42. Dialah Langit

5.4K 1K 81
                                    

"Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"
© Story of "Surga di Balik Jeruji" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

"Untuk setiap langkah yang kalian jejaki di muka bumi ini. Saya berdoa kalian diharamkan untuk bertempat di Semesta-Nya"

***

"KARENA KALIAN HARUS MELANGKAHI MAYAT SAYA TERLEBIH DAHULU!" teriak Alya keras. "LEWATI MAYAT SAYA UNTUK BISA MEMBAWANYA!"

Tanpa takut Alya mengacungkan botol pecah kepada Raymond, Vino dan Nata. Sedang tangan satunya menggenggam tangan Anisa erat. Tidak dia biarkan mereka membawa Anisa. Karena Alya sudah berjanji dan tidak akan dia ingkari.

"Siapa yang menyuruh kalian?" Tiba-tiba Alya melontarkan pertanyaan.

Dengan posisi terpojok, tidak mempunyai celah untuk melarikan diri, mengulur waktu adalah hal yang bisa Alya lakukan. Berharap dan berdoa bahwa Alif akan datang secepatnya, atau Pak Sasmi membawa polisi untuk menyelamatnya. Dia harus mengulur waktu selama mungkin.

"Kenapa lo ingin sekali tau?" sahut Raymond. "Lo tidak perlu tau sayang!"

"Argh! Raymond, ayolah kita sedang terdesak. Bawa anak itu sekarang juga. Bahar menunggu kita," seru Nata penuh emosi.

Mata Alya menoleh kepada Nata segera, bibirnya menyunggingkan senyum. "Bahar? Bahar Effendi? Bos kalian adalah Bahar Effendi rupanya. Lihat! kalian tidak bisa mengendalikan lidah kalian sendiri, kalian membocorkannya kepada saya." Dia tertawa kecil. "Bagaimana bisa! Karena lidah yang kalian miliki adalah kepunyaan Allah."

"Bego! Lo malah membuatnya menjadi kacau." Vino menampar keras wajah Nata. Tampak emosi karena pengaruh alkohol. "Sekalian saja lo bongkar di mana markas kita."

Raymond memberikan delikan tajam kepada Vino dan Nata yang hendak beradu mulut.

"Hentikan, bukan waktunya." Raymond menengahi, menarik kerah baju Nata dan mendorong Vino ke tembok. "Kita ada pekerjaan. Setelah ini, setelah duit gue cair. Gue kasih kalian pisau satu-satu. Saling bunuh juga gue nggak peduli. Tunggu sampai gue mengambil anak itu." Memberikan peringatan tegas dan membuat Vino serta Nata terdiam.

"Jadi benar! Kalian adalah suruhan dari Bahar?" tanya Alya lagi. Acungan botol pecah tidak menurun, sedang dia dan Anisa terus melangkah mundur. "Saya juga tahu kalian menyuruh Anisa untuk menyampaikan pesan. Kepada seorang bernama Daffa Raffan dan meminta Daffa untuk berhenti."

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang