"Aaaa!" teriak Kia saat tangannya ditarik seseorang dari samping.
"Hahaha, gak semudah itu lo lari!" ucap orang itu. Kia kenal siapa dia. Tangan kanan Diamond Mafia yang pernah Kia temui sebelumnya.
Kia mengempaskan tangan orang itu dengan sekali sentakan dan menendang motor sport di sebelahnya dengan kencang hingga terjatuh.
Kia berlari sekencang mungkin menuju keramaian. Namun ia kalah cepat, karena tangannya kembali dicekal. Bagaimana lagi, Kia sudah kehabisan tenaga.
Pipi kanan Kia ditampar keras oleh orang itu tanpa ampun membuat Kia meringis menahan perih.
Amarah Kia sudah berada di ubun-ubun sekarang. Kia tersenyum semringah di balik masker yang dipakainya.
Suara pukulan dan tembakan mengisi suasana sepi di antara mereka. Kia yang sudah kehilangan banyak tenaga harus merelakan bahu kirinya terkena tembakan. Kia sudah tidak tahan lagi. Entah bagaimana nasibnya satu menit ke depan.
Saat orang itu akan membunuh Kia dengan pisau lipat miliknya, suara motor kembali menderu ke arah mereka.
Tiba-tiba saja orang itu turun dan memukul si tangan kanan Diamonds Mafia dengan membabi buta tanpa ampun hingga akhirnya anggota DM tak sanggup bergerak lagi.
Kia yang sudah tidak mampu menopang badannya perlahan meluruh mengempas tanah. Dia berusaha mengenali seseorang yang entah menolong atau hendak menculiknya, tapi kesadaran Kia sudah hilang terlebih dahulu.
***
"Kia?" ucap Dion terkejut saat sudah membuka maskernya.
Dia terkejut karena dua hal. Kenapa Kia bisa diserang oleh orang tak dikenal dan bagaimana bisa begitu banyak luka bersarang di badan Kia. Bahkan Dion bisa melihat lubang bekas peluru di bahu Kia.
Pelan-pelan Dion membuka sepatu dan jaket yang dipakai Kia dan hanya menyisakan celana Levis hitam dan kaos hitam oblong yang dipakai Kia.
Suara pintu apartemen yang dibuka membuat Dion menoleh. Aunty-nya yang sekaligus dokter keluarga Dion masuk dengan tas hitam di tangannya.
"Dia siapa, Dion?" tanya Aunty Sasa saat Dion mengarahkannya pada Kia.
"Temen. Tadi ketemu di jalan dan kondisinya udah begini," jelas Dion.
Aunty Sasa mengecek kondisi Kia yang bisa dikatakan berantakan. Pipi yang lebam, sudut bibir berdarah, bahu Kiri tertembak peluru, dan tangan yang terluka.
"Kamu punya baju tidur atau kaos kecil?" tanya Aunty Sasa yang masih sibuk membersihkan luka di badan Kia.
"Sebentar, Aunty," jawab Dion sambil mencari baju yang cocok untuk dipakai Kia.
Dion baru ingat, di kamar satunya terdapat baju tidur milik sepupunya yang pernah menginap di sini. Dion bergegas mengambil kaus tersebut, memberikannya pada Aunty, lantas keluar kamar. Dia tahu Aunty butuh ruang khusus untuk mengganti pakaian Kia.
Setelah 20 menit menunggu, Aunty Sasa pun keluar dari kamar.
"Dia cuma butuh istirahat aja yang cukup, dan harus sering minum obat ini supaya lukanya cepat sembuh," ucap Aunty sambil memberikan selembar resep pada Dion.
"Perdana sekali kamu manggil Aunty buat ngobatin cewek. Ada hubungan lebih? Keknya kamu khawatir banget tadi," kekeh Aunty Sasa.
Dion kikuk "A-ah, engga kok, Aunty. Cuma teman aja."
Aunty Sasa mendekat dan berbisik jahil, "Kalo bisa pacaran, soalnya dia cantik banget. Aunty aja sampe pangling haha."
"Duh, dibilang gak ada apa-apa," kesal Dion karena Aunty senang sekal menggodanya dan membuatnya malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]
Fiksi Remaja[ PART MASIH LENGKAP ] Azkia Sferinly Bredanzo. Seorang Leader Black Raccons, sebuah geng mafia terkenal di dunia. Jika ada seseorang yang mengusik kehidupannya, Kia tidak akan segan menyiksa dan membunuh mereka tanpa ampun. Siapa yang menyangka, le...
![A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/185242806-64-k761943.jpg)