BAB 30

3.2K 81 0
                                    

Dengan wajah menatap ke bawah dan tangan menggenggam kuat lipatan gaun yang dapat diraih, Jasmine merasa sesak dalam dada.

Tabrakan kecil dari depan membuat Jasmine mendongakkan kepala. Bahu kanan Jasmine tak sengaja menabrak seseorang tanpa dilihatnya pada saat wajahnya menatap ke bawah.

"Maaf," kata Jasmine seraya memerhatikan wajah seseorang itu. Jasmine melihat ekspresi serius dari wajah seseorang itu yang berjenis kelamin perempuan.

Kernyitan di dahi Jasmine bergelombang. Ia merasa tak asing terhadap wajah perempuan itu.

"Mom, sudah kuperingatkan jangan berjalan cepat-cepat."

Suara berat dari seorang pria menuju ke tempat Jasmine dan seorang wanita berdiri menggema.

Mata Jasmine mendelik, kejutan apalagi ini?

Jasmine menatap kembali pada perempuan yang sebelumnya ditabrak olehnya. Lalu Jasmine memerhatikan kembali wajah pria yang menyahut sebelumnya pada perempuan yang dipanggil Mom oleh pria itu.

"Adelle?" ucap Jasmine secara naluriah. Jasmine yakin itu adalah Adelle Agnellie, namun versi wajah perempuan itu berubah karena usia tak muda ia pernah temui di tahun Junior.

Perempuan melangkah mendekat ke Jasmine.

"Jasmine? Kau Jasmine, kan?" tanya perempuan itu. "Kau datang untuk menemui Lucas?"

Jasmine semakin yakin bahwa ini adalah Adelle yang merupakan Ibu Lucas. Namun kebingungan sangat dalam menggeluti pikiran Jasmine. Secara nalar Jasmine belum lama pergi dari hadapan Lucas-sekarang Lucas berdiri di tempatnya ini.

"Mom, dia siapa?" tanya pria di sebelah Adelle.

"Jasmine," kata Adelle. "Dia dulu adalah kekasih saudaramu."

Itulah jawaban yang keluar dari mulut Adelle.

"Kami tidak memiliki hubungan apa pun." Jasmine menyela cepat.

"Jasmine. Sudah lama kita tidak bertemu." Adelle menyunggingkan senyum.

"Iya itu benar."

"Mom ... apa kau ingin berlama di sini? Kita harus menemui keluarga Nancy," kata laki-laki di sebelah Adelle.

"Tunggu sebentar Louis. Mom, ingin berbicara dengan Jasmine." Adelle berkata, seraya memegang lengan pria bernama Louis.

Louis?

Jasmine semakin bingung melihat seorang pria yang bernama Louis memiliki wajah persis Lucas.

Adelle menggenggam jemari Jasmine dan tersenyum lembut. "Bagaimana kabarmu, Jasmine? Aku tidak menyangkah akan bertemu denganmu di sini. Sudah lama aku ingin bertemu denganmu."

"Aku baik-baik. Omong-omong siapa laki-laki di sebelah, Bibi?" Jasmine melirik singkat pada Louis di sebelah Adelle.

Adelle tersenyum segaris dan memberi tahu kepada Jasmine, "Dia putra pertamaku, kembaran Lucas."

Untuk kali pertama, Jasmine mengetahui bahwa Lucas memiliki saudara kembar. Wajah Louis sangat mirip dengan Lucas dan fakta tetaplah fakta, ini kejutan yang seperti kembang api untuk kemeriahan sebuah pesta yang Jasmine dapati.

"Bibi aku harus segera pergi. Ada urusan yang harus segera kuselesaikan."

Jasmine menjawab cepat, mengetahui bahwa ia tak bisa terlalu lama berbicara dengan Adlle itu akan mengundang kedatangan Lucas dan ia sudah memutas tak ingin mempunyai dengan keluarga Agnellie, meskipun lebih utama adalah menemui Lucas Agnellie.

"Apakah urusanmu itu sangat penting?" tanya Adelle dengan nada suara seperti meminta Jasmine untuk sedikit lebih lama megikuti pesta sedang berlangsung.

Jasmine mengangguk.

"Kau sudah bertemu dengan Lucas?" Adelle bertanya, seperti hati-hati mengucapkan nama Lucas.

Jasmine tersenyum dan mengangguk. "Iya, Bibi. Beberapa menit lalu, kami berbicara sebentar."

"Sebelum kau pergi," Adelle membuka dompet persegi panjang dengan besar ukuran sedang. Kertas berukuran persegi panjang berbahan kertas tebal dengan warna emas, disodorkan ke arah Jasmine. "Ambil kartu ini. Hubungi aku kapanpun kau inginkan."

Jasmine melihat kartu dengan teks berisi identitas berupa kartu nama.

"Aku akan menelepon Bibi jika tersempatka. Terima kasih. Aku permisih pamit."

Dan Jasmine mulai mengambil langkah berjalan pergi.

"Maaf ...."

Satu kata itu dari suara kecil seorang sebelum Jasmine melewati punggung Adelle dan Louis.

Jasmine menolehkan kepala ke belakang. Adelle dan Louis sudah berjalan pergi.

Jasmine sangat yakin ada seseorang bersuara, meskipun itu seperti bisikan kecil yang terdengar dalam suara berserak, namun terdengar sangat jelas dalam telinga Jasmine. []

_______________________

Support me with vote and comments.
Thank you ...

Salam dan peluk hangat,
Ennve.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang