A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]

- 47 -

Briliant High School mendadak jadi super ribut saat para siswa tahu primadona mereka telah kembali masuk. Berbagai ucapan selamat dan pertanyaan penuh perhatian untuk Kia berkali-kali diajukan

"Udah sehat kan?" tanya Edgar mengacak rambut Kia karena sedari tadi diam.

"Iyaa ya ampun, nanya ya nanya aja! Rambut gue lo acak-acakin, Bangke," dumel Kia menyisir rambutnya lagi.

"Mikirin Dion ya? Tadi ada sama William di kantin, mau gue suruh ke sini?" ledek Edgar langsung.

"Eh jangan! Ga penting anjir, apa bedanya ada ga ada Dion?"

"Serius? Kalo ada gue, jantung lo maraton, kan?" ucap seseorang dari pintu sok keren. Siapa lagi kalau bukan Dion.

"Dihh GR banget si Bambang!" balas Kia membuang tatapannya ke sembarang arah.

"Gue Dion, bukan Bambang!" protes Dion dan sekarang sudah berada di kursi depan Kia dengan sengiran khasnya.

"Sama aja!"

"Beda, Kia"

"Serah!"

"Dih ngambek. Makin cantik loh nanti," seloroh Dion yang tertawa

"Oiya, Bosqu, gue kemaren baca di Wattpad kalo cewek ngambek itu dipeluk atau dicium gitu," timbrung Edgar asal, membuat Kia membulatkan matanya pada Edgar.

"Ulu ulu, mau dipeluk Abang Dion, ya," balas Dion merentangkan tangannya dengan lebar pada Kia, semakin puas menggodanya.

Kia menatapnya dengan tatapan jijik. Tidak tahan dengan keidiotan teman-temannya, Kia langsung mengambil kruknya dan pergi dari kelas.

Dion puas melihat wajah kesal Kia karena dijahili. Wajah yang cemberut, alis yang menyatu, dan wajah memerah membuat Dion semakin gencar dan gemas untuk menjahili Kia lagi.

***

Dion mengikuti langkah tertatih Kia dan mengangkat kedua alis saat berhenti di sebuah taman di belakang sekolah. Dia segera mengendap-endap mendekat, dengan tangan menjulur ke depan dan ....

"Dor!" kejut Dion membuat Kia hampir membogem Dion dengan tangannya.

"Apa, sih!" ketus Kia saat Dion menatap Kia dengan sengiran gembel miliknya.

"Dih, judes banget," balas Dion hampir tertawa melihat ekspresi Kia yang sedang ngambek.

"Bodo."

Dion pun duduk di sebelah Kia dan melihat arah pandang perempuan itu. Sebuah kolam yang meski kurang terawat tapi dihuni berpuluh-puluh ikan cantik. dan di sekitarnya terdapat berbagai bunga.

"Nanti pulang bareng gue," ucap Dion tiba-tiba membuat Kia mengerutkan dahinya.

"Gak," balas Kia tanpa berpikir.

"Gue bilang, bukan nanya atau minta persetujuan." tekan Dion. "Bunda pengen ketemu lo katanya."

"Hah? Gue? Ngapain?" bingung Kia karena ia saja tak mengenal bunda Dion.

Kia tidak tahu bahwa saat ia koma, bunda Dion sempat menjenguknya sebentar, bahkan memberi semangat pada Mommy.

"Ikut aja, ga pake penolakan," balas Dion kekeuh.

"Kalo lo nolak, gue ngambek sebulanan," tambah Dion lagi,

"Dih terserah, ga peduli gue," balas Kia dengan nada yang masih kesal,

"Ayo balik, gue anter. Jangan lupa nonton gue nanti, gue tanding basket sama kelas lo," ucap Dion sambil tersenyum manis pada Kia. Siapa pun yang melihat senyuman itu sangat beruntung. Jarang seorang Dion mau tersenyum pada seorang cewek selain bundanya.

Entah angin dari mana, Kia hanya mengangguk dan menerima tawaran Dion untuk membantunya kembali ke kelas.

Dion pun meletakkan tangan Kia di bahunya, dan dia memeluk pinggang Kia dengan erat. Jarak mereka sangat dekat, nyaris menempel. Kedua orang ini merasakan hal yang sama. Jantung yang berdebar kencang seperti maraton dan yang pastinya seratus persen baper.

Ampun deh, jantung gue alay banget, batin Kia mulai mendumel.

"Pinggang lo rata tanpa lemak," ucap Dion tiba-tiba yang berhasil merusak kebaperan Kia.

"Eh, Bajigur! Kesempatan dalam kesempitan banget, sih!" kesal Kia yang akan melepaskan lingkaran tangan Dion di pinggangnya. "Mesum!"

"Kan fakta. Kalo gue bilang pinggang lo tebel, yang ada lo ceburin gue ke kolam sekarang."