43. Kebenaran Nyata

5.9K 1.1K 46
                                    

"Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"
© Story of "Surga di Balik Jeruji" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aku hamba-Mu juga, kan? Ataukah aku sudah terbuang dari surga milik-Mu?"

***

Dunia serasa runtuh saat Daffa mendengar perkataan Farhan Maulana. Dia menarik napas dalam untuk melegakan paru-paru. Tapi kenapa malah semakin rumit? Kenapa menjadi begitu sesak dan sulit?

Farhan dan Daffa duduk saling berhadapan. Hanya mereka berdua di ruang kunjungan Lapas Arisuma. Walaupun di depan pintu, Halim dan Sani berdiri mengawasi, terus melempar pandangan khawatir tapi mereka memilih menjauh dan membiarkan Farhan berbicara kepada Daffa.

"Itulah yang terjadi Daffa Raffan. Aku kesini ingin memberitahu itu sama kamu," kata Farhan. "Bahwa Alya sekarang berada di rumah sakit dan kondisinya kritis."

"Nona Alya?" Tenggorokan Daffa serasa dicekik. "Alya? Anda bilang apa tadi?" dia menggeleng keras. "Tidak mungkin. Baru beberapa hari lalu saya..." Dia ingin sekali membantah.

"Bukan hanya Alya saja. Tapi juga putri Pak Fuad. Anisa Rosari. Mereka sekarang berada di rumah sakit," sambung Farhan menambahkan. Dia membungkukkan badannya ke depan dan menatap tajam Daffa. "Kamu tahu siapa yang melakukannya? Siapa yang menyebabkan mereka terluka?"

Mata Daffa memanas dan mengabur dengan cepat.

"Bahar Effendi," ucap Farhan. "Jangan bilang kamu tidak mengenalnya. Kamu tahu pasti. Dia adalah pengacara yang menjebloskan kamu ke dalam penjara." Emosi Farhan mulai meninggi, padahal sebelumnya dia tampak tenang saat memberitahu Daffa tentang kondisi Alya. "Orang yang datang ke lapas ini, mengunjungi Aceng dan menyuruhnya untuk mengancam kamu."

"Saya tidak..."

Daffa bingung. Semua kabar yang dibawa Farhan datang bertubi-tubi, menyerangnya. Tidak memberikan kesempatan kepada Daffa untuk memilah mana yang bisa dia terima dengan otaknya.

"Tidak mengerti?" Farhan mendengkus. Berkata sinis. "Masih tidak mengerti? Masih tidak mengerti kenapa Aceng menyerang kamu? Masih tidak mengerti kenapa Anisa diculik? Tidak mengerti kenapa Alya mati-matian menyelamatkan Anisa? Kamu bodoh atau sedang membantah!" hardiknya keras.

Daffa terdiam. Kedua tangannya gemetar hebat.

"Kamu masih berpikir dirimu bersalah? Kamu masih berpikir bahwa kamu memang seorang pembunuh?" Farhan menatapnya prihatin. "Aku ingin sekali menegok hati kerasmu. Ingin sekali tahu apa yang kamu lakukan ini hanya berpura-pura, menyembunyikan kebenaran atau memang kamu sungguh lupa!"

Tatapan Farhan begitu menusuk.

Daffa memejamkan mata. Dia mencengkeram kepalanya. "Saya tidak tahu! Yang saya tau saya adalah pembunuh. Hanya itu! Tapi kenapa mereka?"

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang