Vallo Ankesia is calling ....
"Hallo Miss, Markas kita ke 89 yang dibarat diserang Brave Mafia. Anggotanya sekitar 400 orang. Dan Brave Mafia datang bersama Leadernya. Anggota kita di sana hanya 200 orang. Banyak yang sudah tumbang. Saya tidak bisa ke sana karena saya sedang di Amerika untuk mewakili pertemuan Anggota Mafia seluruh dunia. Apakah Miss bisa?"
"Baiklah, siapkan 20 orang untuk membawa anggota kita yang sudah tumbang ke markas. Jika masih bernyawa, suruh mereka bawa ke rumah sakit milik saya yang di Jl. Merpati no. 18."
"Baik, Miss, segera saya laksanakan."
***
Sesampainya di sana, Kia sangat emosi karena anggotanya sudah banyak tumbang di jalanan.
Kia turun dari Lamborghini-nya dan mengarahkan pistol ke langit
Dorr! Dorr!
Semua mata langsung tertuju ke asal suara pistol itu.
Anggota Brave Mafia bingung dengan orang yang berani membunyikan pistol di hadapan mereka tanpa takut. "Hahaha, ada wanita cantik di sini rupanya. Lebih baik kau pulang, Nona, daripada aku membawamu ke hotel, hahahahaha," ucap salah satu anggota Brave Mafia yang diketahui adalah tangan kanan Brave Mafia.
"Oh ya? Aku rasa itu hanya lelucon, Pak tua bodoh," jawab Kia dingin.
Suasana langsung mencekam karena ucapan Kia tersebut.
"Apa kau yakin, Nona? Ohh, ayolah. Aku tidak tega membunuh anak kecil," ucap tangan kanan Brave Mafia, Raymond, yang baru saja keluar dari markas Black Raccons karena mendengar suara kegaduhan.
"Tidak usah banyak bicara. Mendekatlah. Ada yang ingin kukatakan padamu." Kia mengarahkan jari telunjuknya.
"Hahaha, baiklah, Nona Kecil," ucap Raymond dengan tertawa meremehkan.
Lalu Raymond mendekati Kia dan mendekatkan kepalanya ke kepala Kia. Kia pun juga mendekat, lalu membisikkan sesuatu ke telinga Raymond
Diam-diam, di belakang tangan Kia terdapat pedang samurai yang diberikan Leader Black Raccons sebelumnya untuk dirinya.
Tebasan pedang samurai Kia mendarat mulus ke leher Raymond dan membuat kepalanya menggelinding ke atas aspal yang menjadi saksi bisu kehebatan seorang Leader Black Raccons.
"Oh, maksudku, sampai jumpa di neraka, Bastard!"
Semua orang di sekitarnya bergidik ngeri. Siapa mengira, wanita yang ditantang Raymond dan disebut nona kecil adalah seseorang yang berani menebas kepala tangan kanan Brave Mafia.
Tidak sampai di situ, Kia mengarahkan pedang samurainya ke perut Raymond, membelahnya dan mengeluarkan isi perutnya. Mulai dari usus, ginjal, hati, dan lainnya.
"Bajuku kotor karena darah bajingan ini. Kalian harus membersihkannya. Cepat!" ucap Kia dingin ke anggota Brave Mafia yang menonton aksinya.
Tidak ada yang berani maju satu pun, karena takut dibunuh.
"Ohh ayolah, aku tidak akan memakan kalian," sinis Kia dengan nada mengerikan.
Dan lagi, tidak ada yang berani maju.
"Baiklah jika itu mau kalian," ucap Kia emosi. Dia mengeluarkan pistolnya dan hanya perlu beberapa detik untuk terdengar suara tembakan beruntun.
Satu demi satu anggota Brave Mafia tumbang mengenaskan. Setelah dirasa selesai, Kia pun pergi dari sana menuju hotelnya.
***
Sebelum masuk ke hotel, Kia memutuskan untuk melepaskan jaket, topeng dan kaos hitamnya menjadi hoodie merah kesukaannya.
"Eh bocah, mau ke mana? Ini hotel khusus untuk tamu undangan dan orang-orang kelas atas, bukan sembarang orang yang masuk hotel ini," ucap resepsionis hotel.
Kia menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Teresa Doris, itulah namanya. Baju kekurangan bahan, rambut warna abu-abu, lipstik merah darah dan sepatu hak tinggi sekitar 7cm. Persis kek tante-tante mau mangkal di Lampu merah, batin Kia.
"Lo baru di sini?" ucap Kia dingin dengan wajah datar.
"Kalo iya, kenapa? Dasar orang kampung. Keluar sana! Security, usir orang kampung ini" teriak Teresa pada security yang berjaga di depan.
"Punya hak apa lo ngusir gue?" Kia membalasnya dengan dingin.
"Gue keponakan pemilik hotel ini. Jadi jangan berani nantangin gue. Gue bisa usir lo kapan pun gue mau," ujarnya sombong.
"Keponakan? Oh ya?" lalu Kia mengambil iPhone 11 pro max dari kantongnya dan menelepon seseorang. Tak lupa ia men-speaker panggilan.
"Halo, Connie. Apakah aku menyuruhmu untuk mempekerjakan jalang di hotel-hotel milikku?" tanya Kia langsung.
"Tentu tidak Miss, ada apa? Apakah ada masalah?" tanya sebuah suara dari seberang panggilan dengan sopan.
"Kau tahu Teresa Doris?"
"Iya, Miss, dia baru bekerja di Grand Prix hotel selama minggu lalu."
"Apakah dia keponakan pemilik hotel ini?" tanya Kia lagi, terang-terangan melirik ke arah si resepsionis tidak tahu etika. Seketika Teresa ciut dan ketakutan saat mengetahui bahwa orang di depannya ini bukan sembarang orang biasa.
"Maaf, Miss?" sahut Connie tidak mengerti.
"Lupakan, lanjutkan pekerjaanmu. Terima kasih infonya."
"Anytime, Miss."
Kia menutup telponnya dan menatap tajam pada Teresa yang sudah pucat pasi "Lo tuli kalo gak dengerin apa yang dia bilang," ucap Kia dingin.
"Ahh, aku hanya bercanda, Miss, maafkan aku," mohon Teresa bertekuk lutut di hadapan Kia.
"Silakan bercanda setelah Anda keluar dari sini. Hotel ini tidak memerlukan pegawai seperti Anda," ujar Kia dingin dan meninggalkan Teresa yang menangis histeris.
Kia langsung menuju kamar khusus untuknya. Di dalamnya seperti apartemen karena luas dan nyaman. Tentunya dengan peralatan modern.
Kia langsung membersihkan diri di dalam bak yang sudah diberikan aroma mawar dan mint.
Setelah 30 menit membersihkan diri, Kia menggunakan hoodie dan celana hotpants. Karena lelah, ia memutuskan untuk tidur dan masuk ke dalam alam mimpi yang Indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]
Fiksi Remaja[ PART MASIH LENGKAP ] Azkia Sferinly Bredanzo. Seorang Leader Black Raccons, sebuah geng mafia terkenal di dunia. Jika ada seseorang yang mengusik kehidupannya, Kia tidak akan segan menyiksa dan membunuh mereka tanpa ampun. Siapa yang menyangka, le...
![A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/185242806-64-k761943.jpg)