41. Pengejaran Alya

5.5K 1K 65
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Jangan biarkan tangisan dan airmata itu menjadi hal terakhir yang hamba lihat”

***

“YA ALLAH! Anisa.” Alya tertunduk. Membungkuk sedangkan kedua tangan mencengkeram lutut. Napasnya cepat dan dia baru menyadari, bahwa saat berlari dia kehilangan alas kaki. Dia berlari dengan kaki telanjang. “Ya Allah! bagaimana ini? Apa yang harus saya lakukan?”

Alya berdiri tegap. Mengedarkan pandangan ke sekitar. Dia melihat ojek yang baru saja sampai di pangkalan, Alya mengenalnya dan bergegas menghampiri. Dia menyeberangi jalan bahkan tanpa melihat.

“Pak Sasmi, ojek!” panggil Alya.

Bahkan sebelum Sasmi memutuskan apakah dia mau menerima orderan atau tidak. Alya sudah mengambil helm duluan.

“Cepatan Pak Sasmi,” desak Alya dan duduk di belakang motor.

“Mau kemana Neng Alya?” Sasmi menyalakan motor kembali. Lelaki paruh baya itu padahal baru saja datang ngalong mencari orderan. “Tujuannya mau kemana?”

“Kita ikutin mobil jep itu Pak. Yang warna hijau. Cepatan Pak. Jangan sampai hilang,” pinta Alya sedang telunjuknya mengarah pada mobil jep yang melaju perlahan karena truk besar menyalip. “Nanti kita susah mencarinya lagi, mumpung ada kesempatan.”

“Kenapa harus diikutin Neng?” tanya Sasmi, bingung. Namun dia menuruti apa yang Alya minta. Dia melajukan motor. Menyalip dengan cekatan untuk menggapai mobil jep berwarna hijau. “Apa terjadi sesuatu? Emang ada apa dengan mobil jep itu?”

Namun Alya tidak menjawab. Tidak mendengar karena mata dan pikirannya hanya tertuju pada mobil yang membawa Anisa. Pandangannya tidak beralih. Dia tidak ingin kehilangan jejak. Tidak ingin kehilangan Anisa.

Alya menepuk pundak Sasmi.

“Belok kiri Pak! Jangan terlalu dekat juga. Jangan sampai ketahuan kita mengikuti mereka,” kata Alya.

“Jangan sampai ketahuan? Memang kenapa kalo kita ketahuan mengikuti? Duh perasaan saya kok jadi nggak enak. Mas Alif di mana? Kok biarin Neng Alya sendirian?” tanya Sasmi, penasaran. Namun dia tetap menuruti permintaan Alya. Dia yang tadi hendak beriringan dengan mobil jep terpaksa memundurkan motor. Mengendarai motor sedikit lebih pelan.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang