- 70 -

56K 2.9K 425
                                        

Lauren membuka pintu kamar Kia dan melihat Kia masih tertidur lelap di balik selimutnya. Apakah ia harus membangunkannya? Hari sudah menunjukkan pukul 15.00, itu artinya 1 jam lagi William akan melaksanakan tes.

"Kia," panggil Lauren sambil menggoyangkan badan Kia pelan.

Kia sama sekali tak terusik. Karena wajah Kia tertutupi selimut, mereka tidak tahu sesembap apa mata Kia sekarang.

"Gimana nih, keknya kecapekan banget deh," ujar Feli dan diangguki oleh Oliv.

"Gapapa lah dia di rumah aja istirahat, toh juga kita nemeninnya cuma 1 jam," balas Oliv.

"Iya tuh, biarin aja lah di rumah" sahut Feli juga.

Lauren berfikir sejenak. "Oke deh kita tinggal aja."

Mereka pun keluar dari kamar Kia dan Kia mulai membuka matanya. Sudah sedari 10 menit yang lalu ia terbangun karena Hp-nya berbunyi namun ia mencoba menahan akting tidurnya.

Apa yang akan dilakukan sahabatnya jika mengetahui bahwa William menyuruhnya agar tak ikut? Sudah dipastikan akan ada perang dunia ke 3 di rumah ini. Lebih baik Kia simpan sendiri saja.

Terdengar suara deruman mobil di luar mulai menjauh. Kia mencoba tersenyum paksa kembali seakan-akan tidak ada yang terjadi pada hari kemarin dan hari ini.

Ia pun bangkit menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan mencuci muka.

Sampai sebuah pesan teks muncul di notifikasi Hp Kia. Ia segera mengecek pesan yang masuk setelah selesai dengan kesibukannya.

+628571534****: Nyawa dengan nyawa

Thinking hard, Kia! Siapa? Kenapa pesan itu masuk?

Setelah mendapat pencerahan ia sadar bahwa nyawa semua orang yang pergi ini hari ini terancam. Dan dari tebakan Kia, mereka hanya berangkat dengan satu mobil.

Kia lekas mengganti bajunya dan mengambil kunci mobil sport Pajero yang sudah ia modif kemarin menjadi warna abu-abu Dove.

Ia memacu kecepatan tinggi. Meski jalanan agak padat, Kia menyelip dengan gesit. Nyawa orang-orang tersayangnya sedang terancam sekarang.

Hingga suatu tikungan, ia melihat mobil sport milik William di depannya. Kia pun mengikutinya dari belakang.

Edgar melihat spionnya sedari tadi, sebuah mobil sport berwarna abu-abu sedari tadi mengikutinya walaupun jalanan yang dilewati Edgar adalah jalan tikus yang jarang dilewati orang.

"Mobil belakang keknya ngikutin kita terus deh," ucap Edgar.

Keith dan Dion yang duduk paling belakang pun melihatnya.

"Iya, keknya kita balik ke jalan besar aja deh. Ntar ada maksud jahat kan bahaya," ujar Keith dan diangguki semuanya.

Edgar pun membelokkan setirnya ke ke kanan menuju jalanan besar kembali.

Kia yang di belakangnya pun khawatir, karena mungkin si peneror akan melakukan aksinya di jalanan besar karena lebih leluasa.

Edgar menambah kecepatan mobilnya, Kia pun sama.

"Ada yang ga beres," gumam Edgar didengar oleh William.

"Itu bukan mobil Kia kan?" tanya Edgar.

"Bukan. Mobilnya warna maroon bukan abu-abu." Ini William yang menjawab.

"Kia juga lagi tidur tadi, jadi ga mungkin juga dia ikut," sahut Lauren.

Edgar sedikit khawatir dan memacu lagi kecepatan mobilnya.

"Keith, ambilin minuman soda gue dong di belakang kursi," titah Edgar.

Keith pun mencari minuman soda yang Edgar maksud.

"Nih."

Edgar pun meraihnya namun sayangnya kaleng minuman itu terjatuh di dekat kakinya.

Ia benar-benar kesusahan mengambilnya karena dekat dengan pedal gas.

Mobil sedikit oleng karena Edgar tidak fokus.

"Woi beneran napa! Perut gue sakit nih, berasa naik kapal aja goyang-goyang," omel Oliv.

Dengan sedikit maju, akhirnya Edgar dapat meraih kaleng soda itu. Namun, tanpa disadari ia melewati sebuah lampu merah.

Dan dari arah berlawanan sebuah truk minyak yang sedikit mengebut tak dapat mengerem menghindari tabrakan.

"EDGAR!"

Brakk!

Mobil itu berguling sebanyak 2 kali dan mengeluarkan kepulan asap di bagian kapnya. Edgar membuka matanya. Apakah ia masih hidup? Atau sudah berada di dalam lain?

Orang di belakangnya mengatur napas masing-masing yang tercekat dan ketakutan dan memikirkan nyawa sendiri.

Tunggu! Tapi kenapa tidak terasa benturan atau semacamnya? Padahal mereka mendengar dengan jelas suara mobil bertabrakan dan berguling.

Mereka sadar bahwa bukan mobil mereka yang seharusnya tertabrak. Namun saat melihat jalan besar di depan, sebuah mobil sport abu-abu tadi sudah ringsek tak berbentuk.

Mereka pun turun untuk melihat mobil itu dikerumuni banyak orang.

Apakah mobil itu menyelamatkan mereka? Karena jelas sekali bahwa mobil Edgar yang posisinya nyaris tertabrak. Namun kenapa tiba-tiba mobil itu muncul dan tertabrak.

"Kasihan ya, korbannya cewek itu loh," ujar salah satu ibu-ibu.

"Iya buruan bawa ke rumah sakit!"

"Ga berani, Bu, katanya luka parah."

"Dilihat aja belom, pintunya masih ketutup!"

Edgar dan William mengernyitkan dahinya begitu pun dengan yang lainnya. Mengapa korban dari kecelakaan itu tidak diselamatkan.

Mereka pun mengintip di bagian kaca pengemudi yang sudah pecah dan berserakan di jalanan.

Seorang cewek yang memegangi setirnya dan wajahnya ditutupi oleh rambut-rambut.

William mencari cara untuk menyelamatkan cewek itu. Ia memecahkan kaca seberang dengan tangannya dengan sekali entakkan siku.

Akhirnya kaca itu pecah dan William membuka pintu mobil lalu membuka kunci pintu pengemudi.

Edgar yang membantu menangkap cewek itu agar tidak terjatuh.

Namun, saat rambut itu diterpa angin, terlihat wajah itu, wajah pucat dengan hidung yang berdarah begitu pun dengan dahinya.

Kia!

Satu nama itu yang terlontar dari mulut semuanya Kaki mereka melemas melihat Kia yang tertabrak.

"Cepat bawa ke RS!" teriak William dan Edgar mengangguk lalu mengangkatnya ke dalam mobil lalu meletakkan Kia di tengah. Kia diletakkan di pangkuan Lauren, Oliv, dan Feli.

Edgar memacu kecepatan mobilnya di atas rata-rata, mencari RS terdekat.

Keith dan Dion tetap tinggal di lokasi kejadian untuk mencari siapa penabrak Mobil Kia.

Mereka sadar bahwa Edgar yang salah karena melewati lampu merah. Namun, arah mobil itu bukan dari arah sebenarnya lampu hijau.

Mobil itu pasti sengaja.

Namun di perjalanan, sebuah mobil hitam seperti Alphard memberhentikan mereka secara mendadak. Empat orang berbaju hitam membawa sebuah pistol dan mendekat ke arah mobil.

"Buka!" bentak orang itu menggedor-gedor pintu mobil Edgar.

Seisi mobil jelas panik.

"Itu siapa, sih? Duh gimana nih buka jangan?" tanya Edgar dengan paniknya.

"Buka aja buka," ujarnya lagi. Dan dengan terpaksa Edgar membuka pintu mobilnya

Namun orang itu langsung menodongkan sebuah pistol yang berisi kepulan asap. Seketika orang yang menghirup pun tak sadarkan diri.

Mereka pun mengambil alih Kia dan membawanya pergi.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang