BAB 59

1.7K 78 5
                                    

Vivian berpikir kapan terakhir bulan April berakhir atau mungkin sekarang adalah bulan April. Vivian berharap sekarang adalah bulan April, sehingganya suatu kabar ini-kehidupan yang sedang tumbuh dalam perut yang takkan ia duga-hal yang bohong yang ia tahu itu tentu saja tak akan terjadi-saat ini bukanlah bulan April, tak ada bulan April ia harapkan untuk mengelak kehidupan itu.

Punggung serta kaki Vivian kembali berputar. Ia menatap kembali wajah dokter perempuan. Dokter itu tadi mengatakan informasi tak bisa dipercayai begitu saja.

"Itu pasti salah. Hasil itu pasti keliru." Vivian berkata cemas dengan suara hampir tak terdengar. "Hal seperti keliruan hasil periksa bisa terjadi."

Sang Dokter mengernyit menatap Vivian. "Apakah Anda belum mengetahui kehamilan ini?"

Vivian tampak tak bisa menemukan jawaban yang tepat menjawab pertanyaan dari Dokter. Namun ia tidak bisa diam terlalu lama, kecurigaan yang salah akan menimbulkan masalah. Ia berkata dengan alasan, "Aku tidak hamil-melakukan seks selalu pengaman kuutamakan kepada pasanganku jika kami ingin berhubungan badan. Hasil ini pasti salah-ini kelihatan keliru, bahkan tidak mungkin aku mengandung kembar diusia muda." Vivian menggelengkan kepala, terlihat masih menolak hasil pemeriksaan medis; ia tahu ia tidak akan melakukan kesalahan fatal saat melakukan seks atau berpikir jauh ingin memiliki bayi dalam usia muda.

Tiba-tiba Vivian teringat sesuatu. Ucapan dihari sedang hujan.

'Ya, Lonza selalu memakai pengaman dengan aman.' Vivian membantin dan berpikir keras untuk mengingat hari-hari ia memeriksa lebih dahulu kondom sebelum berhubungan intim. Tapi, lagi-lagi ia tidak mengingat kapan ia tidak memeriksa kondisi kondom layak dipakai atau sebaliknya.

Vivian menatap lantai lalu tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ucapan Lonza hari itu sedang hujan di dalam restoran siap saji, hari itu .

Sebuah senyum pahit terbentuk di bibir Vivian tentang fakta bayi kembar-salah satu bukti tak bisa Vivian bantah bahwa Lonza memiliki adik kembar tetapi telah meninggal.

Vivian tertawa tanpa humor-genetik keluarga Lonza seakan memperkuat keberadaan bayi kembar dalam perut ia saat ini, yang belum sempurna besar.

Selain Lonza, satu orang tiba-tiba terpikirkan oleh Vivian. Tapi itu tidak mungkin karena memang tak mungkin. Orang itu Vivian tahu tidak mempunyai satupun genetik kembar.

Tiba-tiba dokter menyahut memecah pikiran Vivian. "Nona, saya harap Anda tidak sendirian di kota ini. Maksud saya, pasti Anda bersama seseorang. Suami Anda misalnya. Oh ya, biaya administrasi silahkan dibayar di bagian administrasi. Sebentar lagi jam praktik saya akan berakhir."

Dokter itu memutar kaki dan pergi menuju meja kerja mengambil sebelum keluar dari ruangan.

"Dokter.!" Vivian memanggil ulang sebelum Dokter itu beranjak keluar dari ruangan. "Hasil ini masih membuatku bingung dan mustahil."

Kata-kata Vivian membuat sang Dokter menghentikan langkah. Dengan dahi mengernyit Dokter itu berkata menatap Vivian. "Kehamilan kadang tidak dapat diprediksikan kapan datang. Tapi ini adalah anugerah Anda diberikan Tuhan."

"Aku mengerti kata-kata Anda, Dokter. Tapi aku tidak pernah meminta untuk melakukan USG. Bagaimana bisa hasil ini ... dua embrio?" Vivian tersenyum pahit sambil menyembunyikan perasaan tak terima terhadap kabar tidak ia ingin. "Aku ingin melakukan uji hasil laboraturium lagi-memastikan kedua kalinya ... lebih baik dan aku butuh melihatnya secara langsung jika benar telah hidup bayi dalam perutku."

Dokter itu menghela napas tinggi.

