Kia menunggu Dion di parkiran dekat mobil sport berwarna hitam. Sudah berkali-kali Kia melihat jam yang bertengger ditangannya dan berkali-kali pula detik berlalu menjadi menit dan menjadi jam. Padahal, Dion tadi sudah mengabarinya untuk pulang bersama. Pikiran negatif mulai memenuhi otaknya, memikirkan Dion pulang bersama Flora.
"Gak. Gak mungkin Dion ninggalin gue demi si Fauna," gumam Kia dengan gelengannya menyadarkan diri.
"Sendiri, Neng? Mending pulang bareng Abang," goda seorang cowok dengan tampang jengkelnya dari motor sport.
"Dih jijik, sejak kapan lo jadi abang-abang, Gar?" ujar Kia dengan tampang datarnya ke arah Edgar.
"Sejak 20 detik yang lalu."
"Iyain biar cepet," balas Kia lagi dengan memutar bola matanya malas.
"Bel udah bunyi sejam yang lalu, Maemunah. Lu napa belom pulang? Mau pulang bareng penghuni sekolah? Ih gue denger serem-serem loh," ujar Edgar menakut-nakuti.
"Gue pemberani, iblisnya aja di depan gue sekarang," balas Kia.
Edgar menoleh ke sekitar mereka yang sudah lumayan sepi. "Lo punya indra ke-6?"
Kia tertawa ngakak, pasti Edgar pikit di dekatnya ada iblis yang Kia maksud. "Tolol banget dah!"
"Sekarang gue tanya ya, Bapak Edgar. Gue sekarang dekat mobil siapa?" tanya Kia sambil melipat tangannya di depan dada.
"Dion," jawab Edgar.
"Berarti gue nungguin siapa?"
"Dion, eh?" jawabnya lagi terdiam sebentar dan berpikir
"Bukannya Dion pulang bareng Flora?" tanya Edgar membuat raut wajah Kia tiba-tiba keruh.
"Kok ga bilang ke gue?"
"Lahh? Tadi katanya udah bilang ke lo," balas Edgar bingung.
Sebuah pesan masuk dan itu bukan dari Hp Kia melainkan Edgar. Setelah membaca isi pesan, Edgar mendongak dan menatap Kia.
"Gue duluan, ya? Nyokap minta ditemenin belanja. Lo gapapa gue tinggal? Atau mau gue antar?" tawar Edgar langsung dibalas gelengan dengan Kia.
"Gausah. Duluan aja, nanti gue bisa pake taksi."
***
William: Kia bareng lo? Udah malam woi anterin adek gue pulang! Mommy Daddy gue baru pulang dan nyariin Kia. Cepet antar sebelom rumah gue jadi ajang pidato.
Oke, Dion yang baru akan berbaring mengistirahatkan diri mendadak jadi khawatir. Kenapa Kia belum pulang?
Tanpa basa basi Dion bersiap dan hanya menggunakan hoodie dan celana pendek selutut.
Lalu Dion mengambil kunci motor sportnya dan mengendarai dengan kecepatan penuh.
Klakson memenuhi jalanan, membuat orang yang dilewatinya bersumpah serapah.
Tujuan Dion saat ini adalah sekolah. Sekolah. Dan sekolah. Entah bagaimana, Dion yakin Kia ada di sekolah sekarang.
Dion segera menuju parkiran tempat mobilnya terparkir Satu kefokusan mata Dion tertuju pada seorang cewek yang meringkuk dan meletakkan kepalanya di antara lutut.
"Kia!" panggilnya keras membuat Kia mendongak.
Dion turun secepat mungkin dan memegang bahu Kia melihat wajah pucat dan kusut Kia.
"Lo kenapa masih di sini?" tanya Dion khawatir.
"Nungguin lo, dan ketiduran," balas Kia datar.
"Gue udah pulang dari tadi," balas Dion.
"Sama Flora kan?" Pertanyaan itu membuat Dion terdiam.
Segera Dion mengalihkan pembicaraan itu dan memeluk Kia. Namun, Kia mendorongnya hingga mundur ke belakang.
"Gausah sok peduli sama gue!" ujar Kia dengan marah.
Dion terkejut karena ia tiba-tiba didorong dan ucapan Kia barusan. Kia berdiri dengan kepala yang pusing dan badan yang lemas.
Saat Kia mencoba lari, tangannya segera dicekal Dion dengan cengkeraman keras miliknya.
"Plis, dengerin penjelasan gue dulu, Kia," ujarnya melembut.
Kia menatapnya dengan senyum remeh. "Apa yang mau lo jelasin lagi? Jelasin kalo lo pacaran sama Flora? Iya!" Lagi ucapan itu membuat Dion tertohok.
"Gue gak pacaran sama Flora, Kia. Plis dengerin dulu penjelasan gue," mohonnya dengan tatapan memelas membuat Kia sedikit terenyuh.
"Gue pulang bareng Flora karena Oma maksa. Dia ngancam gue kalo dia gabakal mau lagi nganggap gue cucunya."
"Dan lo takut? Lo cowok bukan, sih? Kalo emang lo cowok, harusnya juga bisa jaga perasaan gue. Kalo lo emang dijodohin sama Flora. Oke! Malam ini juga kita putus!" ucap Kia dengan nada dingin dan datar.
Dion menggeleng keras,
"Bahkan perjuangin gue aja lo ga pernah. Lo terus nyakitin hati gue! Lo terus bikin gue nangis, dan lo terus buat gue jatuh sejatuh-jatuhnya!" lanjutnya dengan air mata yang jatuh seketika dengan derasnya.
Dion tak akan suka bahwa wanitanya disakiti. Namun, ia yang menyakiti saat ini. Dan membuatnya menangis
"Kia ...," panggilnya.
Kia masih menangis sesenggukan dan sesekali menepis air matanya dengan kasar.
"Maafin gue."
"Semudah itu lo minta maaf? Dengan apa yang lo lakuin ke gue selama ini? Bangsat tau gak!" ucap Kia sambil menyetop sebuah taksi.
Tapi sebelum itu, Kia sempat terhenti "Kita putus!" lanjut Kia dan langsung pergi
Dion menatap kepergian Kia yang mulai menjauh dari pandangannya. Seketika ia duduk bersender di mobilnya dan menangkup wajahnya kasar, memikirkan apa yang telah ia perbuat hingga membuat wanitanya terluka.
Setelah memikirkan apa yang ingin ia lakukan. Dion menyalakan motornya dan melesat cepat ke rumah Kia untuk menyusulnya dan mencoba segala cara agar Kia memaafkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[ PART MASIH LENGKAP ] Azkia Sferinly Bredanzo. Seorang Leader Black Raccons, sebuah geng mafia terkenal di dunia. Jika ada seseorang yang mengusik kehidupannya, Kia tidak akan segan menyiksa dan membunuh mereka tanpa ampun. Siapa yang menyangka, le...
![A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/185242806-64-k761943.jpg)