- 2 -

140K 6K 358
                                        

Bel istirahat berbunyi nyaring, membuat seluruh siswa di kelas segera berhamburan menuju kantin. Namun, beda cerita dengan Azkia. Sekarang ini, perempuan itu sedang sibuk bersungut-sungut di tempat duduknya.

"Ren! Bangun kek, dari tadi gak bangun-bangun. Mau gue bacain Yasin sekalian?" kesal Kia, sambil memukul lengan Lauren yang sedari tadi tidur seperti mayat.

Merasa terganggu dengan pukulan-pukulan yang mendarat di badannya, Lauren jadi menggeliat kecil. Memaksa diri mengangkat kepala dengan nyawa yang masih menggantung di awang-awang.

"Ileran lo," ucap Kia sontak membuat Lauren mengusap kedua sisi bibirnya. Namun, kedua sudut bibir Lauren kering, tanpa ada jejak iler tertinggal.

"Rese, ah! Gue kira bener ileran!" omel Lauren, membuat Kia terbahak-bahak puas.

"Gue laper. Buruan ke kantin!" ajak Kia yang langsung berdiri, berniat meninggalkan Lauren.

"Bentar dulu," balas Lauren sambil membedaki wajahnya dan sedikit memoles liptint pada bibir, agar tak terlihat seperti orang baru bangun tidur.

Mereka pun segera menuju kantin.
Di perjalanan, banyak cuit-cuitan memuji yang tertuju pada Kia. Walaupun Lauren juga sering dipuji, perbandingannya dengan Kia lumayan jauh. Ibaratnya madu dan gula. Walaupun sama-sama manis, so pasti madu pemenangnya.

"Ihh, gilak! Cantik banget si Azkia, anjirr! Minta id line-nya, kuy!"

"Anjir, iri gue sama tu muka."

"Gayanya cool banget!"

"Wahh, barang branded semua tuh, nemplok di badan!"

"Idaman gue."

"Dasar cabe!"

Kia memutar balikkan tubuhnya dengan tatapan tajam dan sinis. Lalu menatap orang yang mengatainya dengan delikan tak suka

"Ngomong apa barusan?" sembur Kia dengan nada agak tinggi.

"Lo kan emang cabe kali," balas seorang cewek dengan tubuh yang sangat proporsional, rambut panjang tergerai, kulit yang putih bersih namun tidak dengan make up-nya yang sangat tebal membuat Kia bergidik geli

Diketahui bahwa yang baru saja memancing kemarahan seorang Kia adalah Bryeta Farust, anak baru pindahan dari SMA Citra Putra karena terkasus mem-bully adik kelasnya sampai koma.

Kia meneliti tubuh Bryeta dengan jeli, dan pandangannya jatuh pada seragam Bryeta yang super duper ketat, rok sejengkal di atas lutut, tanpa kaos kaki, lipstik 5cm, bedak 10m, rambut warna-warni. Persis tante-tante mangkal.

"Emang lo oke? Balik badan coba, ada kaca diperuntukkan buat lo yang gak pernah ngaca," ketus Kia dingin.

"Iya bener, apa kurang gede gitu biar dibeliin kaca sama Kia? Minta gratisan kok caranya gembel banget," tambah Lauren pula dengan pedas.

"Gue emang oke lebih daripada lo. Lagian juga sok-sokan beliin kaca, barang lo aja KW semua!"

"Oh, ya?" tantang Kia dengan seringai tajam dan melipat tangannya di depan dada seolah tertarik meladeni musang betina seperti Bryeta.

"Elah banyak bacot ni bocah. Pake sok tau segala, lo itu masih baru di sini. Malah ngomong seakan-akan udah tau Kia siapa aja, entar kalo udah tau malah mingkem mbaknya," omel Lauren tidak terima sahabatnya diremehkan.

"Yaiyalah, karena barang-barang gue branded semua dan limited edition khusus buat gue doang. Orang kek dia mana punya," balas Bryeta membuat atmosfer lorong kelas memanas.

Lauren tertawa renyah "Nih ya, dengerin bocah. Barang yang dipakai Kia dari ujung kepala sampe ujung kaki itu seharga sepasang ginjal lo. Eh, kayaknya semua organ yang lo punya aja gak cukup. KW lo bilang? Alergi kulit temen gue pake barang murahan."

"PD banget kalo barang yang dipake temen lo semahal itu. Yakin? Apa cuma seharga ciki doang? Ups."

Karena sedikit ingin bermain-main, Kia menghela napasnya kasar dan maju beberapa langkah ke arah Bryeta berdiri.

Kia tersenyum miring. "Gue males ngeladenin manusia kek lo yang sok tau dan suka ngeremehin orang."

"Oiya besok-besok kalo mau mampir ke store barang second jangan lupa tutupin muka, biar gak malu ketawan belanja barang bekas." Setelah mengatakan itu Kia berbalik badan dan melanjutkan jalannya yang sempat terhenti

Bryeta terenyak seketika, orang pun banyak mencibirnya. Lo kalah telak Bryeta. Kalau mereka jadi Bryeta nih ya, mau ngubur diri aja secara mandiri atau melemparkan diri ke segitiga bermuda karena malu.

"Iya branded tapi barang bekas semua aduh malu banget gak tuh, daripada sibuk ngurusin barang orang mending urusin alis lo yang gak rata! Tuhkan blushing, tapi kok mirip dakocan Hahahaha." Lauren menertawai Bryeta habis-habisan dan menyusul Kia yang jauh di depannya.

Bryeta menahan emosi dari tempatnya berdiri dengan mengepalkan tangan hingga buku-buku jarinya memutih ditambah lagi wajah yang memerah karena malu sekaligus kesal.

"Awas aja lo, belum tau siapa gue," batin Bryeta dengan napas bersungut-sungut.

"Lo juga belum tau siapa gue," balas Kia lagi dari ujung sana bagaikan cenayang yang tau isi hati dan pikiran seseorang.

***

"Gak mood lagi ah gue ke kantin. Balik aja lagi ke kelas," ucap Kia singkat dengan wajah kesal karena mood makan siangnya sudah dihancurkan musang betina.

"Yaudah ayo, gue juga udah kenyang," balas Lauren.

"Dih, makan apa?"

"Bacotan Mak Lampir tadi."

Mereka pun kembali ke kelas dengan tangan kosong.

Sesampainya di kelas, Kia mendapati William yang duduk di kursinya dan sibuk bermain game Mobile Legend.

"Tumben ke kelas?" tanya Kia sambil duduk di sebelah William.

William yang mendengar suara Kia pun menoleh dan langsung mengulurkan sebuah kantong plastik
"Buat lo."

Kia mengerutkan dahinya. "Apaan?" tanya Kia sambil mengambilnya.

"Gatau, sih. Tadi dikasih sama cewek."

"Anjir, tumben diterima?" cibir Lauren yang ikutan melihat isi kantong plastik itu.

"Iya tuh, gue mana mau nerima gitu-gituan dari fans. Liat noh loker gue isinya cokelat semua. Mungkin bakal gue jual balik, untung-untung nambah jajan," sambung Kia.

"Yang ngasih sampe nangis-nangis. Gak tega aja yaudah gue ambil."

Benar saja, tak tanggung-tanggung isi kantong plastik yang lumayan besar itu adalah 2 bungkus nasi goreng, dan 2 susu kotak Milo.

"Pas banget kita belum makan, fans lo tau banget makanan dan minuman yang kita mau," ucap Kia senang.

"Mungkin tuh orang salah kasih keknya. Mana isinya 2 porsi lagi, makan sepiring aja William jarang abis," komentar Lauren. Mendadak Kia curiga, jangan-jangan fans William tadi berharap diajak makan bareng?

"Yaudah, gue balik ke kelas dulu. Bye, Kia," pamit William, beranjak dari tempat duduknya sambil mengecup pelan pipi Kia dengan cepat.

Tindakan William tidak lepas dari tatapan aneh sekitarnya. Banyak yang berpikir bahwa William dan Kia adalah sepasang kekasih. Boro-boro! Yang ada mereka itu kakak beradik, bukannya pasangan macam yang teman-temannya pikirkan. Mereka memang sengaja tidak mengekspose hubungan persaudaraan itu karena menurut mereka tidak terlalu penting.

A Z K I A 🗡️ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang