- 16 -

86.2K 3.5K 294
                                        

Marchel sampai di depan ruangan Kia. Ia mengetuk pintu itu terlebih dahulu, ya gak mungkin langsung nyelonong.

Akhirnya pintu terbuka dengan lebar.

"Eh, pagi-pagi banget lo ke sini. Kia-nya masih tidur. Ayo masuk," ucap William sambil mempersilakan Marchel masuk.

Marchel melihat kondisi William yang jauh dari kata baik- baik saja. Rambut acak-acakan, mata seperti mata panda, baju kusut, dan muka kusam. Memprihatinkan.

"Kia baru tidur jam 3 subuh karna susah banget disuntik. Dia sampai nangis-nangis supaya gak disuntik. Lama-kelamaan tidur sendiri. Gue harus jagain dia dan belom tidur sampe sekarang. Bokap dan nyokap gue pergi ke London untuk nyelesain masalah di sana beberapa hari. Jadi jangan heran sama penampilan gue," jelas William karena melihat raut wajah Marchel yang sedikit meringis dengan keadaannya.

"Mendingan lo pulang aja deh Bang. Istirahat yang cukup, biar gue jaga Kia di sini," balas Marchel.

"Lo serius? Gapapa gue tinggal? Emang Lo gak sekolah hari ini?" tanya William yang tak percaya.

"Iya gue serius, tadi gue udah titip surat sama Edgar."

"Mending lo istirahat di rumah. Kalo lo entar sakit karna kecapekan jagain Kia, dia bakal sedih," lanjut Marchel.

Elah! Bilang aja lo mau berduaan, Tong!

William pun terdiam sebentar, seraya berpikir.

"Yaudah, gue titip Kia sama Lo. Nanti malam gue ke sini lagi" tanya William sedikit tak enak hati

"Iya, Bang, selo aja sama calon adek ipar."

Pletak!

"Mimpi lo ketinggian," ucap William sambil menjitak kepala Marchel dan langsung pergi meninggalkan ruangan itu dan pulang rumah.

Marchel langsung duduk di kursi di samping ranjang Kia dan ikut tertidur karena matanya tiba-tiba mengantuk.

***

Kia sedikit terusik saat tertidur karena tangannya terasa berat dan hangat. Saat ia tersadar bahwa di sampingnya adalah seorang cowok, Kia sedikit panik. Karena dari gaya rambutnya, itu bukan William.

Kia pun memutuskan untuk membangunnya dan menepuk-nepuk kecil kepalanya, alhasil orang itu terbangun.

"E-eh lo udah bangun?" gumam Marchel.

Ternyata itu Marchel, pikir Kia.

"Seperti yang lo liat," balas Kia datar.

"Ambilin gue minum sama sarapan, dong," ujar Kia dengan nada rengekan khasnya.

Marchel pun mengambilkan air hangat dari dispenser dan memberikan nya pada Kia.

Kia yang tau itu air hangat pun menolak gelas itu dengan tangannya.

"Gue gak suka air hangat. Gue maunya air biasa aja," tolak Kia langsung.

"Pagi-pagi itu sehat kalo minum air hangat, racun yang ditubuh bisa keluar," balas Marchel memberi ceramah pagi.

"Tapi tetep gue gak suka!"

Marchel menghela napas dan mengganti air itu dengan air biasa, barulah Kia menenggaknya hingga habis. Kia benar-benar kehausan sepertinya

"Sekarang sarapan, terus minum obat," titah Marchel yang sudah memegang semangkuk bubur.

"Ih, gamau pake bubur jahanam itu lagi!" rengek Kia menutup mulutnya dan menggeleng keras.

"Yaudah, bentar," ucap Marchel dan mengambil Hp-nya dari saku. Kia yang melihat hanya bertanya-tanya. Laki-laki itu ngapain?

Tak lama kemudian, suara ketukan pintu terdengar. Marchel segera menghampiri dan mengambil pesanan buburnya tadi.

"Lo beli bubur lagi? Kan gue gak suka bubur! Apa bedanya coba!" Kia tak habis pikir dengan Marchel sekarang.

"Beda! Ini bubur langganan dan favorit gue," balas Marchel dan menyalin bubur itu ke dalam satu mangkuk.

Akhirnya, Kia tahu perbedaannya. Aroma bubur yang dibelikan Marchel lebih menggiurkan. Kia jadi mengendus-endus aroma yang menggoda nafsu makannya itu.

"Masih mau nolak bubur gue?" goda Marchel dengan senyum miring.

"Engga. Gue mau buburnya!"

Marchel pun memberikan mangkuk bubur itu pada Kia, yang langsung dilahap hingga tandas.

"Lo gak ikut makan?" tanya Kia.

"Engga, gue nanti. Masih kenyang," balas Marchel.

Padahal ia tadi memesan 2 buah bubur, tapi entah kenapa ia sangat malas untuk sarapan pagi ini.

***

"Gue bosan di sini mulu!" keluh Kia yang melihat Marchel sibuk dengan iPhone 17Pro max-nya.

"Terus mau ke mana?" tanya Marchel yang mulai mendekati Kia dan duduk di sampingnya. "Mau ke taman?"

"Tapi gue masih lemes, gak kuat berdiri."

"Pake kursi roda aja mau? Gue ambilin dulu," balas Marchel.

Akhirnya Marchel membawakan kursi roda untuk Kia. Marchel dengan sabar menggendongnya ke atas kursi roda itu.

Banyak pasang Mata yang tertuju ke arah Kia dan Marchel saat mereka sudah berada diluar ruangan

"Serasi yaa."

"Perhatian banget pacarnya."

"Aaa gue juga mauu gituuu."

"Kasian cewenya sakit."

"Cowo uwu jualnya dimana sih? Di shopee gak ada."

Dan banyak lagi komentar-komentar lainnya.

Kia dan Marchel duduk di atas kursi taman dan menikmati angin sepoi-sepoi pagi hari, ditemani matahari pagi yang cerah, dan pemandangan bunga di taman.

"Kok lo mau sih nemenin gue yang lagi sakit seharian?" tanya Kia yang memecah keheningan.

"Gapapa pengen aja," jawab Marchel singkat.

Kia diam, tidak tahu harus menjawab apa.

"Kakak gue kesini lagi jam berapa?" tanya Kia lagi.

"Katanya sih nanti malam," jawab Marchel.

"Lo udah izin sama ortu kalo lo di sini nemenin gue?"

"Iyaa, tenang aja, Kia," jawab Marchel sambil memberikannya senyuman.

"Gue ngantuk. Boleh tidur di bahu lo?" ragu Kia.

"Iya, tidur aja. Nanti kalo lo ketiduran, gue angkat ke kamar," jawab Marchel enteng.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang