"Huaa, Mama! Bang Andla jahat!" tangisan seorang anak perempuan berumur 4 tahun itu menggema di seisi rumah.
Kia pun yang mendengar teriakan dan kehisterisan anak perempuannya satu itu pun langsung menghampirinya. Ia tak peduli sedang memakai celemek dan memegang spatula.
"Andraaa! Kamu apakan lagi Indry!" omel Kia menjewer telinga Andra pelan.
"A-aduh Ma, maaf Ma aduh sakit, Ma," rengek Andra dibuat-buat padahal Kia hanya memegang telinga kanan Andra pelan tanpa menariknya.
"Kamu tuh ya, bisa ga sih sehari aja jangan buat adeknya nangis?" oceh Kia yang kali ini beralih pada Indry yang menangis sesenggukan.
Kia mengelus puncak kepala Indry dengan sayang. "Ceritain ke Mama, Bang Andra kenapa bikin kamu nangis. Hm?"
Indry menyeka air matanya dan mengendus ingusnya. Hal itu membuat Kia terkekeh pelan dan mengambil tisu untuk membersihkannya.
"Abang matahin kepala Balbie aku lagi, Ma," rengeknya pelan sambil memberikan sebuah Boneka Barbie yang sudah mengenaskan. Kepalanya sudah benar-benar lepas dari tubuh.
Kia menahan suaranya agar tidak bersuara keras pada anak laki-lakinya satu ini "Oke apa alasan kamu kali ini Andra?" ucap Kia melembut melihat Andra yang tertunduk takut dimarahi Mamanya.
"Ga sengaAja, Ma."
"Bohong! Tadi aku liat Abang matahinnya pake pisau lagi!" adu Indry.
Andra mendelikkan matanya ke arah Indry, Indry pun takut akhirnya bersembunyi di belakang kaki Kia.
"Udah berapa kali Mama bilang, jangan mainin pisau Andra, itu bahaya. Mama terakhir kali kasih peringatan ke kamu ya, kalo sekali lagi kamu kek gitu, Mama bakal marah besar," ujar Kia tegas.
Andra pun pasrah dan mengangguk. Padahal ia senang sekali memotong-motong barang yang ada di rumah ini dengan pisau dapur mamanya itu.
"Sekarang mana pisaunya?" tanya Kia.
"Di situ, Ma." Andra menunjuk ke arah belakang bantal sofa.
Kia segera mengambil pisau itu dan membawanya ke dapur kembali.
Sesekali Kia merutuki dirinya sendiri, akhirnya sifat psikopat Kia malah menurun ke anak laki-lakinya satu itu. Ia kira Andra akan mewarisi sifat Dion seperti Indry. Ternyata tidak sama sekali.
Dan ia kembali ke ruang tengah lagi untuk menasihati Andra.
"Jangan gangguin Indry lagi, Mama mau masak. Nanti Papa marah kalo denger Indry nangis mulu karna kamu," ujar Kia.
Ya. Kia memang sengaja untuk tidak menyewa pembantu rumah tangga. Karena ia pikir tidak sulit untuk mengurus keluarga kecilnya ini sekarang. Mungkin di saat anaknya sudah SMA ia akan menyewa pembantu rumah tangganya.
Andra pun menganggukkan kepalanya patuh.
"Yaudah Indry mau sama Abang atau sama Mama di dapur?"
Indry berpikir sebentar sambil memegang dagunya, hal itu membuat Kia gemas.
"Ikut Mama aja deh, ental diganggu Abang lagi." Indry mendekat dan memeluk betis Mamanya dengan sebelah tangan.
Andra yang merasa ditinggal pun akhirnya cemberut, ia sangat bosan. Jika ada Papa, pasti ia akan mengajaknya bermain. Namun, Papa sedang sibuk bekerja sekarang.
"Hello, Guys. Edgar yang cetar ini kembali! Mana ponakan kembar gue?" teriak Edgar memenuhi isi rumah.
Kia yang berada di dapur pun hampir saja refleks melempar spatulanya karena terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[ PART MASIH LENGKAP ] Azkia Sferinly Bredanzo. Seorang Leader Black Raccons, sebuah geng mafia terkenal di dunia. Jika ada seseorang yang mengusik kehidupannya, Kia tidak akan segan menyiksa dan membunuh mereka tanpa ampun. Siapa yang menyangka, le...
![A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/185242806-64-k761943.jpg)