Seharian ini, Kia dan teman-teman barunya puas berkeliling mal untuk membantu Feli dan Oliv berbelanja perlengkapan. Saking asyiknya, mereka tidak sadar sudah main sampai larut malam.
Di perjalanan pulang setelah shopping, Oliv, Feli, dan Lauren tertidur pulas kecuali Kia karena fokus menyetir. Kia membawa mobil dengan kecepatan sedang, karena jalanan Ibukota sudah sepi. Jadi, Kia leluasa dalam mengendarai mobilnya. Kia melihat dari spion mobilnya, ada 2 mobil sedan hitam yang mengikutinya sejak dari mal tadi.
Dor! Dor!
Seisi mobil langsung terbangun karena bunyi tembakan yang melayang ke kaca mobil belakang Kia.
"Ki-a gue takut," lirih Feli yang ketakutan mendengar suara tembakan pada spion Kia.
"Itu siapa yang ngikutin kita?" tanya Lauren dengan panik.
"Gue gak tau. Ren, lo siapin pistol. Gue bakal nepiin mobil ini dan langsung kita serang. Jangan lupa lo pake pelindung anti peluru dan topeng," titah Kia cepat dan tegas.
Lauren pun menuruti apa katanya. "Anti pelurunya cuma satu? Buat lo gimana?"
"Gue bisa sendiri, lo tenang aja," balas Kia memasukkan peluru ke pistolnya dengan cepat.
"Tapi—"
"Gue sekarang Leader, bukan sahabat lo. Jangan bantah omongan gue," tegas Kia menatapnya tajam, Lauren pun hanya bisa pasrah.
"Sekarang kalian tenang dulu, dan pindah ke kursi paling belakang. Tutup kepala kalian dengan bantal. Jangan angkat kepala kalau nggak mau kasih salam ke peluru," tegas Kia menekankan kalimat terakhirnya.
Mereka berdua pun langsung mengikuti ucapan Kia dan ke kursi paling belakang.
Berbeda dengan Kia dan Lauren, mereka tetap di posisinya dan memegang pistol yang sering dipakai untuk menjalankan misi. Yang selalu dibawa ke mana-mana di balik punggungnya. Tentu saja itu sudah dimodifikasi agar tidak terdeteksi saat melewati alat pendeteksi di mal tadi
Tiga tembakan lagi kembali memecahkan 2 ban mobil Kia dan salah satu spion Kia.
Kia berusaha menghentikan mobilnya yang kehilangan kendali, memutar setir dengan cepat dan menginjak rem dalam-dalam. Nasib baik mereka tidak berguling di dalam mobil.
"Kalian berdua mau ngelawan mereka?" tanya Oliv sambil sedikit mengintip berapa banyak orang yang berjalan menuju mobil mereka.
"Plis jangan, kita kabur aja. Gue gak mau kalian kenapa-napa," ujar Feli yang menangis sesenggukan.
"Kalian jangan khawatir, kita udah biasa. Jaga diri kalian di sini. Pintu mobil gue kunci rapat, nanti kalo situasinya udah aman, gue buka," ujar Kia.
"Kia! Lauren!" teriak mereka histeris.
"To the point. Gue gak suka yang bertele-tele. Maksud lo apa ganggu ketenangan gue, hah?" ucap Kia dingin dari balik topengnya.
Sungguh Kia merutuki dirinya sendiri karena melupakan mobil yang ia pakai sekarang adalah mobil yang sama saat misi Black Raccons sebelumnya.
"Gue mau lo mati malam ini juga," jawab laki-laki itu dengan nada yang tinggi.
"Emang sebelumnya kita pernah punya masalah?"
"Lo udah bunuh ketua kami!" jawabnya dengan penuh penekanan.
"Siapa ketua lo?"
"Raymond. Kami tidak akan terima Ketua kami dibunuh oleh wanita kecil seperti lo!"
"Hahaha, salah dia sendiri kenapa berani ngusik ketenangan gue!" bentak Kia.
"Kita lihat. Siapa sebenarnya yang lo panggil wanita kecil," ujar Kia lagi menekankan kata terakhirnya.
Lalu laki-laki itu maju dan memegang sebuah pisau lipat ditangannya. Kia yang tahu akan hal itu pun segera berhati-hati karena jika lengah sedikit, maka nyawanyalah yang akan melayang saat itu juga.
"Jangan terkecoh, fokus," tegur Kia pada Lauren.
Pertengkaran sengit antara 2 orang cewek dan segerombolan cowok dengan tubuh besar meramaikan jalan yang sepi. Pisau di layangkan, tembakan bertubi-tubi diberikan tanpa ampun pada Kia dan Lauren. Namun, mereka berhasil mengelak cepat.
Dor! Dor! Dor!
"Kia!" teriak Oliv dan Feli saat mendengar suara tembakan beruntun terjadi.
Selesailah sudah. Akhirnya Kia ....
Menembak seluruh anggota dari Raymond dengan tepat sasaran dan langsung tergeletak mengenaskan di atas aspal.
Darah sudah tercecer di mana-mana. Kia terluka karena pisau yang menggores pipi dan tangannya yang luka karena tembakan.
Namun, Lauren tak luka sedikit pun, karena Kia melindunginya. "Good job, gak sia-sia gue ngerekrut lo jadi anggota gue," ucap Kia bangga menepuk bahu Lauren.
Lauren yang kelelahan pun mengacungkan jempol sebagai jawabannya.
Kia merogoh sakunya dan menelpon Vallo.
"Hallo, Miss, ada apa?"
"Bawa anggota kita ke jalan Mandala. Gue punya santapan malam untuk Junior Crocodile. Dan bawa 1 mobil lagi beserta Lamborghini hitam gue. Sekarang!"
"Baik, Miss, kami segera ke sana."
Kia berjalan menuju mobilnya untuk menemui teman-temannya yang sedang ketakutan.
"Sekarang keluar. Keadaan udah aman," ucap Kia membuka pintu belakang mobil.
Mereka pun segera keluar dari mobil untuk memeriksa kondisi Kia.
"Lo gapapa kan? Ada yang luka?" tanya Feli sambil memeluk Kia dengan erat begitu pun dengan Oliv, dan bergantian pada Lauren.
Kia merasakan kehangatan persahabatan setelah Lauren. Sepeduli itu mereka, padahal mereka baru berteman tadi siang.
"Iya gue gapapa kok," balas Kia enteng sambil melepaskan jubah dan topengnya.
"Pipi lo berdarah, Kia," ucap Oliv yang melihat darah yang sudah kering di pipi Kia.
"Kita ke RS ya," ujar Feli panik.
"Gak usah. Gue beneran gapapa, ini cuma luka kecil. Besok pasti sembuh."
"Maaf ya, gara-gara masalah gue kalian nyaris kena batunya," ucap Kia menyesal.
"Kita kan gak tau kejadian yang gak kita duga kek gini bakal terjadi," ujar Oliv sambil mengelus bahu Kia.
"Oiya nanti kalian diantar sama bodyguard gue. Gapapa, kan? Gue masih ada urusan sebentar."
"It's okay, Kia," ucap teman-teman Kia dengan tulus.
Jalan itu sangat sepi, jadi tidak ada yang tahu bahwa ada kejadian malam itu.
Datanglah Vallo, anggota Black Raccons sekitar 20 orang dan bodyguard Kia dengan membawa 2 mobil dengan 1 Lamborghini milik Kia.
"Itu siapa?" tanya Feli dengan polos dan bersembunyi di balik punggung Kia.
"Black Raccons?" baca Oliv sambil melihat logo di di jaket Anggota Black Raccons dengan terkejut.
"Ada saatnya gue jelasin, tapi gak sekarang," ucap Kia tegas.
"Ren, telpon William nanti. Bilang ke dia gue gakpulang malam ini, mau nginap di apartemen," ujar Kia pada Lauren dan dibalas anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]
Fiksi Remaja[ PART MASIH LENGKAP ] Azkia Sferinly Bredanzo. Seorang Leader Black Raccons, sebuah geng mafia terkenal di dunia. Jika ada seseorang yang mengusik kehidupannya, Kia tidak akan segan menyiksa dan membunuh mereka tanpa ampun. Siapa yang menyangka, le...
![A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/185242806-64-k761943.jpg)