6. Mimpi Buruk

10.3K 1.5K 60
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu kebetulan semata”
© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Kehadiranmu seperti badai yang mengguncang duniaku. Kamu hancurkan tembok pertahananku.”

***

PEMBUNUH”

“Dia pembunuh!”

“Dia harus mati.”

“Tidak pantas mendapatkan pengampunan. Nyawa harus dibayar nyawa.”

“Bahkan masuk penjara pun tidak bisa menghapus dosanya.”

“Tidak pantas untuk hidup!”

“Pergi segera ke neraka.”

Suara-suara itu terus bergema dalam kegelapan, menyudutkan seseorang dan mengucilkan dari dunia yang juga ikut menolak keberadaannya. Walaupun dia berusaha keras menutup kedua telinga, tetap! Suara itu menghantui dalam otaknya. Seseorang itu akhirnya berteriak keras, berharap bisa menghentikan suara-suara kejam yang menghakimi. Berharap dengan air mata yang membasahi pipi, mereka! Para manusia itu berhenti menilai tentang hitam dan putih dalam hidupnya.

Dan di antara hujatan kejam yang dilontarkan padanya, ada suara yang terus memanggilnya. Di dalam gelap gulita dunia, suara itu menuntun pada cahaya, walaupun lirih, walaupun bergema dan terasa sangat jauh. Panggilan itu mengharapkannya untuk kembali.

“Jangan lepaskan. Aku mohon.”

Suara perempuan tiba-tiba menyela. Suara memohon dan disertai isak tangis yang menyayat hati.

“Pegang erat tanganku. Jangan pergi ke tempat di mana aku nggak bisa menemukanmu.”

Dan dia berlari mencari arah suara itu, tanpa arah pasti seperti berada dalam hutan belantara yang tak berujung. Berharap menemukan seseorang yang menjadi satu-satunya suara yang mendoakannya agar tidak pergi. Mendoakannya untuk tidak meninggalkan dunia.

“Daf, Daffa...”

Terdengar suara yang lebih keras, bukan berasal dari mimpi namun dari dunia nyata. Suara bariton berat namun cukup menenangkan. Membangunkannya dari gelap yang menyelimuti.

Daffa membuka mata dan sosok pertama yang dia lihat adalah Edy; lelaki itu menatap Daffa dengan cemas. Dia juga menangkap keberadaan Adul serta Bonte, mereka memberikan tatapan sama.

“Ada apa Bang?” tanya Daffa berusaha duduk perlahan, bangun dari matras tempatnya berbaring.

Ketika terbangun dari tidur, Daffa menyadari tubuhnya basah keringat. Akhirnya, dia juga menyadari kalau pipinya pun ikut basah. Dia menangis dalam tidur untuk kesekian kali.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang