"Daddy .... Dad-"
"Vivian ... Vivian ...." tepukan ringan terasa di pipi kanan, membuat Vivian mengernyit. "...Vivian ...Vivian ...."
Suara sangat tak asing seseorang memanggil Vivian lagi.
Mata berwarna cokelat itu berkedip beberapa kali, terlihat mata itu gerilya untuk mencoba mengadaptasi apa yang dilihatnya sebagai objek di sekitarnya.
Diam sejenak. Seolah-olah waktu berhenti. Vivian menatap pada objek visual nyata yang ia kenal.
"Lonza?"
"Ini aku," jawab Lonza. "Kenapa kau ada di apartemenku?"
Vivian bangkit dari posisi tidur ke posisi duduk dan menjawab, "Aku ingin tinggal di sini hanya beberapa hari saja. Apa itu tidak apa-apa?"
"Tidak masalah bagiku, Viv. Orang tuamu tahu kau menginap di apartemenku?"
Vivian menggelengkan kepala.
"Maaf aku masuk ke apartemenmu tanpa izinmu."
"Lonza adalah orang menerima siapa saja ingin masuk dalam apartemennya."
Di meja minimalis seorang pria dengan kaki bersilang menyandarkan setengah lututnya ke setengah meja minimalis menatap kepada Vivian dan Vivian menatap pria itu sambil mengernyit.
"Siapa dia?" Vivian bertanya pada Lonza.
"Wow .. wah ... wah .." Pria itu menjawab dan menggelengkan kepala beberapa kali ketika mendengar perkataan Vivian. "Kau benar-benar jahat padaku, Vivian. Aku tahu di masa lalu apa yang aku lakukan padamu benar-benar tidak manusiawi. Tapi itu tidak berarti kau akan melupakanku."
Vivian mengerutkan kening. "Aku tidak tahu kau siapa, tapi suaramu tidak asing bagiku."
"Nama aku Yosef Easton. Laki-laki yang memiliki penjumlahan popularitas banyak karena sangat tampan ketika kita bersekolah di London." Yosef mengenakan kemeja hitam lengan panjang yang digulung setengah dari tangannya, dan mengenakan celana panjang setengah ditekuk. Pria itu menyunggingkan senyum ke arah Vivian.
Vivian sedikit terkejut mendengar nama Yosef Easton, hingga tangannya refleks menutup mulutnya.
"Apakah kau akan tinggal di sini juga?" Vivan kemudian bertanya kepada Yosef.
"Aku pikir tidak," jawab Yosef. "Lonza punya tamu yang lebih penting. Jangan khawatir, urusanku hanya bermain sepak bola evaluasi pro konsol dengannya, dan kita bisa bersenang-senang di lain waktu."
Vivian bangkit dari duduknya. "Tidak. Jika kalian ingin bermain mainan konsol, mainkan saja. Aku akan mencari tempat lain. Aku tidak ingin mengganggu kalian.
Lonza cepat-cepat memegang tangan Vivian, mencegah Vivian pergi dan mengatakan kepada Vivian, "Viv, Yosef sudah katakan bahwa kami bisa bermain permainan konsol lain kali. Tetap di sini sesukamu. Apartemenku terbuka untuk siapa saja."
Yosef menggerakkan bibirnya dan berbisik, "Termasuk para wanita."
"Aku bisa mendengarnya, Yosef!" kata Lonza tajam.
Yosef tertawa mendengar suara marah Lonza.
"Ya. Ya. Ya ... aku pergi ya, lama-lama di sini aku mungkin menjadi gurame gosong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPT
RomanceNSFW - [D28+] [√ SELESAI] [DDLG PROJECT OF PURE TABOO] VOLUME (1). Behind Forbidden Love © 2019, Ennvelys Dover, All right reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover Logo Illustration & Designer: MPH/MDee ...