- 32 -

63.7K 2.9K 234
                                        

Malam ini salah satu jadwal kegiatan camping, yaitu jurit malam. Para siswa sudah berbaris di depan api unggun yang menyala, dipimpin Pak Delim beserta senior lainnya untuk memberikan pengarahan.

"Dalam kegiatan ini, kalian harus mencari 4 buah bendera yang sudah diletakkan di tiap-tiap pos. Jika kalian kembali dengan 4 bendera lengkap, maka yang pertama kali datang akan diberikan hadiah spesial," jelas William sebagai Ketua Senior.

Mendengar kata hadiah, seluruh peserta langsung bersorak semangat.

"Baiklah, saya akan membagikan nama-nama anggota dalam kelompok. Tiap kelompok terdapat 8 orang," ucap Pak Delima memegang lembaran kertas berisi nama kelompok

Dari selebaran itu diketahui bahwa Azkia, Lauren, Feli, Oliv, Cindy, Edgar, Keith, dan Stevan berada dalam satu kelompok. Kelompok lainnya beranggotakan Vanessa, Bryeta, Della, Amel, Marchel, Devan, dan dua orang dari kelas sebelah.

Saat siswa yang lain sibuk membaca selebaran yang dibagikan, Marchel mengangkat tangan tiba-tiba. "Maaf, Pak, saya minta ganti," protesnya.

"Ada masalah?" tanya William dingin.

"Saya diharuskan dengan orang tua Cindy untuk menjaganya. Jika dia kenapa-kenapa, saya yang bertanggung jawab. Saya tidak mau Cindy terluka atau dilukai, " jawab Marchel dengan tegas.

"Idih, siapa juga yang mau ngelukain si Nenek Lampir. Kebagian satu kelompok aja udah bikin gue alergi," cibir Lauren pelan hanya terdengar dengan teman dekatnya.

"Semua anggota sudah dibagi rata. Kelompok satu, apakah ada yang ingin berganti posisi dengan Marchel?" tanya Pak Delima pada anggota lainnya di kelompok satu.

Yang benar saja! Kelompok satu sudah diisi dengan geng Kia. Paling benar, sih, mengusir Cindy, bukannya malah ditambahi Marchel.

"Tidak, Pak!" jawab mereka keras.

"Keputusan sudah jelas, Marchel. Cindy pasti akan dijaga oleh teman sekelompoknya, kamu jangan khawatir," ucap Pak Delima lagi.

Marchel hanya mendengus napasnya kasar dan mau tidak mau menerima keputusan panitia.

***

"Tiap kelompok diberi jarak 8 menit. Kalian harus kompak, tidak boleh ada yang berpisah-pisah atau sendiri. Jangan berbicara kasar di dalam hutan lebat seperti ini. Kalian akan dibekali sebuah senter per orang. Baiklah, Jurit malam dimulai dari sekarang," jelas William.

Semua kelompok pun berjalan, dimulai dari kelompok pertama.

"Jangan takabur, jangan sampe pisah sama teman-teman kalian. Hutan ini luas," ingat William pada Kia dengan pelan sambil mengalungkan syal ke leher Kia.

"Iya, Kak, tenang aja," balas Kia merapikan Syal yang dipakainya.

"Keith pimpin di depan, gue di tengah dan Stevan paling belakang jagain cewek-cewek. Jangan ada yang keluar dari jalur," ucap Edgar agak keras.

Suara isi hutan bersahut-sahutan. Mulai dari burung hantu, jangkrik, dan bunyi binatang lainnya.

"Serem juga hutan lebat kek gini," gumam Oliv sambil memegang tangan Feli dan Lauren dengan erat.

"Harus berani dong, gue Leader Mafia masa temennya penakut gini," bisik Kia ditelinga Oliv dengan terkekeh.

Oliv pun hanya terdiam memikirkan apa yang dikatakan Kia.

Setelah beberapa menit mereka pun menemukan bendera pertama kelompok mereka di sebuah pos.

"Ini bendera pertama kita, ayo jalan terus!" titah Keith diiyakan semuanya.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang