- 3 -

125K 5.4K 618
                                        

Bel masuk berbunyi beberapa menit yang lalu. Begitu kaki Bu Desi memasuki kelas, kerumunan yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing segera terpecah dan berebut kembali ke bangku masing-masing.

"Morning, Students. I have an announcement for you, that today, we got a three new friends in this class," sapa Bu Desi dalam bahasa Inggris yang fasih

"Introduce yourself, please," lanjut Bu Desi, mempersilakan ketiga murid baru yang berdiri disebelahnya untuk mengambil alih.

"Hai, nama gue Anne Kelly Nicole. Anak dari Tuan Michael yang menjadi donatur terbesar sekolah ini. Dan perusahaan bokap gue top 8 di dunia," ucap cewek dengan tubuh tinggi diantara ketiganya, hidung yang mancung, rambut abu-abu panjang, garis wajah blasteran eropa dan memakai baju yang paling ketat

"Anjirr, anak donatur terbesar."

"Cantik sih, tapi masih Kia ke mana-mana gak, sih?"

"Kek cabe, wkwk."

"Isshh, sombong banget njir, gue gak suka."

"Lanjutkan yang sebelahnya," potong Bu Desi cepat, saat komentar demi komentar terlontar.

"Perkenalkan, nama gue Ashley Judith Rusein, anak dari Tuan Judith. Bokap gue megang perusahaan top 10 di dunia," ucap cewek yang paling kurus, rambut coklat, hidung mancung dan menggunakan rok paling pendek.

"Terakhir." Bu Desi kembali mengambil suara.

"Nama gue Andrea Kathryn, anak dari Tuan Andre yang memegang perusahaan top 12 di dunia," ucap cewek yang sedikit kalem dari ketiganya namun memiliki wajah yang sangat sinis.

"Ini ngapa jadi pamer top-top perusahaan sih, gembel banget," dumel Lauren pelan. Bukannya sirik atau bagaimana, risi kuping Lauren mendengar nada sombong ketiganya.

"Baiklah, kalian silakan duduk paling pojok belakang," ujar Bu Desi sambil menunjuk kursi belakang yang kosong.

"Baik, Bu" ucap mereka serempak.

"Baiklah, Anak-anak, kita mulai pelajarannya." Dan Bu Desi pun mulai membuka bukunya dan siap menjejali kepala murid-muridnya dengan berbagai kosa kata bahasa Inggris yang memusingkan.

"Eh, Anne, bukannya itu cewek yang dikatain cabe sama Bryeta tadi?" tanya Andrea sambil menunjuk ke arah Kia.

"Iya tuh bener," tambah Ashley.

"Gue jadi pengen coba main sama tuh anak. Nanti aja," ucap Anne dengan seringai tipis miliknya.

"Gak sabar lagi deh. Pasti cupu," balas Andrea.

***

Bel istirahat siang berbunyi. Kia dan Lauren sudah lebih dulu ke kantin agar kebagian tempat duduk. Situasi kantin sangat ramai karena sekarang adalah istirahat terakhir menjelang pulang

"Lo pesan apa?" tanya Lauren.

"Gue donat biasa, minumnya teh botol aja," kata Kia.

"Oke, tungguin, ya," ucap Lauren sambil menuju ke store makanan yang diinginkan Kia.

Perlu sepuluh menit bagi Lauren untuk kembali ke meja yang ditempati Kia.

"Nih, yang jual donat rame banget, asli!" keluh Lauren sambil mengipasi lehernya dengan kipas tangan.

"Makasih, Lauren cantik. Tapi masih cantikan gue ke mana-mana," balas Kia sambil tersenyum lebar.

"Makan ya makan aja, jangan hina gue," omel Lauren sambil menoyor kepala Kia pelan.

"Jangan macem-macem, deh," dumel Kia pelan.

"Sorry, sengaja." Lauren emang akhlakless.

Kia dan Lauren pun makan dalam diam tanpa ada pembicaraan. Maksudnya sih supaya bisa menikmati rasa makanan mereka tanpa gangguan. Sayangnya ....

Byurr!

Lauren berdiri melihat Kia disiram jus tomat oleh Anne dan mencengkeram kuat kerah bajunya. "Maksud Lo apa, sih? Bosan idup?"

Namun, dengan sekali sentakan Anne melepas cengkeraman itu. "Rasain! Mangkanya jangan sok-sokan jadi cabe lo, Bitch! Seragam ngepas badan. Mau jual diri, lo?" seru Anne dengan nada tinggi.

Kia mendesah malas. Gatal rasanya melempar cermin ke muka perempuan tidak tahu diri yang mengganggunya itu.

"Mampus!" umpat Ashley puas.

"Mangkanya, jangan sok cantik, barang minjem aja bangga banget, Miskin," sahut Rea pula, si antek-antek Anna.

Tidak butuh waktu lama untuk keributan di meja Kia menjadi pusat perhatian. Sekarang ini, lebih dari separuh kantin sudah sibuk menonton drama siang hari. Live pula.

"Eh, Monyet, temen gue gak ada cari masalah sama lo. Lo anak baru jangan sok-sokan deh di sini. Pake ngatain miskin segala! Tau apa lo tentang Kia, hah!" Lauren pun ikut marah karena melihat kelakuan Anne.

Kia berdiri dan menatap Anne yang menyeringai dengan tajam.

"Santai dong, kesel banget keknya," tawa Anne melihat wajah Kia menahan emosi.

"Kali ini gue lepasin," ucap Kia singkat dan pergi dari sana menuju WC.

"Kali ini kalian aman. Tapi ingat, sekali lagi kalian bangunin macan tidur. Kalian bakal tau akibatnya" ancam Lauren dan menyusul Kia

"Oh ya? Jadi gak sabar," gumam Anne dengantangan yang bersedekap.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang