- 45 -

66.9K 3.1K 170
                                        

Setelah beberapa hari, akhirnya Daddy tahu siapa dan kenapa Kia bisa kecelakaan. Orang itu adalah anak dari rekan bisnisnya sendiri

Daddy tidak bisa menyembunyikan ekspresi marah dari wajahnya. Bagaimana bisa? Dia baru saja menanamkan saham di perusahaan keduanya saat mereka terancam bangkrut. Dan ini balasannya?

"Cabut saham perusahaan itu, buat mereka jadi gelandangan. Blokir semua akses perusahaan yang ingin membantu mereka," tukas Daddy tegas, meski dia yakin tidak akan ada satu perusahaan pun yang mau membantu mereka.

Prinsip dalam bisnis itu sederhana, meski praktiknya tidak pernah sederhana. Saat ada perusahaan besar berinvestasi, investor-investor lain akan turut berinvestasi. Namun, begitu mereka tahu perusahaan top 1 dunia menarik investasi, perusahaan lain tidak punya pilihan selain ikut menarik saham mereka.

***

Saat ini Bryeta dan Cindy sedang berada di salah satu mal, sibuk memilih pakaian mana yang harus mereka beli. Hari ini, mereka memang berniat shopping besar-besaran untuk merayakan kemenangan mereka atas Kia.

Setelah selesai memilih-milih, mereka berjalan ke kasir sambil sesekali bercanda.

"With card or cash, Miss?" tanya pegawai setelah selesai membungkus belanjaan Bryeta dan Cindy.

"This one," jawab Cindy sambil menyerahkan kartu kreditnya.

"Wait for a minute, Miss."

Bryeta dan Cindy tak banyak menanggapi, sibuk membayangkan memakai baju-baju itu nanti.

"Sorry Miss, your card has been blocked," ucap si pegawai sambil tersenyum sopan.

"Impossible. Try again," balas Cindy tak percaya.

Si pegawai kembali menggesek kartu kredit Cindy beberapa kali sebelum mendongak. "I've tried several time, Miss, but it's no difference."

"Coba pake kartu lo," suruh Cindy pada Bryeta.

Bryeta segera memberikan kartunya. Cindy sangat deg-degan karena belanjaannya saat ini kelewat banyak. Mau ditaruh mana wajahnya jika ia tak bisa membayar.

"This card is also blocked," kata si pegawai kembali.

Bryeta dan Cindy beradu tatap dan mengerutkan dahinya.

"Bentar, gue telepon bokap dulu." Cindy pun menjauh dari mereka dan menelepon papinya.

"Hallo, Papi blokir kartu aku?" tanya Cindy langsung.

"Dasar anak sialan! Kau ada masalah apa dengan keluarga Bredanzo, hah!"

"Aku tidak pernah membuat masalah, Papi."

"Bohong! Aku tahu kau mencoba membunuh putri satu-satunya di keluarga Brendanzo!"

"Mustahil. Aku nggak akan berani."

"Terserah dengan semua omong kosongmu. Jangan menginjakkan kakimu di Indonesia lagi. Mulai sekarang, kau bukan bagian keluargaku."

"Maksud Papi?"

"Itu setimpal dengan apa yang kamu lakukan dan membuatku bangkrut dan menjadi gelandangan di sini!" Dan panggilan langsung diputus sepihak.

Seketika Cindy langsung panik memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya di negara orang tanpa bantuan keluarga yang baru saja membuangnya. Lalu berlari mendekati Bryeta. Namun, tiba-tiba tangannya dicekal kuat dan ditarik ke belakang lalu dipasangkan borgol.

"Apa-apaan!" sentak Cindy mencoba melepas borgol itu.

"Anda ditangkap atas tuduhan percobaan pembunuhan putri dari keluarga Bredanzo. Anda akan kami bawa kembali ke Indonesia untuk diberi hukuman." Orang itu adalah polisi London yang bekerja sama dengan anak buah Daddy.

Saat Cindy sedang bergulat dengan isi kepalanya, mencoba mencerna situasi sekarang; dua tembakan menggema.

"Argh! " teriak seseorang dan itu adalah Bryeta.

Kaki Bryeta ditembak karena mencoba kabur dari polisi. Bryeta terkulai lemas, namun tangannya tetap diborgol dan dibawa bersama Cindy menuju mobil polisi.

Berlyn shop sudah bekerja sama untuk menangkap Bryeta dan Cindy, mengingat wajah mereka sudah terpampang di penjuru dunia sebagai pembunuh.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang