11. Manusia Terjahat

8.5K 1.4K 79
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata.”
© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Seharusnya aku dihukum pula karena mengabaikan hati nuraniku.”

***

Mata Alif menatap lelah pada Alya yang duduk di lantai ruang tamu. Hampir setengah jam Alya berkutat dengan sabun colek, sikat gigi dan sepasang sandal usang. Alif hanya bisa mendengus ketika dia mendengar keluhan yang terlontar dari bibir Alya untuk puluhan kali karena gagal membuat sandal jepit itu terlihat baru kembali.

“Sudah lah Al. Beli yang baru aja kenapa? Dari tadi disikat mulu! Entar lecet tangan lo.” Alif mengusulkan karena terganggu dengan suara bising sikat gigi yang menyentuh alas sandal. Dia tidak bisa konsentrasi menonton televisi.

Alya tidak menjawab. Dia meraih ponsel, berselancar lagi—mungkin mencari tips untuk menghilangkan noda di Google—karena beberapa menit kemudian Alya berdiri, berjalan ke dapur dan kembali dengan pasta gigi mereka yang mulai habis. Alif kehabisan kata-kata. Dia menyumpal mulutnya dengan martabak manis.

“Sampai segitunya lo pengen sandal itu jadi kinclong. Punya siapa sih Al?” Alif bertanya lagi. Dia yakin itu bukan milik Alya karena ukuran sandal itu lebih besar dibandingkan kaki Alya. “Punya Kak Farhan yah? Tega banget sih Kakak nyuruh Alya bersihin sandal kolokan! Kalo pelit jangan kronis banget Ka!” tuding Alif menyerang Farhan yang sedang duduk di sofa.

“Idih, fitnah banget. Kayak lo nggak tau gue aja. Sandal gue branded bro. Sandal kayak gitu udah gue buang ke bak sampah.” Farhan akhirnya mendongakkan kepala setelah setengah jam menunduk membaca berkas-berkas pekerjaan yang menumpuk di atas meja. “Dan lagipula lo benaran nggak ada kerjaan Al? Setengah jam bersihan sandal tuh doang.”

“Duh, bawel banget sih!” Alya akhirnya membuka suara dan mendelik ke Alif dan Farhan. “Terserah Alya mau ngelakuin apa, yang penting nggak ngerugian Kak Farhan dan Alif secara finansial, 'kan?” Dia tahu soal uang selalu jadi masalah di rumah ini.

Bibir Farhan membentuk senyuman. “Pinter! Terusin Al. Gosok terus sampai bersih.” Dia memberi semangat kepada adiknya dan mendapatkan dengusan dari Alif.

“Al! Jujur deh, tadi di Lapas Arisuma, lo nggak bikin kekacauan, 'kan? Nggak bikin heboh kayak kemaren, 'kan?” Alif terlihat takut.

“Kalo gue bikin masalah, Kak Halim pasti sudah menghubungi lo, 'kan? Udah deh! Masa lo nggak percaya sama gue?” sahut Alya dan bibirnya sedikit tersenyum karena pasta gigi akhirnya bisa membuat sandal itu terlihat baru.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang