“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata”
© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.“Kamu akan kehilangan saya dua kali. Seperti sebelumnya. Kamu akan terbiasa”
***
“Gue bunuh lo! Gue bunuh.” Daffa berteriak keras sedangkan kedua tangannya mencengkeram leher Aceng dengan kuat.
“Daffa hentikan, jangan lakukan itu,” pinta Alya sembari menangis.
“Sebaiknya lo harus berpikir ulang untuk membunuh gue sekarang Daffa.” Aceng menyarankan. Terbatuk-batuk, dia menelengkan kepala, memberikan isyarat kepada para napi, kepada pengikutnya yang setia. “Laila masih ada di sini! Dia masih berada dalam genggaman gue.”
Kening Daffa tertaut. Dari sudut mata, dia melihat salah satu napi mendekati Alya.
“Sialan!” rutuk Daffa. Tidak punya pilihan. Dia melepas cekikannya pada leher Aceng. Bangkit berdiri dan langsung menghampiri Alya.
“Jangan berani menyentuhnya!” raung Daffa. Mendorong napi yang hendak mendekati Alya. “Lewati gue terlebih dahulu.” Kemudian berdiri di depan untuk melindungi perempuan itu.
“Daffa...” panggil Alya ketika melihat punggung lelaki itu di depannya. “Kamu nggak pa-pa?” tanyanya khawatir.
Alya melihat wajah Daffa yang pucat pasi. Napasnya terengah-engah, terus menarik udara namun terlihat jelas tidak bisa melegakan dada. Sedangkan keringat terus membasahi tubuh kurusnya.
“Kamu lari sekarang,” suruh Daffa menoleh ke belakang, kepada Alya. “Lari, cepat! saya menahan mereka di sini.” Kemudian memalingkan wajah lagi dengan waspada ketika para napi mendekat.
Aceng berdiri, dia memijat lehernya, walaupun tampak kemerahan, dia berjalan dengan santai seakan tampak tidak terjadi apa-apa, seakan beberapa menit yang lalu ketika Daffa mencekik lehernya hanyalah angin lalu. Aceng pun ikut mendekat, membuat Daffa dan Alya berjalan mundur.
“Sungguh, pemandangan yang mengharukan. Tetap lo lebih memilih melindungi dia dibandingkan menuruti hawa nafsu untuk membunuh gue.” Aceng berdecak prihatin. “Itu membuat banyak penonton kecewa, ya kan?” Dia meminta pendapat kepada napi-napi yang tertawa.
“Cinta di atas segalanya Bos!”
“Laila tetap menjadi nomor satu untuk Majnun, jangan sakit hati Bos!”
“Menjijikan menurut gue.”
Para napi, anak buah Aceng ikut memberikan komentar. Melihat bagaimana Daffa berdiri di depan Alya, melindungi perempuan itu sedangkan Alya tanpa sadar mencengkeram baju belakang Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga di Balik Jeruji | Langit
SpiritualDemi mendapatkan nilai memuaskan untuk tugas akhir, Alya Sahira mahasiswi dari fakultas perfilman memutuskan membuat film dokumenter tentang kehidupan narapidana di lembaga pemasyarakatan, meliput kehidupan para pendosa yang mencari pengampunan Tuha...