- 22 -

69.9K 2.9K 91
                                        

Kia sampai di depan kelas saat dering teleponnya berbunyi. Mommy yang menelepon. Kia pun mengurungkan masuk kelas dan duduk di bangku panjang di depan kelasnya.

"Hai, siapa yang nelpon?" tanya Edgar yang baru saja datang, basa-basi.

Kia mendongak. "Mommy."

"Iya, Mom, tadi Kia taruh di dekat lemari kamar. Coba Mommy cari lagi, pasti ada," kata Kia pada Mommynya.

Edgar hanya ber oh ria dan memilih masuk kelas duluan. Namun, saat pintu baru terbuka, Edgar dibuat terkesiap.

Sebuah cairan hitam pekat yang amat busuk mengalir mulus di kepala Edgar. Cairan busuk itu mengotori seragam yang berubah jadi hitam. Bau busuk got pun menyeruak, membuat Edgar mual saking busuknya.

"Siapa yang ngelakuin hal bodoh kek gini!" umpat Edgar sambil berteriak keras.

Kia yang melihat itu langsung terkejut dan menyudahi panggilannya.

Edgar sudah mengepalkan tangannya. "Gue tanya sekali lagi, siapa yang ngelakuin hal idiot kek gini?" bentak Edgar lagi.

Salah satu siswi pun maju dan menjawab ragu, "Gue liat Vanessa yang ngelakuin itu semua tadi pagi."

Seketika, rahangnya mengeras mendengar nama itu. "Vanessa iblis terbusuk yang pernah gue temuin." Edgar mengumpatnya terus-terusan saat berjalan menuju toilet, tidak tahan dengan bau yang menempel di kulitnya.

Kia langsung mengikuti Edgar dari belakang, berniat membantu.

"Lo punya seragam cadangan?" tanya Kia melangkahkan kakinya cepat.

"Gak ada."

Tiba-tiba Edgar membuka seragamnya dan tidak memakai apa pun lagi selain itu. Memperlihatkan roti sobek pada siapa pun yang melewati Edgar, termasuk Kia.

"Emang cowok gak ada akhlak. Ngumbar aurat di depan umum," gumam Kia.

Edgar masuk toilet untuk membersihkan air got yang meninggalkan jejak bau ditubuhnya.

Sepuluh menit kemudian Edgar keluar dengan rambut yang acak-acakan dan agak basah. Masalahnya, dia tidak menggunakan atasan dan berjalan tanpa dosa mendekati Kia. Kia yang melihat itu pun langsung menutup matanya dengan satu tangan.

"Lo ngapain tutup mata?" tanya Edgar bingung.

"Pake nih hoodie gue! Gak usah pamer-pamer abs, deh. Nambah dosa gue aja," omel Kia dan memberikan hoodie miliknya.

"Thanks," balas Edgar sambil tertawa.

"Nyangkut nih, bantuin dong! Lubangnya kecil banget, kepala gue gak bisa masuk," keluh Edgar pada Hoodie Kia.

"Ribet banget sih, ah," gerutu Kia dan menjinjit meraih hoodie-nya untuk membantu Edgar.

"Kalian ngapain?" tanya seseorang dengan nada tinggi.

Kia langsung mendorong Edgar agak menjauh saat Marchel mendekat dan menarik hoodie yang dipakai Edgar.

"Lo ngapain?" tanya Marchel di depan wajah Edgar.

"Selo, dong. Ini gak kek yang lo liat," balas Edgar yang mulai meninggikan suaranya.

Marchel yang terbakar cemburu sudah sangat emosi. Saat ia akan melayangkan sebuah bogeman pada Edgar, seseorang menarik tangan Marchel dari belakang dan membuat emosinya langsung mereda seketika. Bukan menarik, tapi sedikit memeluknya

"Udah Chel, demi apa pun gue cuma bantuin Edgar make hoodie doang," ucap Kia pelan.

Edgar yang tidak merasakan apa-apa di wajahnya langsung membuka matanya. Tangan yang akan dilayangkan padanya itu berhenti di udara dan perlahan turun.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang