62. Tuhan Alam Semesta

6.5K 1.2K 387
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Jangan khawatir. Dia bukan hanya milik orang-orang baik saja. Tapi Dia juga Tuhan untuk orang jahat seperti kita pula.”

***

“SENJA AZHAR!”

Daffa memalingkan wajah segera dan melihat seorang perempuan balas menatapnya dengan penuh rasa khawatir.

Daffa melihatnya.

Ekspresi terluka di parasnya, Daffa Raffan melihat begitu jelas. Pada Alya Sahira yang berdiri di bawah gedung, tampak ketakutan, menangis sedang Alif terus memeluk, menahannya.

“DAFFA! SENJA! KUMOHON!” pinta Alya.

Daffa ingin sekali berlari, menghampiri Alya, menenangkan perempuan itu, memintanya agar berhenti menumpahkan airmata. Membuat Daffa merasa bersalah. Merasa sangat berdosa.

“Jangan menangis, aku mohon. Jangan perlihatkan ekspresi itu untukku,” pinta Daffa berdiri dengan langkah lunglai, ingin mendekati Alya.

“MUNDUR! JANGAN BERGERAK! TETAP DIAM.” Suara keras Hendri menghentikan langkah Daffa.

Daffa Raffan tersadar.

Dia sekarang melihat apa yang sebenarnya terjadi di atap gedung pengawas. Dia melihat dua orang saling berseteru, memperebutkan pistol.

Aceng dan Hendri.

Suara letusan terdengar lagi, timah panas hampir mengenai bahu Daffa, hanya menyerempet dan memberikan luka gores di lengan dan membuat kaos putih menjadi merah oleh darah.

“DAFFA.”

Alya menjerit saat melihat lelaki itu tertunduk dan memegang lengannya.

Dan tidak memperdulikan nyawa yang dipertaruhkan, Aceng dan Hendri masih berseteru. Mereka masih saling memperebutkan pistol.

“BRENGSEK! LO MAU MELAWAN GUE? NAPI RENDAHAN. MATI LO.” Hendri mengarahkan moncong pistol ke arah kepala Aceng.

“Lo salah mencari lawan Hendri. Gue mati? Dari awal kalian hanya memanfaatkan gue. Pada akhirnya, gue pasti akan mati di tangan kalian,” sahut Aceng geram.

Arah pistol berbalik. Tangan Aceng yang kuat berhasil menjauhkan moncong pistol ke atas langit. Dia menyeringai bengis dan kemudian membenturkan keningnya ke wajah Hendri. Sangat keras sehingga Hendri terjatuh dan terhempas ke lantai. Pelipis Hendri langsung sobek dan berdarah. Si sipir itu merintih kesakitan.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang