Jam menunjukkan pukul 15.10 dan Kia tengah tertidur sekarang, ditemani oleh William. Mommy dan Daddy sedang pulang ke rumah sebentar untuk membawa baju-baju Kia yang belum sempat dipersiapkan sebelumnya.
William duduk di kursi samping ranjang Kia, sambil memegang tangan Kia dan sesekali mengelus kepala dengan sayang.
Tok Tok Tok.
William yang mendengar ketukan segera membuka pintu. Siapa yang datang sekarang? Bahkan ia tak memberi tahu siapa pun tentang Kia yang sedang sakit.
"Lo kenapa sih, Bang, gak bilang kalo Kia sakit," protes Lauren pelan saat ia melihat Kia yang sedang tertidur.
"Jahat banget. Kita udah khawatir dan bingung mikirin kalian ke mana hari ini," ucap Keith yang ikut kesal.
"Suttt. Kia lagi istirahat sekarang, kalian masuk aja," bisik William karena takut adiknya terbangun.
Feli, Oliv, Lauren, Keith, Edgar, dan Marchel pun duduk di sofa.
"Eh kalian, anak baru yang dari London itu kan?" tanya William basa-basi.
"Hehe iya, Kak," ujar Feli kikuk.
"Panggil Abang aja, entar Kia marah kalo kalian ikutan manggil Kakak. Itu anak cemburuan," balas William.
"E-em, Oke, Bang," sahut Oliv.
"Kia kenapa bisa masuk rumah sakit, sih?" tanya Oliv penasaran.
William meletakkan beberapa minuman kaleng dan beberapa cemilan di atas meja, tentu saja hal itu langsung membuat Lauren dan Edgar berbinar-binar. Mereka benar-benar maniak snack.
"Kia kecapekan, dia juga jarang makan, tapi sering minum soda dingin. Jadi gitu, deh. Lambungnya luka dan metabolisme turun," jelas William.
Mereka yang mendengar itu pun hanya membalasnya dengan anggukan.
"Kok kalian tau kalo Kia lagi sakit?" tanya William.
"Tadi kita ke rumah, ada Nyokap ama Bokap lo. Mereka bilang Kia ada di RS ini jadi kita langsung samperin deh," jawab Keith.
William pun ber oh ria.
Lauren menghampiri Kia dan melihat kondisi Kia yang saat ini masih lemas dengan mata terpejam.
Marchel pun mendekat dan menatap wajah pucat Kia dengan sedih. Tangan yang berselang infus, kulit pucat, sangat jauh dari Kia yang biasa dia lihat. Lalu Marchel mendekatkan bibirnya ke telinga Kia seraya berbisik, "Cepat sembuh Kia."
***
Sebelum menjenguk Kia, Lauren dan yang lain membawa beberapa makanan kesukaan Kia. Alhasil, meja brankarnya penuh dengan makanan sekarang.
"Eh-h-mmm," Kia mendengus dan bangun dari tidurnya.
"Kakak, laper," rengek Kia, tidak sadar di ruangan itu ada teman-temannya
"Mau makan apa?" tanya Edgar tiba-tiba.
Kia yang mendengar suara itu langsung membulatkan mata terkejut.
"Ehh kalian sejak kapan di sini?" tanya Kia bingung.
"Udah dari tadi. Lo aja yang gak bangun-bangun dah kek mayat," cibir Lauren sambil mengunyah snack di tangannya. Oh bukan, di pelukannya.
Kia pun hanya ber-oh ria.
"Kak, gue mau Nasi goreng seafood!" rengek Kia pada William yang tak jauh di sana.
Wuah. Teman-teman baru Kia ini benar-benar baru mengetahui bahwa Kia semanja itu pada kakaknya jika sedang sakit seperti ini.
"Lo belom boleh makan yang gituan, nanti kalo sembuh baru gue beliin," ujar William mengelus puncak kepala Kia.
Kia langsung mengerucutkan bibirnya dan memasang wajah cemberut.
"Gue maunya nasiii goreng! Gak mau bubur!" protes Kia.
"Kali ini aja makan bubur, tadi Mommy beliin sup daging. Jadi makannya bukan sama bubur dan sayur doang," ujar William, berusaha membujuk adiknya.
Kia memberikan anggukan kepala pada William sebagai jawabannya.
William pun mengambil mangkuk yang berisi bubur dan menaruh beberapa sendok kuah dan beberapa potong daging sup. Namun sebuah tangan menengadah di depannya
"Biar gue aja yang suapin Kia."
"Lo yakin Chel? Itu anak keras kepalanya setengah mati. Bisa-bisa bukan dia yang makan malah lo, saking susahnya Kia makan bubur," balas William.
"Gapapa. Gue coba dulu."
"Oke deh, harus habis ya."
Marchel pun mengangguk paham.
Kia yang sibuk bermain ponselnya tak tahu bahwa Marchel sudah duduk di sampingnya.
"Ayo makan dulu," ucap Marchel menginterupsi.
Teman-teman Kia segera menyuarakan siulan, atau sedikit godaan saat Kia mulai didekati Marchel.
"Cie!!! Wuhuu ada yang PDKT woi!" heboh Edgar.
"Iya nih, kalo udah jadian jangan lupa pajak woii!" sahut Lauren pula.
Kia yang mendengar godaan-godaan temannya pun hanya bisa menahan rona merah di pipinya mati-matian.
Marchel menyodorkan sesendok bubur pada Kia yang diterima dengan patuh.
"Giliran disuapin Marchel aja mau nelen itu bubur. Biasanya juga nyemburin ke muka gue," sindir William.
"Bacot!" ketus Kia dengan tatapan tajamnya.
Marchel pun hanya terkekeh pelan, menikmati ekspresi Kia yang sedikit salah tingkah sambil tetap menyuapi satu sendok demi satu sendok.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[ PART MASIH LENGKAP ] Azkia Sferinly Bredanzo. Seorang Leader Black Raccons, sebuah geng mafia terkenal di dunia. Jika ada seseorang yang mengusik kehidupannya, Kia tidak akan segan menyiksa dan membunuh mereka tanpa ampun. Siapa yang menyangka, le...
![A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/185242806-64-k761943.jpg)