- 20 -

73.2K 3.1K 207
                                        

"Kan gue bilang duluan aja astaga," dumel Kia saat melihat Marchel yang bersandar ditembok toilet.

"Udah ngomongnya? Buruan ke kantin, mereka udah pada nungguin," ajak Marchel sambil menggenggam tangan Kia.

Kia sontak kaget dan menahan rona di pipinya, namun baru beberapa langkah mereka berdua melihat beberapa orang siswa berlarian.

"Ada apa? Kok buru-buru banget?" cegat Kia pada salah satu siswa

"Oliv dan Bryeta bertengkar di kantin, gue mau panggil guru BK buat misahin," ujarnya.

"Gak usah dipanggil, biar gue yang urus," balas Kia cepat dan langsung melepaskan tangannya dari Marchel lalu berlari menuju kantin.

Kia melihat baju Oliv dan Feli yang sudah kotor karena saus. Begitu pun dengan kepalanya yang sudah basah karena jus.

"Makanya lo jangan ikut campur! Sok bener banget" teriak Bryeta ke arah Feli

"Lo yang seharusnya pake mata kalo jalan, setan!" teriak Oliv juga.

Brakkkk!

"Maksud lo apa? Punya otak gak? Kalo punya di pakek anjing!" bentak Kia sambil menarik kerah baju Bryeta hingga tercekik

Raut wajah Kia sudah menjadi merah padam yang tersirat bahwa Kia sangat-sangat marah saat ini.

"Ya salah temen lo sendirilah! Kenapa nyandung kaki gue!" jawab Bryeta tak kalah kuat.

Kia melepaskan cengkeramannya dikerah baju Bryeta dengan keras hingga ia terjatuh.

"Lauren! Jelasin kenapa Oliv dan Feli jadi tikus Empang gini?"

Oliv dan Feli mencebikkan bibirnya karena Kia menyebutnya tikus empang.

"Tadi pas Bryeta sama dayang-dayangnya lewat, kakinya Oliv emang dilurusin ke jalan karena pegel. Lah si Bryeta jalan gak liat-liat, yaudah jatuh kesandung kakinya Oliv. Bryeta ngamuk dan nyiram Oliv pake saos dan jus. Si Feli ikut belain, jadi dia juga kena."

Kia menoleh kearah Bryeta dengan tatapan tajam. "Gini ya, di mana-mana kalo jalan pake kaki dan liatnya pake mata. Bukan sebaliknya! Gausah sok kecakepan deh, jelek ya jelek aja gausah tebar-tebar pesona kek mimi peri dah Lo. Cantikkan juga mimi peri"ucap Kia menohokm

Yang menonton pertengkaran itu hanya tertawa terbahak-bahak atas ucapan Kia yang membuat Bryeta kicep.

Bryeta diikuti dayang-dayangnya langsung memutuskan untuk pergi dari sana karena tak tau balasan seperti apa untuk melawan Kia. Namun Kia dengan cepat mencekal tangan Bryeta.

"Lo pikir semudah itu pergi? Setelah nyiram mereka pake saus ama air?" ucap Kia dingin.

Kia mengambil saos pula dan menyiramkannya tepat di muka Bryeta.

"Aduhh mata gue, tolongin mata gue! Perih banget" teriak Bryeta karena wajahnya seketika panas karena saos sambal itu.

Dayang-dayangnya pun langsung mengantarkannya ke toilet. Seisi kantin langsung menertawai Bryeta habis-habisan.

"Thanks ya udah belain," ucap Feli.

"Santai aja kali," balas Kia.

"Sana ganti baju, geli gue liat tampang Lo berdua" ucap Kia menertawai Feli dan Oliv.

"Wah jahat lo," balas Oliv kesal.

"Gue gak ada baju ganti woi, gimana dong?" keluh Feli dan diangguki pula dengan Oliv.

"Keith, Beliin mereka baju dong di koperasi. Bilang kepenjaganya aja Kia yang minta," suruh Kia pada Keith.

Keith hanya mengangguk dan langsung membeli seragam baru untuk Oliv dan Feli.

***

Senin adalah hari yang paling dibenci oleh para siswa. Sudah berpanas-panasan menantang matahari, masih harus mendengar ceramah pembina upacara yang menulikan telinga. Membosankan.

Inilah saat yang paling dibenci oleh siswa dan siswi, yaitu saat amanat pembina upacara.

Seorang asing naik podium dengan tegapnya.

"Selamat siang. Baiklah anak-anak nama saya Herman Franz kepala sekolah baru kalian," ucapnya lantang.

Semua siswa ricuh bertepuk tangan saat seorang cewek ikut berdiri di sebelahnya.

"Dan ini anak saya, Vanesaa Elisabeth, siswi baru di sekolah ini. Jadi, saya harap kalian menghormatinya seperti saya," ucap Pak Herman dengan nada angkuh.

Vanessa yang diperkenalkan seperti itu pun merasa tersanjung dan semakin angkuh.

Samar-samar suara bisik-bisik sumbang terdengar membandingkan si anak baru dengan Kia yang sudah menjadi primadona sejak awal.

Vanessa mengernyitkan dahinya karena mendengar nama Kia yang sering dibeda-bedakan dengannya.

"Lama banget sih ngocehnya, keburu jadi ikan asin di sini" dumel Oliv mengibas-ngibaskan lehernya yang berkeringat

"Iya gak selesai-selesai, bisa lepek rambut gue" tambah Lauren pula

Kia hanya menatapnya malas dan tersenyum miring saat Vanessa dibangga-banggakan oleh Kepsek itu.


A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang