27. Bahtera Nuh

6.1K 1.1K 57
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”
© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Kita memiliki surga yang berbeda.”

***

“Rupanya kamu di sini! Aku mencari kamu daritadi.”

Seorang gadis datang ke bawah pohon tempat di mana Daffa selalu melarikan diri. Gadis itu membawa piring kecil di mana ada potongan kue di atasnya.

“Bersembunyi lagi?” Gadis itu bertanya. “Padahal aku berharap kamu datang ke pesta ulangtahunku tadi.” Dia duduk di bawah pohon. Berhadapan dengan Daffa.

Daffa memeluk kedua lutut. Dia menundukkan kepala. Selalu seperti itu jikalau berhadapan dengan gadis itu. Daffa merasa tidak pantas. Dirinya yang dekil dan kotor tidak layak untuk sekedar hadir di pesta ulangtahun.

“Ini kue ulangtahunku.” Gadis itu memberikan piring kecil kepada Daffa. “Aku sengaja menyisakan satu potongan besar buat kamu.”

Daffa sejenak ragu tapi kemudian memilih untuk mengambilnya. Gadis itu kembali tersenyum. Dia menunggu Daffa untuk memakannya. Namun lagi Daffa hanya menatap kue itu.

“Kenapa nggak dimakan?”

“Nanti,” jawab Daffa singkat dan menyembunyikan potongan kue di belakang punggung. Di dekat pohon.

Gadis itu kemudian menengadahkan kepala. Menatap sinar matahari yang menyelinap masuk dari sela dedaunan. Menarik nafas panjang, menghirup udara sejuk perkebunan teh, di mana hijau mendominasi sedangkan langit biru menaungi.

“Aku menunggu loh,” ucapnya.

“Menunggu apa?” Daffa bertanya.

“Hadiah.”

Daffa memeluk kedua lutut lebih erat. “Aku nggak punya sama sekali. Nggak punya uang untuk membelikan kamu hadiah.”

“Apa hadiah selalu dinilai dengan uang?” ucap gadis itu. Menggelengkan kepala dengan miris. “Nggak selalu seperti itu. Masih banyak di dunia ini yang nilainya lebih tinggi dibandingkan uang.”

Daffa mendengkus kecil. Meremehkan perkataan gadis itu dan dia pun tau bahwa Daffa menertawakannya.

“Benaran. Masih banyak kok yang nggak bisa dibeli dengan uang.” Gadis itu bersikukuh. “Contohnya, langit, udara, matahari bahkan surga! Kamu nggak bisa membelinya dengan uang.”

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang