18. Penyaluran Amarah

7.2K 1.1K 47
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata”
© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.
“It’s okay kalo lo menentang dunia dengan cinta lo, tapi jangan menyeret orang lain dalam masalah lo”

***

Ada dua orang yang tidak mendengarkan pengarahan Abizar tentang proyek film dokumenter, membuat lelaki itu kesal dan akhirnya menggebrak meja. Dua orang yang melamun dari tadi terkejut dan menatap Abizar yang bernapas cepat.

“Lo kenapa Bi? Nggak dapat kirimin duit dari bokap lo? Nyebut, istigfar Mas Bro!” sindir Alif sembari mengelus dada.

Alya tidak kalah terkejut, dia hampir menjatuhkan laptop dari atas meja. “Yang benar aja Bi. Kalo lo lagi badmood jangan main pelampiasan. Salah kami apa?” Dia pun kesal.

Abizar mendengkus tak percaya. “Yang salah itu kalian!” Dia menunjuk geram pada si kembar Alif-Alya. “Hampir setengah jam gue ngomong tapi kalian berdua nggak dengerin. Gue ketua tim, tolong hargai gue sedikit.” Lelaki itu menghardik lagi dengan suara keras.

Keyla merengek dan menutup kedua telinga. “Duh kapan kelarnya neh meeting kalo nggak ada satu orang pun yang konsen. Kita nggak jadi ke lapas hari ini? Sudah jam sepuluh loh. Jam bebas dalam lapas sebentar lagi habis.” Dia mengingatkan sembari melirik jam di pergelangan tangan.

“Tau neh. Tim kita aja yang nggak solid. Bikin masalah terus.” Fitri ikut mengeluh dan meminum es kopi dengan cepat.

“Kita nggak ke lapas hari ini!” Abi memutuskan dengan tegas. “Nggak! Sebelum kita menyelesaikan masalah internal di tim kita.” Dia menambahkan ketika melihat Alya membuka mulut tampak ingin protes.

Suara keras Abizar Ghipari terdengar bergema di halaman belakang kampus Angkasa. Di mana mereka mengungsi di salah satu meja berpayung untuk meeting tugas akhir. Satu jam berlalu namun mereka tidak menemukan titik temu. Bagaimana bisa? Jika semua orang larut dalam pikiran mereka masing-masing. Tidak ada yang mendengarkan penjabaran Abizar terkecuali Fitri dan itu pun terlihat setengah hati. Dan Abizar layak untuk marah karena sebagai ketua tim, dia baru saja mendapatkan teguran keras dari para dosen pembimbing. Setelah dosen melihat hasil proyek film sementara mereka, Abizar mendapat kritik pedas karena terdapat banyak kesalahan dalam pengambilan gambar dan juga audio. Sehingga proyek mereka sama sekali tidak layak untuk dijadikan sebuah film dokumenter.

“Ada apa sih Bi? Kok lo sensi amat hari ini?” tegur Alif terlihat risih. Menarik bangku menjauh.

“Tentu aja gue sensi! Kalian nggak tau gimana rasanya dimarahi Pak Haris di depan anak-anak tadi?” Abizar frustasi. “Dia bilang proyek kita gagal total!”

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang