tetap membujuk Vivian memakan buah jeruk demi kesehatan tubuh dan demi suasana sekolah yang dirindukan gadis itu, yang salah satu hasutan Jason berikan pada Vivian kecil kala itu.

Beberapa menit kemudian, tatapan Jason tampak sedih merasakan suasana menghening yang terasa tercekat. Ekspresi Vivian bahkan menggambarkan ketidaksukaan. Jason mengansumsikan sekarang dinding diantara mereka telah berdiri, yang seolah menjadi suatu ukuran jarak tidak saling akrab.

Jason tahu akan terjadi suasana seperti ini, mengingat apa yang terjadi hari itu dan Jason tak akan sanggup menatap wajah Vivian bahkan berbicara pun tak sanggup dilakukannya setelah apa yang terjadi antara mereka berdua.

Ketika Vivian mencoba menatap Jason, tampak senyum pahit terlihat jelas di wajah Vivian dan tatapan tak menyenangkan Vivian menjelaskan suasana hati dia tak baik-baik saja. Tentu saja dia marah dan tidak sekarang dia mengeluarkan kemarahan itu. Dia sedang menahan kemarahan itu.

Vivian cekatan mengupas kulit jeruk setelah kulit jeruk itu tak terlihat memakan salah satu daging jeruk itu. Mengunyah, menelannya dan mengulanginya.

Sedetik kemudian keheningan terganti ketika Vivian menyahut dengan nada suara serak dan pelan, "Sekarang aku memakannya. Ini terasa manis dan cocok ternyata dengan lidahku."

Setelah itu suasana kembali hening. Jason memerhatikan Vivian. Sejak tadi Vivian hanya menatap sekilas saja dan ketika ingin berbicara dia akan bicara. Dia sekarang sedang menikmati memakan jeruk dan tidak menatap lebih lama kepada Jason.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang