“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata.”
© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.“Hidup layaknya kepingan puzzle, semakin kamu ingin menyatukan, semakin terperangkap dalam misteri”
***
Nada sambung telpon terus terdengar di telinga Alif, memberitahukan bahwa orang yang sedang dia hubungi memang sengaja tidak mengangkat panggilannya. Puluhan kali, dia menelpon Alya Sahira namun perempuan itu tidak menjawab. Menyerah dengan usahanya untuk menelpon, sekarang Alif mengetikkan sesuatu di layar ponsel. Dia mengirim pesan, pilihan keduanya.
‘Al, lo di mana? Kabur gitu aja! Nggak bilang-bilang lagi. Dan kenapa telpon gue nggak diangkat? Pasti lo sengaja, kan? Cepat telpon balik atau balas pesan gue! Ada hal penting yang harus gue omongin.’
Alif mengirim pesan. Menunggu sebentar, matanya tidak beralih dari layar ponsel. Namun kekecewaan melanda lagi ketika pesan yang dia kirim tercentang tapi tidak dibuka atau dibaca sama sekali oleh Alya.
“Wuah, sekarang gue yakin lo ada di mana! Daffa Raffan, gue yakin pasti lo lagi nyusul dia ke rumah sakit,” terka Alif dan menggelengkan kepala tidak percaya.
Jari-jemari Alif menyentuh layar ponsel lagi. Menggigit bibir bawah seakan menandakan kekesalan yang teramat dalam pada saudari kembarnya itu. “Kalo lo nggak pulang sebelum magrib, gue bakal laporin lo sama Kak Farhan. Gue ada di kantornya sekarang. Jadi, BALAS PESAN GUE!”
Sengaja Alif mengetikkan huruf kapital sebagai desakan untuk Alya agar tidak mengabaikan pesannya. Selesai mengirim pesan, Alif mengantongi ponsel lalu turun dari motor matic. Dari tadi dia berada di parkiran; di kantor tempat kerja Farhan Maulana. Sebenarnya setengah jam yang lalu Alif sudah sampai tapi karena dia terlalu penasaran untuk menelpon Alya, dia tidak menyadari telah menghabiskan banyak waktu di parkiran, baru menyadari bahwa orang-orang menaruh perhatian pada Alif yang duduk di atas motor sambil menggerutu.
Tidak mau membuat orang curiga, Alif bergegas masuk ke dalam gedung dan melangkahkan kakinya menuju kantor Farhan. Gedung dua lantai itu terlihat sepi, mungkin mengingat sekarang jam istirahat sehingga para pegawai memilih meninggalkan tempat kerja sejenak untuk menyegarkan pikiran. Sekarang Alif meragu, apa dia bisa menemukan Farhan di kantor, mengingat ponsel Farhan juga tidak bisa dihubungi. Alif menaiki tangga, jendela-jendela terbuka lebar, mempersilakan angin siang masuk dan berhembus dengan nyaman. Seperti menenangkan perasaan Alif yang penuh dengan emosi saat ini.
“Eh, Alif ngapain?” Seseorang menyapa ketika Alif berhasil menanjaki tangga dan berada di lantai dua.
“Mas Tono.” Alif menghampiri Hartono; teman kerja Farhan. “Alif pengen ketemu sama Kak Farhan, dia ada dalam kantor?” Dia langsung bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga di Balik Jeruji | Langit
SpiritualDemi mendapatkan nilai memuaskan untuk tugas akhir, Alya Sahira mahasiswi dari fakultas perfilman memutuskan membuat film dokumenter tentang kehidupan narapidana di lembaga pemasyarakatan, meliput kehidupan para pendosa yang mencari pengampunan Tuha...