Hari ini Kia memutuskan untuk ke sekolah. Ia mencoba melupakan kejadian yang terjadi kemarin. Ya walaupun dengan kondisi hati yang masih terluka, ia yakin bahwa dirinya bisa melawan rasa sakit ini untuk ke depannya. Jika ia lemah, ia sungguh tidak pantas meletakkan gelar leader di depan namanya.
"Kak, gue duluan ya," ujar Kia pada William yang sedang sarapan di meja makan sendirian.
"Eh, sarapan dulu!" Wiliiam mencegah Kia yang akan langsung pergi tanpa sarapan. Yang benar saja, bisa-bisa Kia tumbang lagi seperti kemarin.
"Gue makan di sekolah," balas Kia singkat.
"Lo mau gue aduin Mommy? Bentar, gue bikinin roti."
Kia mengembus napasnya pelan dan duduk di depan TV sambil menunggu William.
"Nih,udah, jangan lupa dimakan!" ucap William tegas sambil memberikan sebuah kotak bekal berisi 4 potong roti yang telah diolesi selai.
"Iya."
"Yaudah pergi sana, 10 menit lagi bel bunyi," ucap William sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Emang lo gak sekolah?" tanya Kia bingung melihat kakaknya yang masih memakai baju santai.
"Gue mah bebas."
"Terserah. Gue pergi dulu. Bye!" pamit Kia sambil mengecup pipi William.
"Hati-hati! Jangan ngebut-ngebut!" ingat William sambil mengecup pipi Kia juga dan mengelus puncak kepala adiknya lembut.
Di perjalanan ke sekolah, Kia sambil memakan sarapan yang diberikan kakaknya tadi beserta susu coklat kotak kesukaannya. Namun, pemandangan yang tak menyenangkan terpampang jelas di mata Kia saat ia berada di lampu merah.
Siapa lagi kalau bukan Cindy dan Marchel yang berboncengan dengan mesra layaknya sepasang kekasih.
"Masih kuat sekolah ternyata," gumam Kia melihat Marchel yang sesekali tertawa menandakan bahwa ia benar-benar sehat.
Kia yang melihat jadi panas terbakar cemburu, sedikit. Ia hanya bisa menggertakkan giginya dan meremas kuat setir mobil.
Jika Kia ingin, dia bisa menembak mereka dengan pistol kesayangan miliknya, atau menabrak mereka juga bukan pilihan yang buruk. Tapi, Kia menahan diri.
Gak tega. Langsung digorok aja lehernya biar greget.
***
Bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu saat Pak Delima menginjakkan kaki ke kelas Kia.
"Selamat pagi anak-anak, jadi hari ini bapak akan menyampaikan tentang kegiatan tahunan kita untuk kelas 11 dan 12, yaitu camping di puncak," ucap Pak Delima dan kelas langsung ricuh oleh seruan antusias para murid.
"Jadi, kegiatan itu akan dilaksanakan lusa. Jangan lupa bawa perlengkapan kalian. Untuk lebih lengkapnya, nanti ketua kelas ambil selebaran di ruang guru," sambung Pak Delima.
"Bapak pamit dulu, terima kasih dan selamat pagi."
"Pagi, Pak!" jawab mereka serentak dengan semangat.
"Gue belum pernah ikutan camping kek gini, apalagi ngedaki gunung. Pasti seru banget!" Heboh Feli tak sabar menunggu lusa.
"Bener, tuh, pasti seru, nih," balas Oliv tak kalah semangat.
"Kalian ikut, kan?" tanya Oliv pada Kia dan Lauren.
"Ya jelas, dong!" jawab Lauren dengan semangat juga. "Lo ikut kan?" Lauren balik bertanya pada Kia yang sedari tadi membisu.
Lauren, Oliv, dan Feli menatap Kia penuh harap.
Kia mengembuskan nafasnya keras. "Hm." Itulah balasan Kia.
"Asyik!! Nanti kita beli perlengkapannya bareng!" ajak Feli yang sudah heboh.
"Tenang aja, perlengkapan kita di puncak bakal disiapin sama Kia," ucap Lauren.
"Hm," balas Kia yang masih tidak bersemangat.
"Ih, aku takut ikutan camping gitu, Chel," rengek Cindy yang mendadak merusak suasana antusias di kerumunan Kia.
"Semuanya bakal baik-baik aja, kan ada aku," ucap Marchel lembut.
"Kamu janji kan jagain aku?" balas Cindy tersenyum.
Marchel membalasnya dengan senyuman dan mengelus puncak kepala Cindy.
"Najis, dikata suting FTV apa," nyinyir Oliv yang tidak tahan dengan kelebayan si pasangan kemarin sore. Menjijikkan sekali, kan?
Baru Lauren akan menimpali, seorang adik kelas menghampiri Kia dengan gugup dan takut.
"M-maaf kak. A-aku disuruh sampein ke Kakak kalo Kak Bryeta sama gengnya ngajak duel basket," ucap adik kelas yang wajahnya pucat pasi karena menghadapi Kia yang menatapnya tanpa minat.
"Ok," balas Kia singkat.
"What? Gak salah tuh si Cabe ngajakin duel main basket?" kata Lauren sinis.
"Yaudah lah, takis gak pake lama," balas Oliv.
"Kita liat aja nanti. Ayo ganti baju" ajak Kia
***
Seantero sekolah mendengar kabar bahwa Geng Kia dan Geng Bryeta akan bertanding bermain basket hari ini. Mereka sibuk mempersiapkan segala hal mulai dari tempat duduk yang sudah disiapkan, camilan sudah ada dimana-mana. Bahkan penjual kantin meletakkan lapak kecilnya di sekitar lapangan. Benar-benar seperti menonton ajang basket piala dunia.
Kelompok Kia berjumlah 4 orang, dan mereka berempat sempat melihat Bryeta kelimpungan mencari 1 anggota basket lainnya yang mau membantu mereka. Namun tidak ada yang mau karena takut berhadapan langsung dengan Kia.
"Kalian ada temen yang bisa basket lagi gak?" tanya Bryeta pada Della dan Vanessa.
"Enggak," jawab Vanessa dan Della.
"Kurang satu orang, nih," balas Bryeta cemas.
"Lagian lo sih pake nantangin mereka main basket!" kesal Vanessa. "Mana anggotanya kurang gini. Malu-maluin."
"Ah bacot. Gue pengen buktiin kalo gue bisa kalahin Kia," umpat Bryeta kesal.
Bryeta sebelumnya adalah anggota basket andalan selain Kia dan Lauren. Namun, ia keluar keanggotaan karena iri akan perhatian yang Kia dapatkan. Yang selalu diutamakan pelatih dan selalu mendapat banyak dukungan dari siswa sekolah dan penonton lainnya.
"Gue bisa," ucap seseorang yang baru datang mendekati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[ PART MASIH LENGKAP ] Azkia Sferinly Bredanzo. Seorang Leader Black Raccons, sebuah geng mafia terkenal di dunia. Jika ada seseorang yang mengusik kehidupannya, Kia tidak akan segan menyiksa dan membunuh mereka tanpa ampun. Siapa yang menyangka, le...
![A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/185242806-64-k761943.jpg)