14. Pengakuan

8.5K 1.3K 53
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata.”
© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Saya tidak menyalahkan-Nya untuk semua rasa. Hanya menyesali kenapa kamu tidak bisa menafsirkan mana rasa yang nyata”

***

Keyla menghela napas berat, duduk bersila di lantai sedangkan tangannya sibuk menyodorkan kotak tisu secara bergantian kepada Alya dan Fitri yang duduk di samping kanan dan kirinya. Satu jam, Keyla menyaksikan kedua perempuan itu menguras airmata, membuat lantai kamar kosnya dipenuhi tumpukan tisu basah. Mata sembab dan hidung memerah, tergambar begitu jelas di wajah Alya dan Fitri. Sungguh sia-sia Keyla mengucapkan kalimat penghiburan, karena yang ada mereka akan terisak lagi, menumpahkan lebih banyak airmata dan membuat mata mereka semakin membengkak.

“Astaghfirullah al-'Adzim! Kalo kayak gini terus, ibu kos bakal datang kemari dan memarahin gue karena udah bikin keributan. Apa kalian nggak bisa berhenti menangis? Semenit aja!” Keyla mengomel setelah kotak tisu terakhir habis. Dia tidak bisa memberikan satu helai pun kepada Alya dan Fitri.

“Nggak bisa, sama sekali nggak bisa.” Alya menjawab dengan sesegukkan. Dia sekarang meraih bantal untuk menutupi wajahnya yang memerah. “Gue nggak bisa berhenti nangis Key.”

Jujur, Keyla tidak perlu susah payah melontarkan pertanyaan seperti, ‘Siapa yang bikin lo nangis?’ atau menanggapi secara berapi-api seperti, ‘Dasar cowok brengsek. Ayo kita samperin dan kasih dia pelajaran!’ kepada Alya. Keyla sudah tahu jawabannya, karena hanya ada satu lelaki yang membuat Alya menangis seperti ini yaitu Daffa Raffan! Aneh rasanya, kalau sekarang Keyla mengajak Fitri untuk membuat perhitungan kepada Daffa, karena yang ada Keyla akan menjadi sasaran amarah Alya.

Namun yang membuat Keyla sangat kaget adalah! Ketika dia menoleh ke samping kiri, dia menemukan salah satu temannya yang terkenal berhati dingin berada dalam kamar kosnya dan ikut menangis. Si anti memberikan simpati; Nur Fitri Azizah sekarang menguras airmata setelah selesai menelpon Pondok Pesantren Al-Karim, setelah dia selesai berbicara dengan Achmad; adiknya Bonte. Fitri menunjukkan sisi yang belum pernah Keyla lihat sebelumnya, belum pernah selama mereka saling mengenal hampir empat tahun.

“Tapi jujur yang paling bikin gue syok adalah elo Fit. Baru kali ini, sepanjang gue mengenal lo, gue melihat lo nangis. Bahkan waktu kita di lapas tadi, lo memalingkan muka untuk menyembunyikan airmata. Nggak usah ngelak lagi deh, sekarang dah kebukti nyatanya lo ada dis ini dan sekarang menangis.” Keyla memberikan tanggapan untuk tingkah Fitri yang aneh.

Fitri mendelik. Dengan mata bengkaknya dia malah terlihat sangat menakutkan. Terutama sekarang mati lampu dan kamar kos Keyla hanya mengandalkan satu lilin yang berusaha menyala di tengah dera angin malam yang masuk dari jendela terbuka. “Biasa aja dong, kayak nggak pernah lihat orang nangis. Gue lagi sensitif aja! Alya juga nangis, kenapa gue yang diserang.”

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang