22. Tiket ke Surga

6.7K 1.1K 78
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata”
© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Untuk ribuan malam yang kuhabiskan untuk bersujud pada-Mu”

***

Daffa termenung setelah kepergian Alya. Dia menghela napas berat dan menyandarkan kepalanya di jeruji besi, merasakan nyaman dingin terali itu menekan sisi kepala yang sakit. Pandangan Daffa menangkap benda yang tidak asing tergeletak di lantai. Walaupun lusuh dan tua seperti buku yang dia genggam namun benda itu begitu berati buat seseorang.

Daffa bangkit dari tempat duduknya dan mengambil benda itu. Tangannya bersentuhan dengan rangkaian kupu-kupu yang tak sengaja terjatuh dari sang pemilik. Alya Sahira pasti akan menangis hebat jika tahu kalau dia kehilangan kupu-kupu itu. Daffa menatapnya lama, pada rangkaian yang hanya terbuat dari akar tanaman.

“Daffa!”

Seseorang memanggil namanya. Daffa mendongak dan melihat Halim di pintu sel. Dia bernapas cepat. Habis berlari sedangkan wajahnya banjir keringat.

“Apa Alya ada ke sini?” Halim langsung bertanya.

Daffa menyimpan rangkaian kupu-kupu ke dalam saku celana. “Tadi ke sini tapi dia sudah balik beberapa waktu yang lalu.”

Halim cemas. Dia meraih ponsel. Mencoba menghubungi seseorang. “Lif! Alyanya tadi ke sel Daffa. Tapi sekarang dia nggak ada. Apa dia udah balik?”

“Ada apa Lim?” Daffa menyela dan menghampiri. Dia menarik tangan Halim. “Kenapa Alya?”

Halim mengerutkan kening. Matanya sekarang mengedari ke koridor penjara. “Belum balik juga? Apa ponselnya sama sekali nggak bisa dihubungi? Astagfirullah. Kemana Alya? Aku nggak bisa melacak dia melalui GPS!”

“Alya belum balik Lim?” desak Daffa. Dia berusaha mendapatkan perhatian dari Halim yang sibuk antara menelpon Alif dan juga mencari ke sekitar.

Halim menggelengkan kepala singkat. “Belum, daritadi kami mencoba mencari. Tapi kami belum! Lo mau ke mana Daffa?” Dia tiba-tiba bingung. Melihat Daffa yang melangkahkan kaki keluar dari sel penjara. “DAFFA RAFFAN!”

Namun teriakan Halim yang bergema di sepanjang koridor penjara tidak diacuhkan oleh Daffa. Lelaki itu berlari dengan cepat. Sedangkan rasa takut menghantui. Tiba-tiba saja suara menakutkan yang menjadi mimpi buruk Daffa beberapa hari ini terngiang kembali.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang