3. Tak Dihendaki

15.3K 2K 66
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata.”

© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Kamu kenangan yang tak bisa kulupakan. Meskiku menginginkannya, meskiku ingin memilikinya.”

***

“Jadi, ini pengalaman pertama lamaran lo ditolak sama cowok?” tanya Nur Fitri Azizah.

Dia melempar pandangan penuh arti pada Keyla Arum. Mereka terdiam lalu kemudian meledak dalam tawa keras. Tawa mereka menarik banyak perhatian orang yang menoleh penasaran.

“Ya Allah, Al! Lo nekat atau emang udah nggak waras?” Keyla menyeka sisi matanya yang basah karena air mata tawa. Tubuhnya gemetar tak terkendali dan menumpahkan banyak saus sambal ke dalam mangkuk baksonya. “Terang-terangan lagi! Di depan banyak orang, duh malunya nggak ketulungan, apalagi dia mengacuhkan lo. Kalau gue jadi elo, nggak bakal punya muka lagi deh,” timpal Keyla masih.

Fitri dan Kelya asyik menertawakan nasib Alya yang diusir dari lapas karena masuk ke dalam lingkungan penjara tapi izin, terlebih lagi Alya menghadang seseorang lelaki dan melamarnya di depan banyak orang.

“Udah dong! Lagipula gue nggak ngelamar, gue cuma bilang...”

“Bersediakah kamu menjadi berlianku?” sambung Alif Mika. Lelaki itu duduk di samping Alya dan mengetuk kepalanya. “Itu sama aja seperti mengungkapkan perasaan. Sebagai seorang lelaki, itu seperti menerima kehadiran perempuan yang tiba-tiba minta dinikahi. Yang benar aja Al, kebanyakan nonton drama lo!”

Alif menggelengkan kepala lalu membuka tutup cup mie instannya.

Dan satu lelaki duduk di samping Alif; Abizar Ghifari menghela napas.

“Lalu kenapa juga lo pergi ke sana nggak barengan sama kami? Kan ini proyek kita bersama, nggak lo aja, kan? Itu penjara Al, bukan taman kanak-kanak.” Abizar memarahi Alya.

“Gue tau.” Alya tampak memelas.

“Kalau lo tau kenapa lo tetap ke sana tanpa bilang sama kami? Masuk ke dalam lingkungan penjara lagi! Untung Pak Bahri menolerir kesalahan lo dan masih mengizinkan kita meliput di sana,” gerutu Abizar dan menegak teh botol dengan cepat.

Cuaca yang panas menyengat membuat mereka lebih memilih mengungsikan diri ke tempat angkringan pinggir taman kota.

“Pikir sebelum bertindak Al. Jangan jadi cewek yang sembrono. Lo cuma bikin masalah.” Abizar menambahkan.

Keyla dan Fitri mengangkat alis, tidak berani menyela dan memilih memakan bakso mereka dalam diam. Di antara mereka berlima Abizar yang paling tegas dan blak-blakan kalau sudah bicara. Nyakitin sih terkadang tapi kalau dipikir ulang semua yang Abizar katakan selalu benar.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang