- 67 -

52.7K 2.4K 164
                                        

Pagi ini Dion memutuskan untuk bermain basket di lapangan dekat kompleks rumahnya. Hitung-hitung mencari pelampiasan cemburu dan kesal menurutnya

Lapangan itu sangat sepi tentunya. Hawa yang dingin dan udara yang segar membuat Dion semakin bersemangat untuk bermain basket yang sudah lama tak ia mainkan.

Mulailah Dion memantul-mantulkan bola dan berlari ke sana kemari sambil memasukkan bola ke keranjang dengan pas dan cekatan.

Sampai seseorang datang dan ikut memainkan bolanya sendiri.

Dion memicingkan matanya dan memperjelas penglihatannya.

Setelah tahu orang itu, tangan Dion mengepal keras dan mengeraskan rahangnya. Orang itu masih tak sadar jika yang bersamanya adalah Dion.

"Haha lo Fero kan? Yang berusaha ngerebut cewek gue," ucapnya pelan namun masih terdengar.

Fero berhenti memantulkan bolanya dan terdiam sejenak. "Maksud lo?"

Dion mendekat ke arahnya. "Gausah sok lupa," ketus Dion.

"Lo Dion? Pacarnya Kia? Kebetulan banget lo ada di sini," balasnya membuat Dion marah.

Dion tersenyum miring. "Gausah deket-deket sama cewek gue, Anjing!" bentaknya mengikis jarak di antara mereka.

Fero terkekeh, "Sorry deh, Bro. Siapa cepat dia dapat. Ga penting status, yang jelas hatinya tertuju pada gue," ujarnya sombong.

"Gausah mimpi, Bangsat!"

"Haha santai dong! Toxic banget tuh mulut!"

"Sekali lagi lo deketin Kia, gue bikin lo hancur sehancur-hancurnya!"

Fero terkekeh geli mendengarnya. "Gue ga takut ancaman lo. Apa pun yang gue suka, harus jadi milik gue. Seutuhnya!" ujar Fero menekankan kata terakhir.

"Lo udah liat kan kemaren? Kia megang tangan gue karna dia balas cintanya ke gue. Nerima gue jadi pacarnya. Jadi pergi jauh-jauh deh, Kia udah milik gue sekarang," lanjutnya membuat Dion semakin mendidih

Dion tidak percaya akan hal itu, bagaimana pun ia mengenal Kia dengan baik.

"Lo pikir gue bakalan percaya? Gak usah kebanyakan mimpi. Hidup lo kebanyakan halu, Njing!" ketus Dion dan segera pergi dari sana sebelum emosi yang mengendalikan dirinya.

Pagi ini Kia berencana untuk ke rumah Dion dengan membawa kantong keresek yang berisi nasi goreng untuk sarapan bersama nanti.

Saat sudah sampai, Kia mengetuk pintu hingga pintu terbuka oleh seorang ART.

"Iya, Non, cari siapa ya?" tanyany.

"Ada Dion, Bi?" tanya Kia.

Dia terdiam sejenak, "Ada, Non. Di kamarnya. Lagi main game."

Kia bernapas lega karena manusia satu itu ada di rumah. "Aku boleh masuk ga, Bi?"

"Boleh, Non boleh, silakan masuk," ujarnya dan membuka pintu lebih lebar lagi.

Kia pun masuk dan duduk di sofa.

"Non mau dibikinin minuman dan cemilan?" tawarnya.

"Gausah Bi, terima kasih," balas Kia sopan.

"Yaudah, Non, Bibi ke dapur dulu, kalo mau liat Den Dion naik aja ya, Non. Kalo butuh sesuatu panggil Bibi aja."

Kia beranjak dari duduknya. "Bi boleh minta tolong ambilin piring, sendok, garpu, sama air segelas? Aku mau sarapan sama Dion aja di atas."

"Boleh atuh Non, sebentar ya."

Tak butuh waktu lama Kia pun mendapatkan apa yang ia perlukan dan langsung ke kamar Dion.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang