- 21 -

68.2K 3.2K 155
                                        

"Untuk hari ini cukup sampai di sini. Selamat siang," ucap Bu Ririn sambil meninggalkan kelas tepat saat bel istirahat berbunyi.

"Siang, Bu!"

Brakkk!

Sepeninggal Bu Ririn dari kelas, Vanessa menggebrak meja Lauren, membuat si empunya meja yang tengah sibuk mencatat jadi terganggu.

Keturunan medusa sekarang menjadi penghuni baru di kelas Kia. Menakjubkannya, di hari pertamanya di sekolah ini, dia sudah berani mengganggu anggota geng Kia. Sungguh menakjubkan.

"Maksud lo apa, sih?!" bentak Vanessa pada Lauren tanpa konteks.

"Gue yang harusnya nanya kek gitu, bangsat! Maksud lo apaan gebrak-gebrak meja kek orang gila!" balas Lauren yang tak kalah tinggi.

"Ya lo yang nyari masalah duluan! Sok kecakepan ngatain orang!" maki Vanessa dengan wajah yang emosi, begitu pun Lauren.

"Heh, Nenek Lampir! Emang gue ada ya ngatain Lo? Hah? Kepedean amat jadi orang, ye gak!"

Memang, saat jelmaan iblis ini masuk kelas tadi, Lauren berseloroh tentang peliharaan Edgar. Nah, kenapa malah si dedemit ini yang naik darah?

"YOI REN!"

"Duuh mbaknya kesindir? Mirip sih, ya, sama-sama gak ngotak!"

"Jaga omongan lo, Bangsat!" umpat Vanessa.

"He to the lo. Hello! Lo duluan yang nyari masalah, berengsek! Kalo lo gak merasa sebagai binatang, ya ngapain marah! Bener-bener gedek gue sama ni orang," ucap Oliv pada dirinya sendiri.

Feli hanya duduk manis dengan memangku dagunya dengan kedua tangannya. Kek orang polos, padahal mah enggak.

Kia sedang menelungkupkan kepalanya di atas tas dan mendengarkan lagu dari headset-nya. Kia tahu bahwa Lauren, Oliv, dan Vanessa sedang bertengkar saat ini. Namun, ia memilih diam. Kia malas melayani bacotan Vanessa, dan tahu bahwa Lauren tidak akan diam dan menunduk seperti nerd.

"Eh apaan, tuh?" tanya Bryeta kepada salah satu siswi yang juga ikut menonton pertengkaran Lauren dan Vanessa dari jendela.

"Si Lauren sama Vanessa lagi ribut. Gak tau kenapa," jelas siswi itu.

Bryeta dan teman-temannya yang mendengar itu langsung menerobos keramaian, berhadapan dengan Vanessa dan Lauren.

"Weeyyy. Ada apaa ini," ucap Bryeta yang tersenyum sambil menyilangkan tangannya di dadanya.

Lauren dan Vanessa tidak menggubris itu, dan tetap bertatapan dengan tajam.

"Weiss ada apa ini? Ikutan dong!" jahil Edgar yang tidak sadar tempat.

"Apaann sih lo! Ikut campur urusan orang aja!" bentak Bryeta.

"Weh, santai dong! Emosian banget jadi manusia, eh manusia kan? Apa gue typo?" cibir Edgar dengan nada yang mengesalkan.

"Udahlah Ren, gausah ladenin nenek lampir kek dia. Lemparin aja pake tai," ucap Keith pada Lauren memanas-manasi.

"Chel, kantin kuy!" ajak Keith pada Marchel yang sedari tadi tidak berminat pada keributan di depan matanya.

Marchel langsung berdiri, mengikuti Edgar dan Keith yang sudah berjalan duluan. Namun, tangannya dicekal oleh Vanessa.

"Marchel, liat tuh, aku dikatain sama Lauren," rengek Vanessa dengan nada dibuat-buat.

"Hoeekk, ada asoy gak, woi, mau muntah dengernya!" seru Edgar berlagak mual-mual.

"Duh, murahan banget mbaknya. Kenal aja kaga, udah menye-menye," sindir Oliv.

Marchel menatapnya malas dan datar. "Lo pikir gue peduli?" Setelah mengatakan itu, Marchel mengempas tangan Vanessa dengan kasar dan pergi ke kantin bersama Edgar dan Kieth.

Vanessa pun langsung cemberut dan menahan rona malu yang menyelimuti seluruh wajahnya.

"Sadis gak tuh. Makanya jangan kepedean kalo Marchel bakal kegoda sama tante girang kek lo," komentar Lauren.

"Bilang aja lo sirik," remeh Vanessa dengan sinis. "Lo perhatiin aja, bentar lagi gue bakal jadi primadona di sini."

Lauren bersedikap dada "Haha primadona? Gak salah lo? Ngakak banget! Sok mau jadi primadona," ucap Lauren sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"Guys siapa primadonanya Briliant High School?" teriak Luren dengan kencang pada murid yang berkerumun di kelas.

"Kiaaa!!" balas mereka dengan kencang.

"And see? Bukan lo yang jadi primadona di sini, Bitch!" balas Lauren lagi.

Vanessa menggertakkan gigi dan mengepalkan tangan rapat-rapat. "Siapa Kia? Hah? Jalang club? Tante malam? Raskin? Ondel-ondel? Atau simpanan om-om? Atau malah lebih rendah dari itu?" tawa Vanessa pecah setelah berkata seperti itu.

Tiba-tiba, Kia menarik kerah baju Vanessa hingga tercekik dan menampar pipi Vanessa tanpa ampun. Sudah didiamkan malah makin melunjak.

"Wuuu, sakit!" teriak semua penonton termasuk Lauren dan Oliv. Tontonan semakin seru dan mencekam karena singa yang tertidur telah bangun dan terlepas dari kandangnya.

"Jaga mulut lo. Gue dari tadi diam bukannya gak bisa lawan lo. Sadar diri!" ucap Kia sambil melepas tangannya dari kerah baju Vanessa dan pergi meninggalkan kelas.

Vanessa yang ditampar tiba-tiba di depan orang banyak pun langsung pergi meninggalkan kelas saat itu juga menuju toilet bersama Bryeta karena kelewat malu.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang