Kia berjalan menuju kelasnya dengan santai, sambil sesekali bersenandung mengikuti lirik lagu yang ia putar. Saat sudah berada diambang pintu kelas, seorang adik kelas memanggil.
"Kak Kia! E-em, bisa bantu aku, gak?" tanyanya dengan gugup, bahkan Kia melihat bulir keringat dingin di dahinya
"Bantu apa?"
"Aku disuruh angkat 2 kursi yang masih bagus dari Gudang belakang, tapi aku gak bisa. Katanya minta bantuan Kakak," ucapnya lagi.
"Yaudah, ayo buruan. Tapi tunggu bentar. Gue mau ngasih nih makanan sama temen." Adik kelas itu mengangguk sebagai jawabannya.
"Ren, nih bagiin. Gue ada urusan bentar," ucap Kia pada Lauren yang sedang membersihkan papan tulis.
Mata Lauren pun berbinar-binar melihat banyak cokelat di genggaman Kia.
"Huaaa, cokelat! Jangan lama-lama. Bentar lagi bel," tegur Lauren dan Kia langsung pergi dari sana setelah meletakkan tasnya juga.
"Yuk," ucap Kia pada adik kelas itu.
"Yang mana kursinya?" Tanya Kia saat memasuki gudang, diikuti dengan adik kelas tak dikenalnya itu.
"Yang itu aja, Kak, masih bagus soalnya," tunjuknya pada sebuah kursi yang terletak di pojok terdalam gudang.
Namun, baru saja Kia hendak mengangkat kursi itu, sebuah asap mengepul dari arah kanan. Kia yang terkejut hendak keluar dari sana, tapi pintu gudang mendadak tertutup rapat. Kia tak menemukan adik kelasnya tadi di mana pun. Karena panik, dia tak sengaja menghirup asap racun itu membuat Kia sesak napas dan perlahan kehilangan kesadaran.
"Haha mari kita bermain sebentar, Kia," ucap seseorang dengan nada psikopatnya.
***
William berjalan menuju kelas Kia untuk memberikan power bank yang ia pinjam kemarin. Namun, yang ia dapati di dalam kelas itu hanya Lauren yang sibuk berebut cokelat dengan beberapa siswi di sana.
"Ren, Kia mana?" tanya William.
"Heh, Bangsat! Itu cokelat gue! Wah ngadi-ngadi lo!" pekik Lauren heboh, tanpa mendengar ucapan William barusan.
"Pelit banget sih Ren, gigi lo bolong baru tau rasa!"
"Bagi dong, woi! Kuburan lo sempit entar!"
"Lo liat Kia gak?" tanya William pada Devan, si Ketua kelas yang sedang mencatat agenda kelas.
"Kia katanya ke gudang belakang, ngambil kursi. Tadi sih sama adik kelas gitu, gue gak tau siapa," jawabnya sambil membenarkan kacamata yang dipakai.
"Oke, makasih ya."
William sedikit panik saat mendengar Kia ke gudang tua yang jauh di ujung sekolah itu. Tidak ada yang pernah mendatangi gudang itu kecuali petugas sekolah.
"Woi, Bang, mau ke mana? Bolos lo, ya, jam segini masiih ngayap dimari," canda Keith yang tiba-tiba muncul dari pintu, tidak menangkap kegusaran William.
"Gue mau cari Kia" William tak memedulikan Keith dan berlari dari sana dengan kencang.
"Hah Kia? Emang dia ke mana?" tanya Keith pada dirinya sendiri.
***
Di lain sisi, lebih tepatnya di bagian gudang yang tertutup oleh kursi-kursi, Kia yang meringkuk lemas tak berdaya di atas tanah dengan tangan dan kaki terikat oleh tali.
Perlahan, Kia mulai mengerjap-ngerjapkan pandangannya sambil menahan sedikit pusing di kepala.
"Akhirnya si Jagoan kita bangun. Kirain udah mati aja," ucap seseorang dari balik sebuah meja besar.
Kia baru menyadari bahwa tangan dan kakinya terikat, alhasil ia tak bisa bergerak sedikit pun. Apalagi ditambah mulutnya disumpal sebuah kain. Kia pun mencoba melepas ikatan ditangannya dengan sekuat tenaga namun gagal
"Udah, percuma. Lo gak bakal kuat, lemah. Hahaha!"
Akhirnya, keluarlah sosok itu. Ketiga orang yang kemarin mengibarkan bendera perang pada Kia. Siapa lagi kalau bukan Anne dan antek-anteknya. Anne mendekat dan jongkok sambil menatapnya remeh. Kia hanya bisa menatapnya tajam dan sinis.
Sebuah tamparan dilayangkan mulus ke pipi kiri Kia.
"Ini buat lo yang sok cantik."
Lalu tamparan ke pipi kanan Kia.
"Ini buat sok tenar dan sok jadi bidadari sekolah!"
Bibir Kia sobek karena bogeman Anne yang saat itu menggunakan cincin dengan ujung bulat. Rambut Kia dijambak kuat hingga banyak yang rontok.
"Lo orang paling sampah yang pernah gue temuin," umpat Kia dengan sinis dari balik sumpalan dimulutnya, menahan ringisan karena wajahnya yang terasa perih.
"Tutup mulut lo!" kesal Anne menampar sambil Kia lagi.
Seragam Kia pun sudah tak lagi berbentuk, sudah sangat berantakan dan acak-acakan.
Bugh!
Anne pun menendang perut Kia dengan sekuat tenaga, hingga Kia pingsan tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[ PART MASIH LENGKAP ] Azkia Sferinly Bredanzo. Seorang Leader Black Raccons, sebuah geng mafia terkenal di dunia. Jika ada seseorang yang mengusik kehidupannya, Kia tidak akan segan menyiksa dan membunuh mereka tanpa ampun. Siapa yang menyangka, le...
![A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/185242806-64-k761943.jpg)