BAB 57

1.9K 66 4
                                    

Matahari musim panas di Berlin bagus untuk fotosintesis para pohon. Daun-daun hijau di pohon bermekaran dengan indah, sudah pasti. Tetapi musim yang sering berganti terdapat daun pohon yang harus berguguran, angin akan membantu melepaskan daun yang tak kuat bertahan dari ranting pohon yang kokoh.

Angin selatan bertiup kencang. Beberapa daun beterbangan.

Jason York umur 9 tahun, pemuda kecil pemalu yang memiliki mata biru, rambut cokelat gelap, hidung mancung dan dahi sedikit lebar. Jason memiliki daya pikir seperti orang dewasa, diam-diam ia dapat menganalisis ekspresi orang yang tidak baik ataupun sebaliknya.

Mendongakkan kepala lalu meneguk kedua lutut dan duduk di atas tanah bererumputan hijau di setengah berbukit di belakang rumah keluarga York, Jason merapatkan kedua tangan di atas lutut dengan memasang ekspresi mengusut. Jason memejamkan mata sejenak dan istirahat sebelum mengecat. Tapi Jason tertidur karena kelelahan dan ia tidak menyadari waktu cepat berlalu.

Terbangun ketika sebuah daun menghantam ke wajah, Jason membuka mata perlahan dan mendongak. Terlihat langit berwarna jingga. Kerutan di kening Jason bergelombang. "Sepertinya aku tertidur."

Bunyi suara perut menyahut tiba-tiba, Jason tersenyum miris dan memegang perut. Ia berkata, "Aku tahu, pasti kau akan memberikan tanda. Sejak pagi kau belum kuberikan isi apa pun. Maaf."

Jason bangkit berdiri.

"Aku akan mencuri makanan di kulkas. Semoga Bibi Letty belum pulang dari urusannya di luar," bisik Jason, suaranya lemah. "Jatah makananku hari ini hanya malam. Aku butuh makan, aku lapar."

Jason berjalan menuju pintu belakang rumah.

Semenjak tinggal di rumah kediaman York, Jason hanya diberikan makan malam saja. Pagi dan sore Jason harus menahan lapar.

Jason melangkah mengendap masuk ke dalam dapur dan memerhatikan was-was ke sekelilingnya.

Lemari pending di dapur seperti biasa, tidak pernah kosong, semua bahan dapur ada di sana. Seperti sosis, sayur, telur, susu, buah-buahan dan beberapa makanan lain lagi.

Jason mengambil sosis, telur dan susu. Lalu kemudian Jason memasaknya. Sungguh Jason masih kecil dan amatir, tetapi Jason tetap melakukan tindakan itu dengan cara pelan-pelan.

"Tuan Muda Jason?!"

Seketika punggung Jason menegang. Telur akan di balik menggunakan spatula mendadak terhenti. Jason menggigit bibir bawah dan memutar kepala ke belakang dan melihat seorang yang datang ke dapur.

"Trisha." Jason berkata pelan dan menunduk tak perdaya.

"Apa yang Tuan Muda lakukan?" Trisha mendekat ke arah Jason dan segara mematikan kompor. "Apa Tuan memasak lagi?"

Jason mengangguk pelan.

"Tuan, Anda bisa memanggil saya. Jangan lakukan hal ini lagi."

"Aku lapar. Kau pasti sibuk bekerja mengurusi rumah besar ini." Jason berkata pelan dan kembali menurunkan kontak mata menatap lantai. "Jika ada pelayan lain di rumah tahu tentang aku menyuruhmu memasak, kau akan dimarahi. Cukup aku saja."

Trisha menggelengkan kepala dan memegang kedua pundak Jason. "Meskipun Nona Letty marah pada saya, itu tidak apa-apa. Saya lebih mengkhawatirkan Tuan Mudah melakukan sesuatu seperti ini di dapur. Tuan Muda bisa terluka. Tunggulah di meja makan. Saya akan memasak makanan untuk Tuan."

"Tidak, Trisha. Aku tak ingin kau dimarahi." Jason cepat-cepat memegang lengan Trisha dan berharap Trisha menuruti satu permintaannya.

"Saya akan baik-baik saja, Tuan."

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang