BAB 4

9.7K 258 5
                                    

Pemanasan global!


"Reymond Kandita?!"

Vivian berteriak sangat keras, tubuh Raymond menegang. Juga, dia ragu-ragu untuk berbalik dan ragu-ragu untuk mendekati Vivian yang marah.

"Ke sini! Sekarang juga!"

Raymond terpaksa berjalan menuju Vivian.

"Rias kembali wajahku. Natural saja. Cepat!"

Setelah pemotretan tadi, Vivian langsung menuju ruang ganti baju dan memakai kembali pakaian yang pertama.

"Vivian, maaf, aku hanya melihatmu dengan Lonza dan tidak membantumu."

Suara sedih Reymond terdengar menyesal sambil meriasi wajah Vivian.

Vivian tidak menjawab.

"Viv, ayolah jangan diam saja," bujuk Reymond.

"Kau membuatku kecewa lagi, Mond."

"Vivian."

"Apalagi, Mond?" Vivian mendengkus kesal dengan ekspresi datar. "Aku memaafkanmu, Mond. Anggaplah aku lagi berbaik hati."

Deheman suara berat seseorang dari belakang membuat Vivian dan Reymond menoleh bersamaan.

Vivian mendelik, tapi langsung membuat ekspresi dingin saat melihat siapa yang berdehem.

Bahasa Inggris British Lonza keluar, "Sepertinya tadi sikap aku sangat tidak baik padamu. Maaf."

Vivian menatap benci sekaligus menahan tangan terkepal di bawah setiap detik ia siap melayangkang tinjunya ke wajah Lonza. Tapi apa daya, ia tidak ingin merusak reputasi telah lama baik ia jaga hanya karena Lonza.

Tanpa berkata-kata, Vivian membuang muka dan mengabaikan Lonza.

"Tadi aku telah salah padamu, Nona York. Sebagai permintaan maaf, aku akan mengirimkan parfum daisy yang tidak dijual dan akan kukirim ke rumahmu sebagai permintaan maafku."

Vivian tertegun mendengar perkataan Lonza. Ia segera bangkit dari duduk dan menatap Lonza penuh nyalang.

Senyum miring dengan mata dingin yang berani Lonza mengarah kepada Vivian.

"Kau?! Pergi dari hadapanku! Aku-"

Kata-kata dalam bahasa Inggris British sedikit fasih Vivian keluar, tapi ia segara sadar diri bahwa ia telah membuka sedikit rahasia ia yang tentu saja Lonza sudah kenali.

Lonza dengan gerakan cepat berjalan maju dan mendekati Vivian lalu melingkarkan tangan secara posesif ke pinggang Vivian.

Kasar, kata-kata Vivian dalam bahasa Indonesia keluar, "Hei lepaskan! Tindakanmu ini sangat menjijikan, Berengsek!"

Kekuatan tangan Lonza sangat kuat. Vivian berusaha melepaskan diri dari Lonza.

Tenang dan maju ke telinga Vivian, Lonza berbisik, "Apa kau tidak menyukai parfum daisy lagi? Atau kau mengingat sesuatu? Ah, sepertinya aku tahu kau gugup semua orang melihat kita bukan?"

Senyum cemooh mengambang begitu saja di bibir Lonza, tentu saja ujung mata Vivian melihat bagaimana ekspresi Lonza ukirkan.

Lonza kembali berkata dalam bahasa Inggris British, "Kau membuatku gila, sweetheart orc."

Deru napas Lonza terasa melembut dan panas di telinga Vivian. Sekuat tenaga yang masih tersisa, Vivian menginjak kaki kuat Lonza dan berhasil. Lonza meringis kesakitan.

"Reymond usir dia!" tegas Vivian penuh marah.

Setelah berpamitan kepada semua staf di basecampe supermodel, Vivian bergegas menuju tempat parkir, berjalan terburu-buru sambil melirik jam tangan yang terlingkar di gelang tangannya.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang