"Jadi?" Tanya Icha ketika ia sudah mendudukkan dirinya dikasur.
"Jadi? Jadi apa?" Balas Febi yang masih berdiri sambil mencengkeram tasnya.
Icha menghela napas panjang, "daritadi lo ngikutin gue terus. Sampe nungguin di toko bunga. Lo kenapa?"
"Anu ..." Febi meletakkan tasnya dan duduk dikasurnya sendiri menghadap Icha.
"Gue nggak suka, ya, kalo orang mau ngomong tapi anu-anu terus. Kalo mau ngomong ya ngomong aja, kalo enggak yaudah"
Oh, pantes selama ini kamu kalo lagi badmood pilih nggak ngomong apa-apa batin Febi.
"Kalo gitu tolong bantuin aku dong, Cha"
"Bantuin apa?"
"Ryubi"
Mendengar nama itu, seketika Icha menghentikan tangannya yang sekarang sedang membolak-balik isi lemari.
"Akhirnya lo ngaku kalo lo naksir sama dia?" Tebak Icha.
Refleks, Febi segera melemparkan bantalnya kearah Icha, "ngawur! Mana ada"
"Terus?"
"Tolong bantuin aku buat ngancam dia" pinta Febi.
Sekarang Icha meletakkan baju dan celana yang ia ambil dari dalam lemari dan kembali duduk menghadap Febi, "ngancam apa, sih, Bi?"
"Dia ... tau rahasiaku"
Icha memutar kedua bola matanya jengah, "rahasia yang mana sih? Rahasia lo banyak, Bi"
Tunggu. Banyak katanya?
"Banyak? Emang aku punya rahasia apa aja?"
"Ya mana gue tau! Namanya juga rahasia lo. Jangan ngalihin topik, buruan kasih tau rahasia yang mana?"
"Yang soal ... aku itu fujo—"
Icha melempar bantal yang tadi digunakan Febi untuk melemparinya tepat di wajah Febi.
"Kenapa sih?!" Umpat Febi.
"Ya itu salah lo lah. Pasti lo ngelakuin hal yang aneh-aneh deh sampe bisa ketahuan gitu"
"Enggak!" Bantah Febi.
"Terus? Lo maunya gue ancem gimana?"
Febi merengut sambil berpikir, "kamu suruh dia jaga rahasia itu aja. Kalo sampe bocor, liat aja nanti"
"Iya iya iya, nanti gue bilangin. Udah? Cuma itu? Nggak mau sekalian bilang kalo lo naksir sama dia? Gitu?"
"Enggak! Udah lah, aku mau mandi dulu" ucap Febi sambil mengambil baju ganti lalu pergi ke kamar mandi.
Padahal udah gue duluan yang ambil baju ganti!
Ponsel Icha berbunyi tanda ada pesan masuk di LINE.
Oh? Panjang umur dia. Baru aja diomongin.
Ryubi. Yang barusan itu Ryubi. Dan empat pesan sekaligus.
Ikemen Ryuubi
Heh
Apa kau bersama Febi?
Dia tidak kenapa-kenapa,
kan?Itu bukan berarti aku
peduli!
8.28 p.m.Itu lucu menurut Icha. Lagipula kenapa ia bisa-bisanya menjadi perantara dua orang itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
The 'Cause We Met
Teen Fiction[SLOW UPDATE] "Jadi kalian semua minggat juga?" -Icha. "Aku capek dirumah, semua nggak ada yang peduli sama aku. Jadi lebih baik aku pergi dari rumah" -Fia. "Iya, mereka juga nggak peduli sama yang aku inginkan. Mereka nggak pernah jadi remaja mung...