KALEIDOSKOP BFL 2

205 8 0
                                    

Gaun merah sepanjang setengah betis mengembang secara dramatis di belakang Vivian, memamerkan kaki panjang mulus dan putih. Vivian masuk ke dalam elevator bersama asisten riasan, yang bergaya pakaian perempuan padahal dia adalah laki-laki.

"Reymond, berapa kali aku katakan bahwa aku tidak mau memakai sayap apalah itu untuk perawakan panggung."

"Vivian, bisakah kau sedikit saja peduli pada karirmu ini? Akan ada banyak orang-orang perusahan model dan sponsor-sponsor besar melihat para supermodel, kau harus tampil menarik di antara salah satu sponsor setidaknya. Prestasimu tak lama nanti akan menjadi sorotan sponsor-sponsor perusahaan besar, dan koneksi akan terbangun untuk jembatanmu menuju puncak supermodel dunia, yah, kalau kau bisa melalui supermodel internasional."

"Sialan, kau Reymond Kandita. Apa kau memprovokasiku dengan bualan supermodel dunia?" bentak Vivian saat elevator naik.

Reymond Kandita mengembuskan napas, mengangkat dua tangan ke udara tanda penyerah. "Ambil atau lepaskan."

"Kau!" Vivian semakin kesal karena Reymond.

"Daripada kau marah-marah tak jelas-"

"Aku marah, Reymond! Aku marah karena aku tidak mau memakai sayap atau apalah itu. Berikan saran yang lain. Sangat konyol kalau aku memakai sayap-astaga, orang-orang akan menertawakan aku."

Reymond menopang siku dengan satu tangan di depan dada. Pria itu sejenak sedang berpikir.

Beberapa saat kemudian Reymond memerhatikan Vivian dari bawah sampai atas. "Kita akan memakai konsep Mesir. Gaunmu sudah tepat dan kupikir memakai Mahkota Headband Emas seperti Cleopatra adalah saran yang tepat."

"Tidak!" Vivian menolak. "Riasan wajahku pasti akan tebal, kau pikir aku badut?!"

"Vivian, bisakah kau jangan jadi orang pemilih saat ini? Waktumu lima belas menit sebelum tampil!"

"Asisten riasanmu itu benar, Sayang," seseorang menyahut, yang terdengar akrab di dalam telinga Vivian. "Waktumu tidak banyak. Saran Reymond adalah satu-satunya yang tepat."

Napas Vivian sejenak tertahan, bibir dalam mulut digigit hati-hati dan mata Vivian terpejam di luar kemampuan ia inginkan.

Buku-buku tangan mengepal, Vivian memutar kaki ke belakang perlahan.

"Tuan Lonza Alejandro, apa kau tahu kesopanan di negera tenggara untuk tidak mencampuri urusan orang ketika mereka berbicara?" Vivian membenci emosi yang mengalir melalui celah-celah di luar tubuh dan kepala ia miliki saat ini karena mendengar interupsi semena-mena Lonza mencampur ia bersama Reymond sedang mendebat.

Tatapan mata dari pemilik rambut hitam itu membentuk sebuah senyum ramah dan manis.

"Vivian-"

"Diam dan tetap tutup mulutmu, Reymond." Vivian segera menyelah, tidak sekalipun ia beralih ke arah lain dan masih menatap tajam kepada Lonza yang menatap santai. "Nah, Sayangku Terberengsek, coba jawab yang kutanyakan padamu. Kau sungguh tak mempelajari etika kesopanan? Sampai menginterupsi semaumu? Jangan kau pikir kau berada di satu agensi denganku, kau akan menginterupsi untuk mencampuri urusanku!"

"Kau berubah sangat drastis, padahal kita berdua baru bertemu dua hari lalu." Lonza berkata pelan setelah maju mendekat ke hadapan Vivian. "Kau sangat galak, tapi aku menyukai karakter sepertimu. Dari seekor babi berubah menjadi Orc lalu berkembang menjadi Iblis Perempuan. Menakjubkan sekali, Vivian. Namun, saat ini aku sangat malas berdebat dengan siapa pun."

Bibir Vivian sedikit terbuka gugup dan ingin merespon, tetapi langit-langit dalam mulut di tahan oleh lidah, yang luar dari kemauannya.

"Jika kau ingin berdebat denganku, datanglah ke tempat supermodelku, aku punya sebotol anggur London yang sangat berkualitas dan mungkin setelah itu kita bisa lanjut berdebat di tempat tidur."

Elevator berbunyi, pintunya terbuka lebar dan Lonza memberikan ciuman yang terdengar di pipi kiri Vivian.

"Astaga, Vivian! Astaga! Lonza mencium pipimu?!"

"Diam, Reymond Kandita!" bentak Vivian setelah kembali menemukan suara. []

_______________________

Support me with vote and comments.
Thank you ...

Salam dan peluk hangat,
Ennve.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang