- 74 -

63K 3.2K 909
                                        

Meeting berjalan dengan lancar, namun saat di bagian William dan Dion menjelaskan apa yang akan disampaikan, otak dan mulut mereka sama sekali tidak sinkron. Walaupun mereka mengucapkannya dengan tepat tapi isi pikiran mereka dipenuhi dengan Kia.

Saat Kia menjelaskan perkembangan dan pengusulan tujuan kerja sama dengan perusahaannya, semua orang terkagum-kagum. Ia menjelaskan dengan singkat, padat, namun jelas dan mudah dimengerti.

Tak sedikit di dalam sana yang seumuran Kia yang tampak tertarik dengannya. Mungkin setelah meeting ini, mereka akan membuat rencana pendekatan dengan Kia.

Lampu pun mulai dinyalakan kembali, tanda meeting sudah berakhir.

"Baiklah semuanya, sampai di sini meeting pada hari ini. Jika nanti ada yang ingin mengajukan kerja sama antar perusahaan, harap masing-masing CEO perusahaan menemui CEO yang akan diajak bekerja sama. Saya Delvi selaku pengantar acara dan pemandu meeting hari ini mohon maaf jika ada kesalahan berbicara. Saya akhiri. Selamat Sore." Delvi pun undur diri dari kursinya dan menuju ke arah Kia dan membisikkan sesuatu di telinganya.

"Gue keluar dulu. Habisin waktu lo dengan melepas rindu. Oiya satu lagi, jangan lupakan CEO muda yang ada di dalam sini yang akan berkenalan dan melakukan pendekatan dengan Anda, Miss Azkia," bisik Delvi sambil terkekeh melihat reaksi Kia mendengarnya.

Di luar dugaan Kia, ia pikir hanya satu atau dua yang akan melakukan kerja sama dengan perusahaannya, ternyata semua CEO yang berada di dalam ruangan ini memberikan surat ajuan kerja sama. Tak sedikit pula ada yang mencoba mendekati Kia dengan mengajaknya makan malam dan menghabiskan waktu bersama.

Hal itu membuat William dan Dion menahan geram dengan wajah yang memerah. Dion yang paling kesal di sini. Apa-apaan itu, mereka terang-terangan mendekati Kia?

"Perkenalkan nama saya Bryan Aditama. CEO Aditama Corp. Apakah Anda mempunyai waktu luang untuk makan malam?" tanyanya dengan senyum manis.

Orang di sekitarnya berdecak kagum, memang yang saat ini mencoba mendekati Kia adalah pemilik perusahaan top 4 di dunia.

Dengan wajah tampan, rahang tegas, hidung mancung serta badan yang kekar dan berotot di balik jas kebesarannya itu.

Kia menatapnya sebentar, dan ingin membalasnya namun Dion tiba-tiba menarik pinggangnya dengan posesif. Ia mengecup bibir Kia cepat, hingga membuatnya mematung.

Bryan yang tahu diri pun memutuskan untuk pergi dengan sedikit kikuk. Kia menyikut perut Dion dengan keras hingga ia meringis

"Siapa kau berani-beraninya menciumku!" sentak Kia seperti orang yang benar-benar marah.

Dion terkejut melihat reaksi Kia yang di luar dugaannya. "Kia? Kamu ingat aku kan?" tanya Dion lirih.

Kia menggeleng keras. "Siapa kau? Aku tidak pernah mengenalmu!"

Dion mematung. William yang mendengarnya pun tak kalah bungkam.

Kia langsung menyambar tasnya dan keluar dari ruangan itu dengan wajah datar. Dion dan William bertatapan penuh antipati. Kenapa jadi seperti ini?

Dion terduduk di kursi dengan wajah menyedihkan. Apakah setelah kejadian malam itu di saat kepala Kia diantukkan dengan pistol, ia kehilangan ingatan?

***

"Gimana? Rindunya udah kelar?" tanya Delvi menggodanya.

"Gak sama sekali. Gue malah gak anggep mereka kek orang gak pernah kenal," balas Kia singkat. Dan nampar Dion, tambah Kia dalam hati.

"Lah kok gitu? Lo mah bener-bener! Nanti nyesel baru tahu," ujar Delvi mengolok-olok.

"Haha gue juga gak sejahat itu kali. Malam ini acara pertunangan Kakak gue kalo lo lupa," ucap Kia. Delvi berpikir sejenak mencerna.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang