9. Senja Yang Bercahaya

9.3K 1.4K 30
                                    

"Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu kebetulan semata."
© Story of "Surga di Balik Jeruji" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

"Maaf karena membutuhkan waktu lama untuk memanggil namamu."

***

Matahari mulai tenggelam. Di balik bukit hijau ini, Alya melangkahkan kaki di sebuah ladang kosong, matanya mengedar dengan sayu, sudah beberapa tahun berlalu, ingatan terakhirnya tentang tempat itu hanyalah kehancuran. Dalam memori terburuknya tak ada satupun yang hidup, tak ada warna, kala itu hanya ada lumpur, batang-batang pohon dan bebatuan yang berserakan. Sedangkan bau amis darah dan air mata menjadi penghias waktu itu.

Namun hari ini, setelah keberanian akhirnya terkumpul, Alya kembali lagi ke sini. Dia tersenyum getir, ketika tanah lumpur yang dia jejaki dulu sekarang berubah menjadi tanah yang tumbuhi ribuan bunga wedelia. Tidak ada satu jengkal tanah pun yang luput terhiasi, sehingga matahari merah memantul di setiap helai kuning bunganya. Wangi rumput ilalang tercium jelas, sedangkan angin semilir menerbangkan banyak helai dendalion ke angkasa.

Alya memandang jauh ke aliran sungai yang mengalir di depannya. Sungai itu pun sekarang tenang, memberikan ketentraman dengan suara gemericiknya di setiap kali membentur bebatuan. Air mata yang sedari Alya tahan berlinang tanpa seizinnya, membasahi pipi lagi dengan lancang. Dia jatuh terduduk dan menengadahkan wajah kepada langit senja.

"Setelah dia pergi, kenapa Engkau memberikan keindahan di tempat ini?" tanya Alya lirih kepada Tuhan Alam Semesta. Dia merasa sangat sakit di hati. Ketika dunia berjalan, seseorang itu harus pergi dalam ingatan yang menakutkan. Dia harus pergi dalam gelap dan kelam. "Bahkan Engkau menumbuhkan ribuan bunga di sini, untuk apa? Untuk siapa? Dia nggak bisa melihatnya lagi. Engkau sudah membawanya pulang sebelum melihat ribuan bunga ini."

Harapan Alya pupus, mimpinya berakhir. Selama ini dia hanya menghibur diri dengan menyakinkan bahwa seseorang itu masih hidup. Entah di mana, entah kapan, mereka pasti akan bertemu. Namun selama ini Alya hanya menghindari kenyataan. Dia menolak kebenaran.

Jauh-jauh memberanikan diri kembali lagi, menapak tilas pada kenangan masa lampau walaupun harus melawan trauma di dalam diri. Alya kembali lagi ke tempat dia bertemu dengan seseorang itu lagi. Menempuh perjalanan panjang untuk memastikan bahwa hatinya berkata benar, bahwa seseorang itu memang masih hidup di suatu tempat di bumi ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kamu putri dari Haji Guntur, 'kan? Alya Sahira? Lama sekali nggak bertemu dengan kamu? Apa kabarmu Nak?" tanya Kasih; pemilik Panti Asuhan Kasih.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang