- 18 -

79.7K 3.3K 115
                                        

Kia dan Delvi sudah berada di rumah Kia, tepatnya kediaman keluarga Bredanzo.

Delvi memasuki rumah Kia yang dua kali lipat besarnya dari rumahnya, ia sempat terkagum-kagum akan isi dari rumah Kia.

"Eh bentar ya, gue mau cek kamar lo udah siap atau belum. lo duduk dulu aja di sofa," kata Kia dan dibalas anggukan oleh Delvi.

Saat sibuk melihat-lihat sekeliling, Delvi tak sengaja melihat sebuah foto Kia dan daddy-nya. Delvi seolah tak asing dengan wajah itu dan beberapa saat kemudian ia mengingatnya dengan jelas.

"Liatin apa, Del?" tanya Kia membuat Delvi sedikit terkejut.

"Ternyata lo anaknya Om Richard! Dulu, Om Richard sering ke rumah gue ngurusin bisnis sama bokap."

"Wah serius? Berarti kita juga bakal deket dong?" seru Kia antusias.

"Haha ya iyalah," jawab Delvi tersenyum.

"Eh ayo ke kamar, udah siap. Entar kelamaan duduk malah lemes lagi," ujar Kia khawatir.

"Lo kok gak sembuh-sembuh dari dulu, Del? Padahal udah sering jalanin pengobatan, kan?" tanya Kia lagi, kali ini sudah menghilangkan raut cerianya.

"Sebenarnya, dokter gue ada bilang sesuatu," jawab Delvi setengah ragu.

"Apa?"

"Kalau berobat di London, persentase kesembuhan gue bisa naik drastis. Kata dokternya sih, karena fasilitas di sana lebih mendukung," jelas Delvi.

"Terus, kenapa gak berobat di sana?" tanya Kia lagi.

"There's too much expense. Bokap gue mana mau ngeluarin uang sebanyak itu buat gue." Delvi mengedikkan bahu, berlagak tidak peduli.

"Gue bisa bantu," ucap Kia yakin.

"Caranya gimana?"

***

Keesokan harinya.

Hari ini, Kia mengantar kepergian Delvi yang akan terbang ke London untuk menjalani pengobatan. Nasib baik Daddy Kia mau menanggung seluruh biaya pengobatan Delvi. Dan sekarang, mereka berdua sudah berada di Bandar Udara Soekarno Hatta bersama beberapa bodyguard Kia.

"Kalo udah sampe, langsung kabarin gue," ucap Kia sedih.

"Iyaa, Kia, nanti gue kabarin," balas Delvi sambil memeluk Kia erat.

"Semoga cepat sembuh, jangan lama-lama di sana. Kalo udah, langsung pulang," tegas Kia.

"Iyaa-iyaa," jawab Delvi sambil tertawa lucu karena respons Kia.

Delvi melirik jam tangan yang terpasang di lengan kirinya. Kurang 30 menit lagi pesawatnya berangkat. Dia harus bergegas.

"Gue harus ke gate sekarang. Jaga diri lo baik-baik di sini. Gue bakal pulang secepat mungkin," ucap Delvi lagi.

"See you, Kia," pamit Delvi sambil melambaikan tangannya pada Kia.

"See you too, Delvi!" Kia pun membalasnya juga.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang