Ponsel Jasmine berdering di meja minimalis dekat dari lampu kamar tidur. Diusapnya ponsel itu, suara di seberang terdengar.
"Ada apa, Andrea?"
"Jasmine!!! Tinggallah lebih lama di negera ini. Aku belum puas berjalan-jalan keluar denganmu," seru Andrea.
"Aku sudah memiliki suami, Andrea! Sebagai seorang isteri aku tidak bisa selalu keluar rumah!"
"JASMIIINE ... kau payah!" tukas Andrea. "Katakan saja bahwa kau sudah tidak suka bermain denganku, kan? Aku tidak memiliki teman seseru dirimu, Jasmine." Andrea tiba-tiba merengek.
Jasmine memijat kedua keningnya. Tidak ingin menimbulkan masalah lain lagi-untuk Jasmine sudah cukup kejadian di rumah Will jadu masalah yang amat besar-Jasmine meyakini bahwa tak akan ada orang yang tahu apa yang terjadi pada pesta itu. Jasmine berdesis dalam hati, 'Sialan.'
Jasmine ingin menolak ajakkan Andrea, namun Andrea teman satu-satu ia punya dan menemani ia melewati masa kacau sekolah yang ditempuh ia kala itu.
"Baiklah. Baiklah, Andrea. Aku akan keluar bersama denganmu. Kapan kau akan pergi?"
"Dua hari akan datang, akan kuberitahu tempatnya dan tenang saja aku akan menjemutmu di Vilamu."
"Oh, sebaiknya begitu."
"Aku tutup teleponnya ya, sampai jumpah," panggilan dari sambungan ponsel Andrea terputus tidak lama. Jasmine menyungging senyum sedikit lebar sembari menatap layar ponselnya.
Pandangan Jasmine beralih menatap dinding berwarna dasar-sudah 4 hari sang Suami tidak ada di rumah. "Jason ...."
Jasmine merasa kesepian. Meski Jason memberitahukannya melalui pesan singkat bahwa pria itu harus pergi ke Mesir dan menetap sepekan untuk melakukan transaksi pembelian tanah yang cukup luas-Jasmine dasarnya baik-baik saja namun keadaan Villa yang besar membuat ia bosan dan tentu saja tidak ada yang menarik-sangat sunyi.
"Jason hanya seminggu di Mesir Jasmine!!!" gumam Jasmine.
Suara ketukan pintu berbunyi, lantas kepala Jasmine berputar ke arah pintu. "Ya, Trisha, ada apa?"
"Makan malam Nyonya sudah disiapkan."
"Aku akan segera turun ke bawah," balas Jasmine sembari turun dari ranjang tidur. "Trisha, tolong buatkan aku jus mangga, ya."
"Iya, Nyonya."
Jasmine tersenyum menanggapi ucapan Trisha.
Beberapa hari terakhir Jasmine ingin sekali meminum jus mangga. Namun Jasmine sering melupakannya.
Trisha tak lama kembali membawa nampan demgan sebuah gelas jus mangga, terlihat nampak jelas warna kuning khas dari buah mangga.
Trisha menyimpan gelas jus itu di sebelah Jasmine sedikit jauh agar tidak tersenggol.
"Trims," kata Jasmine pada Trisha. "Trisha apa petugas taman di belakang Vila ini masih bekerja? Aku tidak ingin bunga-bunga yang kutanam di halaman belakang rusak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPT
RomantikNSFW - [D28+] [√ SELESAI] [DDLG PROJECT OF PURE TABOO] VOLUME (1). Behind Forbidden Love © 2019, Ennvelys Dover, All right reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover Logo Illustration & Designer: MPH/MDee ...