Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"
© Story of "Surga di Balik Jeruji" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.***
"Hompimpah alaium gambreng!"
Kelima tangan menjulur. Empat di antaranya menunjukkan telapak tangan. Hanya satu yang menunjukkan punggung tangan. Semua bersorak senang, terkecuali satu perempuan yang merengut dan mengepal tangan menjadi tinju.
"Kalian sepakat, kan? Kenapa kompak banget nunjukin telapak tangan?" tuding Alya tidak terima.
"Jangan banyak protes! Kalah tetap kalah. Nih! Masak enam bungkus mie sekaligus." Keyla memberikan kantong kresek berisikan mie instan ke Alya.
Alya cemberut.
"Jangan lupa, dikasih telur lima biji," pesan Abizar.
"Cabe juga!" timpal Alif.
"Kalo ada keju sama sosis! Masukin juga Al." Fitri menyalakan laptop tidak peduli pada Alya yang merengut.
"Nunggu apa lagi?" Alif jengah. "Mumpung Kak Farhan belum pulang. Kalo ketahuan kita makan mie instan bakal berabe. Seminggu kita disuruh makan sayur doang." Tangan Alif mengibas. Mengusir Alya. "Ke dapur cepatan. Gue laper."
Alya berdiri. "Curang!"
Perempuan itu berjalan dengan langkah berat menuju dapur. Menggerutu. Tampak setengah hati. Terbukti dari panci-panci yang dia banting ke atas kompor. Alif memanjangkan leher. Memastikan Alya tidak balik lagi ke ruang tamu. Dia langsung merangkul Abizar, Keyla dan Fitri ikut merengsek mendekat. Mereka membentuk lingkaran kecil. Dengan kepala hampir berbenturan.
"Aneh! Mencurigakan banget," ucap Alif membuka suara.
"Gue sudah bilang! Tingkah Alya hari ini aneh. Dia bakal bikin gue nggak bisa tidur." Keyla menggigit buku jemari. "Kepo tingkat tinggi. Amnesia gue bakal kumat."
"Insomnia," ralat Fitri kesal.
Abizar mengerutkan kening. "Seharusnya neh. Seharusnya! Waktu dengar Kak Daffa sadar. Seharusnya Alya langsung mendatangi Kak Daffa ke rumah sakit. Meninggalkan prosesi rekaman. Seperti itu, kan?" Dia mengutarakan. "Tapi dia nggak melakukannya!"
Keyla menyikut Alif. "Lo saudara kembarnya. Pasti lo tau sesuatu. Atau jangan-jangan Kak Farhan mengancam Alya?" terkanya.
Semua mata mengarah pada Alif.
"Sama sekali enggak. Kak Farhan juga kaget lihat tingkah Alya. Beberapa hari lalu. Waktu Alya nggak sengaja mencuri dengar pembahasan kami tentang Kak Daffa nggak bersalah. Alya malah duduk tenang di depan meja," beritahu Alif. Dia melirik lagi ke arah dapur. Takut Alya muncul tiba-tiba. "Kami mengira Alya bakal mengamuk atau gimana. Tapi Alya malah diam lalu naik ke kamar. Cuma bilang dia pengen istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga di Balik Jeruji | Langit
SpiritualDemi mendapatkan nilai memuaskan untuk tugas akhir, Alya Sahira mahasiswi dari fakultas perfilman memutuskan membuat film dokumenter tentang kehidupan narapidana di lembaga pemasyarakatan, meliput kehidupan para pendosa yang mencari pengampunan Tuha...