53-MAK COMBLANG

30 10 3
                                    

Lagi-lagi pagi yang cukup cerah untung hari Senin yang tidak disukai beberapa murid.

Namun pagi ini berbeda untuk sebuah rumah yang berisi tiga orang gadis yang saat ini sedang sarapan bersama.

"Kalian berdua tumben nggak ribut?" Ujar Fia yang terbiasa mendengar perdebatan antara Hani dan Icha setiap pagi.

Keduanya kompak menatap Fia dengan tatapan tajam yang membuat Fia menyesal telah bertanya.

"Kayak nggak ada kerjaan lain aja selain ribut," ujar Hani.

Fia hanya mengangguk saja, menghindari omelan Hani yang biasanya panjang.

"Yuk berangkat, daripada telat," ajak Icha sambil berjalan duluan keluar.

"Kalian ... nggak lagi berantem, kan?" Tanya Fia setelah Icha sudah diluar rumah.

Hani mengedikkan kedua bahunya, "kita kayaknya nggak ada alesan buat berantem, deh."

Padahal ada.

###

Istirahat hari ini, Ryubi segera menarik lengan Febi dan membawanya ke perpustakaan tanpa menghiraukan umpatan yang Febi lontarkan.

"Kau..? Mau apa?!"

"Sst-!" Ryubi meletakkan jari telunjuknya didepan bibir dan melihat ke sekitar, "aku ingin bicara."

Febi melipat tangannya dan sedikit mendongak menatap Ryubi, membuatnya sedikit terlihat sombong, "barusan kau sudah bicara."

"Bukan itu maksudku!" Ujar Ryubi berbisik. Ternyata membawanya ke perpustakaan memang pilihan yang salah, sepertinya mereka tidak bisa berbicara pelan tanpa berteriak.

"Lalu?"

Ryubi mengacak rambutnya pelan lalu mengambil dua buku acak dari rak. Salah satunya ia berikan pada Febi.

"Ayo duduk," ajak Ryubi yang mendahului duduk di salah satu bangku.

Febi ikut duduk disamping Ryubi dan mulai membuka buku yang diberikan Ryubi tadi.

"Tunggu-! Aku tidak suka novel fantasi-!" Ujar Febi sambil berdiri.

Ryubi berdecak pelan, "aku tidak menyuruhmu membacanya."

Oh, iya juga, ya.

Febi kembali duduk dan membaca sinopsis yang ada di sampul belakang buku, "lalu apa?"

"Semalam, Shunta cerita padakuーlebih tepatnya pada anggota M!LKー bahwa dia menyukai Fia-"

"Hah?!" Teriakan Febi sukses membuatnya mendapat berbagai tatapan memperingati dari sekitarnya, "maaf," gumamnya.

"Lalu, waktu festival kemarin, kau ingat kan? Waktu kita bertemu Tsuyoshi-kun?" Lanjut Ryubi tanpa menghiraukan Febi yang malu atas teriakannya sendiri.

Febi mengangguk pelan sambil mengingat ekspresi Tsuyoshi saat itu.

"Dan kau ingat, kan, kemana arah pandang Tsuyoshi-kun waktu itu?" Tambah Ryubi.

"Aku ingat. Jadi?" Tanya Febi ragu.

"Nah," Ryubi menjentikkan jarinya didepan wajah Febi, "tolong tanyakan pada Fia, dia menyukai siapa, biar aku bisa meyakinkan Shunta atau Tsuyoshi-kun."

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang