"Maaf Tannia, aku mengganggu obrolanmu dengan rekan bisnismu yang tadi," kata Sethian, seraya berjalan bersama Tannia di sebelah menuju tempat Vivian.
Tannia, perempuan berambut gelombang cokelat membalas mengedikkan bahu dan berkata, "Tidak apa-apa, Seth. Lagi pula aku ingin cepat-cepat bertemu dengan modelmu. Vivian. Banyak perusahaan fasyen ingin mengontrak dia."
"Sepertinya matamu sangat jeli dan tidak pernah salah menilai sesuatu yang sangat mengundang suatu keberhasilan," kata Sethian. "Betapa irinya aku mengetahui kau memiliki clairvoyance. Sebuah mata belum lama kau katakan padaku beberapa minggu ini, yang bisa menilai seseorang memiliki potensi menguntungkan."
Clairvoyance, adalah mata berkemampuan mendapatkan informasi, seperti sebuah penampakan atau pengelihatan tentang sesuatu secara langsung, baik dalam jarak dekat atau pun sangat jauh. Siapapun memiliki kemampuan seperti ini dapat mempersepsikan hal-hal atau kejadian, baik di masa lalu, masa kini, atau masa depan, yang dilakukan di luar kontak sensorik normal. Kemunculan kemampuan ini salah satu penyebabnya adalah masa lalu yang buruk pernah menimpahnya. Adanya reaksi insting dapat membangkitkan kemampuan ini bersamaan dengan kerja otak, sehingga hanya orang-orang tertentulah yang memiliki kemampuan ini.
Tannia memiliki kemampuan clairvoyance dan hanya segelintir orang yang mengetahui kemampuanny, salah satunya Sethian yang mengetahui kemampuan clairvoyance pada mata Tannia.
Tannia memberitahu Sethian akan kemampuan tersebut, tahu apa yang telah terjadi di masa lalu Sethian. Pada akhirnya Sethian tak bisa membantah apa pun dikatakan Tannia terhadap masa lalu itu.
Tannia menjelingkan mata ke Sethian, dengan lembut bertanya, "Apa kau memberi tahu pertemuanku ini kepada Eddy, Seth?"
"Iya. Ada sesuatu yang buruk akan terjadi?"
Pandangan Tannia melurus. Bayangan Tannia maupun Sethian terpantulkan oleh marmer lantai berputih dinding.
"Tidak."
Di tempat tadi Sethian berdiri bersama Vivian, Sethian mengernyit, figur Vivian maupun Eddie sudah tidak di tempat itu.
"Mereka kemana? Maksudku Vivian bersama Eddie." Sethian berdecak.
Tannia melengkungkan senyum tipis. Dia mengarahkan kepala ke arah balkon, menjawab perkataan Sethian, "Sepertinya mereka berada di balkon sebelah utara."
"Kalau begitu kita langsung ke sana saja."
Tannia mengedikkan bahu untuk menanggapi perkataan Sethian.
💍
Mendengar deheman, lantas Vivian memutar kaki ke belakang. "Rupanya kau, Sethian."
"Eddie tidak berlaku jahat padamu?" tanya Sethian kepada Vivian, setelah itu melirik Eddie sekilas.
Sethian datang bersama perempuan berambut gelombang cokelat.
"Hai Tannia."
Eddie berbicara lebih dulu kepada perempuan di sebelah Sethian.
Ekspresi Tannia mendatar. Dia tidak menjawab perkataan Eddie.
"Vivian? Kau mungkin sudah tahu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPT
RomanceNSFW - [D28+] [√ SELESAI] [DDLG PROJECT OF PURE TABOO] VOLUME (1). Behind Forbidden Love © 2019, Ennvelys Dover, All right reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover Logo Illustration & Designer: MPH/MDee ...