"Sebelum saya membahas tentang kehamilan Anda, saya harus mengatakan tentang diagnosa Anda terhadap hasil pemeriksaan baik-baik saja. Sebelumnya sampel darah Anda sudah kami ambil untuk mengetahui diagnosa Anda. Silahkan gunakan toilet di ruangan saya ini untuk mengambil urin. Lalu mengenai hasil USG Anda saya akan jelaskan, bahwa langkah itu saya ambil untuk memastikan keakuratan tes darah Anda karena dalam tes darah menghasilkan hasil data kualitatif itu sebabnya Anda dapat dinyatakan positif hamil dan Anda seperti pasien sedang hamil trimester awal. Untuk lebih memperkuat dan memastikan kembali hasil kehamilan Anda, saya bisa melakukan USG, hal itu tentunya
lebih mudah dilihat secara langsung oleh Anda."

"Aku mengerti."

"Lalu perawat yang menemukan Anda adalah perawat saya. Dia spesialis kandungan anak. Saya merupakan Dokter sekaligus mentor dari perawat tersebut. Baiklah, saya akan memanggil perawat tadi dan tolong Anda harus mengisi formulir untuk diagnosa hasil pemeriksaan ulang agar mudah melakukan pemeriksaan kembali."

Setelah dokter memberitahukan apa saja yang dibutuhkan untuk uji kembali hasil kesehatan laboraturium, Vivian mengisi formulir diagnosa pemeriksaan, membayar segala urusan admistrasi. Ia tersenyum memikirkan uang diberikan Lonza membantu ia disituasi tak terduga seperti ini.

Sebelum terbang ke Indonesia, Lonza memberikan Vivian uang rupiah kurang lebih delapan ratus lembar yang kini berada dalam dombet yang dibeli pada salah toko di London. Setelah urusan formulir dan administrasi selesai, Vivian melakukan pemeriksaan USG.

Selama melakukan USG, Vivian tidak menatap layar monitor USG. Vivian membiarkan dokter melakukan tugas memeriksa itu.

"Nona, sudah selesai. Anda bisa melihat hasil gambar dari USG."

Vivian mengubah posisi tidur beralih duduk lalu menatap layar monitor USG, dan memerhatikan saksama.

Melihat Vivian tenang dan mencoba memahami gambar USG, dokter mengerti bahwa Vivian tidak terlalu mengerti gambar abu-abu USG.

Ketika telunjuk Dokter mengarah pada dua titik yang bersusunan lalu menjelaskan bahwa dua titik itu merupakan dua embrio yang sedang berkembang dengan daya tahan yang kuat, kedua tangan Vivian mengepal.

Pengujian atas kebenaran dua embrio yang dilakulan kedua kali tak bisa Vivian bantah lagi, dan lagi.

"Nona. Nona Vivian?"

Sumber suara dari belakang membuat Vivian memutar badan. "Mattew."

Vivian setengah terkejut mengetahui orang yang memanggilnya adalah Mattew. Vivian segera menyimpan kertas hasil pemeriksaan laboraturium dan gambar USG di saku celana bagian belakang.

Mattew berlari pendek.

"Nona, ke mana saja? Saya mencari-cari Nona. Tuan Jason sudah siuman."

"Maaf aku merepotkanmu."

"Tadi saya melihat Nona memegang sesuatu. Boleh saya tahu apa itu?" Mattew bertanya dengan nada santai.

Vivian tercengang tapi ia bertaka sedikit gelisah menjawab Mattew. "Resep obat pencernaan untuk Mom dari Bibi Ruby. Akhir-akhir ini sistem pencernaan Mom kembali tidak baik, Bibi Ruby mengatakannya padaku ketika di kantin rumah sakit aku, Flora, dan Kate makan-kami bertemu Bibi Ruby dan makan bersama. Aku lupa memberikan resep obat tersebut pada Mom tadi."

"Kita tidak bisa lama-lama bercerita di sini, Nona. Tuan sedang menunggu kita."

Untuk pertama kalinya Vivian memberantakkan rencana hidupnya bersama Lonza-hari romansa yang ingin ia nikmati sebelum merencakan sebuah keluarga yang lengkap. Lalu kemudian, kehadiran bayi-bayi itu, tak pernah ia bayangkan untuk hadir di usia ia yang muda, sekarang ia dilema karena terlalu cepat ia akan jadi seorang Ibu. Mengurus bayi tentu saja tidaklah mudah. Ia dan bayi serta kehidupan yang harus mereka jalani membutuhkan biaya banyak. Sekali lagi, semakin ia pikirkan tentang hidup berkeluarga, semuanya mengarah pada tanggungjawab berat.

Vivian menundukkan kepala, seraya mengikuti langkah Mattew menuju kamar medis Jason York. Sepanjang perjalanan, mereka berdua tidak berbicara, karena tak ada topik dibicarakan. []

_______________________

Support me with vote and comments.
Thank you ...

Salam dan peluk hangat,
Ennve.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang