BAB 42

2.3K 68 5
                                    

Lucas Agnellie mengarahkan mobilnya menuju perusahaan Agnellie. Sementara itu, dalam beberapa hari Lucas memutuskan tidak kembali ke kediaman Agnelli. Beberapa kali Lucas tidak bisa mengingat atau menghitungnya—Lucas menggertakkan giginya karena marah.

Penjaga keamanan gerbang depan perusahaan memerhatikan Lucas dengan tatapan terkejut sesaat sampai senyum di wajah penjaga keamanan itu berubah ramah. Mobil Lucas memasuki halaman perusahaan dan Lucas memarkir mobilnya sembarangan.

Dari atap perusahaan dengan ketinggian yang tak terhitung, ada keributan terdengar oleh Lucas. Kepala Lucas berdongak dania melihat suatu bayang berputar. Ia mengalihkan pandangan ke arah penjaga keamanan. Di sana pria bertugas sebagai satuan penjaga keamanan menatap Lucas dengan kaku dan takut-takut.

"Ada yang bisa aku bantu, Pak?" Satuan Keamanan itu bertanya kepada Lucas dengan suara yang sopan.

"Siapa yang ada di atap?" Lucas bertanya.

"Tuan Agnellie dengan seorang perempuan."

Lucas mengerutkan kening, "Apa yang mereka lakukan? Lalu suara apa yang ada di atap perusahaan?"

"Pak Louis tidak memberi tahu saya. Dan suara yang didengar Pak Lucas mungkin itu pesawat jet."

"Mereka sudah memasuki perusahaan?"

"Ya, Pak. Lima belas menit lalu."

"Sialan. Apa yang ingin dia lakukan lagi? Perusahaan dalam kekacauan!" Lucas mendesis pada dirinya sendiri. Lucas melihat kembali ke penjaga keamanan yang berdiri di sebelah kanan. "Kau bisa kembali ke tempatmu sekarang."

Lucas masuk ke perusahaan. Louis belum sepenuhnya pergi. Louis seharusnya masih di lantai 3 atau 4 saat ini. Dengan langkah lebar dan cepat, Lucas mengejar Louis.

Di depan salah satu elevator yang menyala, Lucas berjalan menuju elevator dan Lucas mengangkat kepalanya menatap lampu indikator elevator. Lantai 8. Elevator membawa Louis menuju lantai 8 dan naik ke lantai dua.

Bergegas cepat, Lucas beralih ke elevator kosong berikutnya dan menekan tombol lantai tiga. Elevator bergerak agak cepat. Mengingat perusahaan Agnellie, FOXY, mengutamakan waktu yang merupakan segala sesuatu yang harus dikejar, hal ini juga berlaku pada elevator perusahaan.

Pintu elevator terbuka dan berhenti di lantai 3. Lucas bergegas menuju elevator dengan lampu indikator menyala. Di sana, Lucas menemukan sebuah elevator menyala. Lucas melangkah lebar dan lebar.

"Apa-apaan bajingan sialan itu! Memutuskan untuk keluar dari negara ini? Louis, kau benar-benar berandalan!" Lucas menekan tombol elevator ketika ia tiba di depan pintu suatu elevator.

Pintu elevator terbuka.

Tubuh Lucas membeku. Mata Lucas tidak berkedip. Suara Lucas secara naluriah keluar dan berkata, "Jasmine."

Kaki Jasmine sadar termundur selangkah. Mata Jasmine sama dengan mata Lucas-tidak berkedip.

"Hebat. Hebat. Ada angin apa tiba-tiba kau ke sini, Saudaraku?" Louis memberikan tekanan dalam situasi gila saat ini.

Mata Louis bergerak perlahan, ke arah Jasmine. Salah satu tangan Louis langsung mencengkram eram tangan Jasmine.

"Kau kenal Louis, Jasmine?" Lucas bertanya dengan berani kepada Jasmine.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang