1. Prolog

46.1K 3.5K 145
                                    

"Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita itu adalah kebetulan semata."

© Story of "Surga di Balik Jeruji" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ketika saya menginjakkan kaki di sini. Saya sudah menyerahkan hidup dan mati saya."

***

"Nona datang lagi?" tanya Daffa menyadari kehadiran Alya yang berdiri di depannya.

Bagaimana Daffa tidak mengetahui, meskipun saat ini dia tidak bisa melihat, dia mengenali betul suara langkah kaki Alya yang selalu bergema di sepanjang koridor penjara.

"Ini hampir waktunya sholat zuhur, 'kan? Aku datang menuntun kamu ke Musholla."

Alya akhirnya bersuara setelah takjub bahwa kehadirannya disadari oleh Daffa.

"Saya bisa pergi sendiri, terima kasih untuk tawarannya," tolak Daffa. Dengan mata yang tertutup kain putih, dia melangkah pelan.

Daffa mengabaikan Alya.

"Kamu bisa saja jatuh. Kamu bisa saja tersesat dan mereka mungkin saja bisa mencelakai kamu lagi," kata Alya memperingatkan.

Perempuan itu mengikuti langkah Daffa yang sekarang mengandalkan nalurinya untuk menemukan Musholla.

"Ketika saya masuk ke dalam penjara semua sudah serahkan pada Allah, bahkan tentang matinya saya. Nona nggak usah khawatir," jawab Daffa.

Kedua lengan Daffa menjulur ke depan, meraba udara kosong, dia seperti seorang perindu berat yang tidak bisa hidup tanpa menjejakkan kakinya di Musholla. Tangan Daffa akhirnya menyentuh sebuah pilar, mengikuti naluri, dia menurunkan kakinya di anak tangga.

"Allah juga menyuruh kita untuk berjuang. Kamu tau ada dua perbedaan antara menyerah dan berpasrah! Dan yang kamu lakukan sekarang adalah menyerah. Kamu menyerah sama hidup kamu. Kamu menyerah untuk membela hak kamu," seru Alya keras.

"Kamu mengetahui tentang kebenaran tapi kamu memilih untuk bungkam? Apa kamu pikir kamu nggak akan diminta pertanggungjawaban juga nanti?"

Alya mengejar Daffa. Dia tahu Daffa tidak mau disentuh. Akhirnya, dia mengacungkan tongkat kameranya ke dada Daffa, menghentikan lelaki itu untuk berjalan tanpa arah.

"Bisakah kamu berjuang sedikit untuk hidup kamu?" pinta Alya dengan suara memohon.

Diam lama.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang