60. Memanggil Namamu

6K 1.2K 284
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Bisakah kau dengar? Suaraku yang memanggil namamu”

***

Sangat kacau di dalam lapas Arisuma, letusan senjata api memicu kepanikan para narapidana, beberapa menyelamatkan diri, beberapa seperti hendak keluar dari penjara, memanfaatkan situasi untuk melarikan diri sehingga para sipir turun tangan dan mendorong mereka dengan paksa kembali ke dalam sel hunian. Sirine tanda bahaya bergema menakutkan di setiap penjuru penjara sedang suara Bahri; kepala lapas terdengar dari pengeras suara.

“PARA NAPI KEMBALI KE DALAM SEL! TIDAK ADA SATU PUN YANG MELAWAN, TIDAK ADA SATU PUN YANG BERANI MENCOBA UNTUK KABUR! MASUK KE DALAM SEL. SAMPAI SITUASI TERKENDALI!”

Bahri berteriak.

“AKAN ADA HUKUMAN BERAT KEPADA NAPI YANG MEMBERONTAK!”

“PARA SIPIR PERINTAHKAN MEREKA SEMUA MASUK KE DALAM SEL! SEKARANG.”

Suara keras Bahri menambah ketakutan saat Lapas Arisuma berubah menjadi seperti layaknya medan perang, di mana para sipir mengayunkan tongkat mereka pada narapidana yang mencoba kabur.

Di antara kerusuhan yang terjadi di dalam lapas, Alif tidak melepaskan genggaman tangannya kepada Alya walaupun mereka berdua terjebak dalam situasi yang mencekam.

Sesekali Alif menarik Alya ke dalam pelukan saat napi bertubuh besar berlari melewati mereka, berusaha menghancurkan pagar pembatas bertelari besi. Alif dan Alya bahkan menundukkan kepala saat para napi melempar barang-barang kepada sipir.

Salah paham.

Itulah yang mungkin terjadi di lapas Arisuma. Para napi mungkin mengira sipir penjara menembak napi dengan senjata api sehingga mereka melakukan perlawanan untuk ketidakadilan yang terjadi.

Namun Alif tidak bisa memberikan prihatin atau simpati kepada sipir saat ini, di mana dia harus menjaga saudara kembarnya Alya yang berusaha melarikan diri tanpanya.

“Bersama gue bilang Al!” Alif menghardik. Saat mereka tertahan sejenak. Para napi di dorong masuk ke dalam sel. “Jangan pergi tanpa gue.”

“Kita bisa kehilangan jejak Kak Farhan.” Alya cemas. Matanya mencari di antara kerumunan orang.

Alif berdecak. Dia mempererat genggaman tangannya. Dia membawa Alya pergi secepatnya dari tempat kerusuhan, mereka mengejar sosok Farhan Maulana yang masih tertangkap oleh mata, terutama pada kemeja biru yang dia kenakan.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang